c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 April 2024

15:23 WIB

Ummu Ayya, Bisnis Tumbuh Bongsor Karena Rasa Gurih Alami Tanpa MSG 

Memiliki keunggulan gurih alami tanpa MSG membuat produk ayam dan bebek ungkep UMKM Ummy Ayya diburu pelanggan. Keunggulan ini membuat Ummu Ayya punya rumah produksi sendiri.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p>Ummu Ayya, Bisnis Tumbuh Bongsor Karena Rasa Gurih Alami Tanpa MSG&nbsp;</p>
<p>Ummu Ayya, Bisnis Tumbuh Bongsor Karena Rasa Gurih Alami Tanpa MSG&nbsp;</p>

Produk Ummu Ayya saat mengikuti pameran beberapa waktu lalu. BRI/Dok

PEKALONGAN - Jika ada yang bilang ide usaha bisa datang dari mana saja, tampaknya tidak berlebihan. Sebab, hal tersebut juga dialami oleh perempuan bernama Tatiek Indah Purwanti Handayani.

Bermula dari dirinya yang kerepotan menyiapkan makanan sehat tanpa Monosodium Glutamat (MSG) untuk keluarganya, karena kesibukan bekerja sebagai tenaga kesehatan, Tatiek lantas tercetus ide membuat usaha ayam dan bebek ungkep bernama "Ummu Ayya". 

Adapun, nama Ummu Ayya sendiri diambil dari nama sang anak dan punya arti "Ibunya Ayya". Usaha ini berlokasi di Tengengwetan, Siwalan, Kabupatean Pekalongan, Jawa Tengah.

“Makanan itu bisa disimpan lama, dan jika ingin menyajikannya tinggal digoreng, dibakar, dimasak semur, opor dan lainnya, tanpa butuh waktu lama. Rupanya, banyak teman-teman yang penasaran dengan ayam dan bebek ungkep buatan saya. Mereka coba pesan dan ternyata menyukainya. Dari situlah saya kemudian membuka usaha Ummu Ayya ini pada November 2016,” ungkap Tatiek, Sabtu (13/4).

Diakui Tatiek jika usahanya membutuhkan peralatan yang memadai. Sehingga, ia akhirnya memutuskan untuk mencari pinjaman modal usaha lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.

“Untuk membuat ayam dan bebek ungkep frozen yang berkualitas dan higienis, diperlukan alat khusus yang tidak murah. Saya dan suami yang mengawali usaha ini bersama, akhirnya memutuskan pinjam KUR BRI secara bertahap pada tahun 2017,” imbuhnya.

Modal tersebut digunakan untuk membeli alat vakum yang berkualitas, freezer, di samping juga untuk membeli bahan baku.

Dengan fasilitas tersebut, dari yang tadinya hanya menjual tiga ekor per pack saja, kini Ummu Ayya bisa menjual ratusan, bahkan ribuan ekor per pack tiap bulan.

Lebih lanjut, Tatiek menjelaskan, jika di awal-awal usahanya dilakukan di dapur rumah. Namun seiring dengan berkembangnya usaha Ummu Ayya, Tatiek kemudian mendirikan rumah produksi sendiri dan mempekerjakan beberapa orang pegawai.

Baca Juga: Orang Muda Dan Wirausaha, Perkara Mental Atau Modal?

Keunggulan Produk
Tanpa tambahan kimia 5P, yaitu pengawet, pewarna, pengenyal, pemanis, dan perasa kimia (MSG) buatan adalah beberapa keunggulan yang ditawarkan produk Ummu Ayya. Walau tanpa tambahan MSG, Tatiek menjamin cita rasa produk buatannya tetap lezat dan gurih.

Selain itu, setiap satu pack berisi satu ekor ayam dan bebek ungkep dalam kemasan frozen yang bisa bertahan hingga enam bulan penyimpanan.

Kualitas produk Ummu Ayya pun semakin terjamin. Lantaran, produk Ummu Ayya telah mengantongi izin edar MD BPOM dan sertifikat halal.

“Dalam sehari, Ummu Ayya bisa menjual sekitar 35 ekor per pack ayam dan bebek ungkep frozen. Namun, penjualannya bisa mencapai ribuan ekor per pack saat bulan Ramadan dan menjelang Lebaran seperti sekarang. Bahkan, ada beberapa pelanggan yang pesan juga sebagai hampers Lebaran," jelas Tatiek.

Sementara kalau dari sisi omzet, Ummu Ayya bisa menghasilkan Rp30 juta sampai Rp40 juta per bulan. Omzet tersebut bisa naik 4-5 kali lipat di bulan Ramadan.

Selain Bebek dan Ayam Ungkep sebagai produk utamanya, Ummu Ayya juga menjual Ayam Broiler Ungkep, Ayam Kota Ungkep, dan Ayam Crispy.

Ayam Ungkep per pack/ekornya dihargai mulai dari Rp40 ribu dan untuk Bebek Ungkep mulai dari Rp75 ribu. Semua dijual dalam kemasan frozen

Kini, Ummu Ayya sudah memilih 70 agen dan reseller yang tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Batang, Pemalang, Brebes, Tegal, Semarang. Kemudian, ada juga agen dan reseller di Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan lainnya. 

Tatiek berharap ke depan usahanya dapat dukungan pelatihan dan pendampingan usaha, serta bantuan pemasaran dengan skala yang lebih luas.

Dengan demikian, Ummu Ayya diharapkan dapat semakin berkembang dan produknya makin banyak dinikmati pelanggan di luar Jawa Tengah.

Baca Juga: Smesco Buka Peluang Ekspor Produk Kuliner UMKM Ke Inggris Raya

Permodalan dan Pendampingan
Sebelumnya, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, selain memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM, BRI juga terus memberikan pendampingan kepada nasabah dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM.

“Kisah Ibu Tatiek ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang BRI berikan dapat mendorong dan manaikkelaskan kapasitas usaha pelaku UMKM," tegasnya.

Sebelumnya, BRI optimistis dapat menyalurkan KUR senilai Rp165 triliun sebelum tahun 2024 berakhir. Supari menetapkan target penyaluran KUR di tahun ini bakal rampung pada bulan September 2024.

Untuk itu, Perseroan telah menyusun strategi yang utamanya terkait percepatan graduasi atau upaya menaikkelaskan nasabah eksisting, dan perluasan jangkauan penerima baru.

“Untuk tahun ini, kami akan salurkan KUR kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta. (Selain itu), kami juga sudah siapkan nasabah-nasabah lama kami kurang lebih 2 juta kita akan naikkelaskan,” kata Supari dalam keterangan resmi, Jumat (19/1).

Asal tahu saja, target ini lebih tinggi dibanding pencapaian 2023, di mana BRI telah menjangkau 3,4 juta nasabah dengan 2,2 juta di antaranya merupakan nasabah baru. Sementara, BRI telah menaikkelaskan nasabah KUR eksisting sebesar 1,7 juta.

Kendati demikian, alokasi KUR senilai Rp165 triliun pada tahun ini tercatat lebih rendah dibandingkan target tahun 2023 sebesar Rp194,4 triliun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar