10 Agustus 2024
09:17 WIB
Turun Lagi, Investasi Portofolio Asing Cuma Masuk Rp1,62 T Pekan Ini
BI mencatat investor asing terpantau masih membeli instrumen investasi lokal sebesar Rp1,62 triliun pada 5-8 Agustus 2024. Pembelian ini turun tajam ketimbang pekan lalu Rp10,27 triliun.
Penulis: Khairul Kahfi
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Antara Foto/Muhammad Adimaja
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat investor asing terpantau masih membeli instrumen investasi lokal sebesar Rp1,62 triliun pada 5-8 Agustus 2024. Pembelian aset portofolio ini turun tajam ketimbang pekan lalu yang sempat laku sebesar Rp10,27 triliun.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono merinci, di pekan ini, investor asing juga terpantau aktif membeli SBN dan minimal membeli saham domestik. Asing terpantau melepas koleksi SRBI-nya di pekan ini setelah beberapa waktu sebelumnya cenderung laris manis.
“Pada data transaksi 5-8 Agustus 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,62 triliun; terdiri dari beli neto Rp2,24 triliun di pasar SBN, Rp0,65 triliun di Saham dan jual neto Rp1,28 triliun di SRBI,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (2/8).
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 8 Agustus 2024 (year to date/ytd), asing tercatat masih dominan mengoleksi SRBI di pasar portofolio RI. Di mana nonresiden menorehkan jual neto Rp21,75 triliun di pasar SBN, sedangkan beli neto Rp174,51 triliun di SRBI dan Rp0,66 triliun di pasar saham.
Baca Juga: Melonjak, Asing Beli Instrumen Investasi Lokal Rp10,27 T Pekan ini
Per semester II/2024, hingga 8 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto di SRBI sebesar Rp44,16 triliun, di pasar SBN sebesar Rp12,20 triliun, dan di saham sebesar Rp0,32 triliun.
“(Sementara itu), premi credit default swap atau CDS Indonesia lima tahun per 8 Agustus 2024 sebesar 76,32 basis poin (bps), turun dibandingkan 2 Agustus 2024 yang sebesar 79,25 bps,” sebut Erwin.
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak turun dan staganan ke level 6,78% pada Jumat pagi (9/8), melanjutkan penurunan sehari sebelumnya di level yang sama. Adapun range imbal hasil tersebut bergerak lebih rendah ketimbang pekan lalu yang bergerak lebih tinggi di kisaran 6,79-6,87% jelang libur akhir pekan lalu.
Per akhir Kamis (8/8), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau menguat ke level 103,22 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Baca Juga: Karakteristik, Peserta, dan Mekanisme Transaksi SRBI
Hasilnya, Erwin menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah sebesar Rp35 jelang libur akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.890 per dolar AS pada akhir Kamis (8/8) dan dibuka level (bid) Rp15.925 per dolar AS pada Jumat pagi (9/8).
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami kenaikan per kamis (8/8). “Yield US Treasury Note 10 tahun naik ke level 3,988%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal RI yang tengah berlangsung saat kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ungkapnya.