03 Agustus 2024
10:25 WIB
Melonjak, Asing Beli Instrumen Investasi Lokal Rp10,27 T Pekan ini
Di pekan ini, instrumen investasi lokal baik SBN, SRBI dan saham kompak menghijau dibeli pemodal asing. Kondisi ini cenderung lebih baik dari pekan-pekan sebelumnya.
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing Dollarasia Money Changer, Jakarta, Kamis (25/4/2024). Antara Foto/Reno Esnir
JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, investor asing terpantau aktif membeli instrumen investasi lokal sebesar Rp10,27 triliun pada 29 Juli-1 Agustus 2024. Raihan pembelian aset portofolio ini naik tajam ketimbang pekan lalu yang hanya sekitar Rp1,93 triliun.
Di pekan ini, instrumen investasi RI baik SBN, SRBI dan saham kompak menghijau dibeli pemodal asing. Kondisi ini cenderung lebih baik dari pekan-pekan sebelumnya yang hanya dominan pada pembelian SBN atau SRBI.
“Pada 29 Juli-1 Agustus 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat net beli Rp10,27 triliun; terdiri dari beli neto Rp5,77 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,19 triliun di SRBI dan beli neto Rp2,31 triliun di saham,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (2/8).
Baca Juga: Pekan Ini Asing Beli Instrumen Portofolio RI Rp5,59 T
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 1 Agustus 2024 (year-to-date/ytd), asing tercatat masih dominan mengoleksi SRBI di pasar portofolio RI. Di mana nonresiden menorehkan jual neto Rp28,04 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,20 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp173,32 triliun di SRBI.
Spesifik per semester II/2024, hingga 1 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto di SRBI sebesar Rp42,97 triliun, beli neto di pasar SBN sebesar Rp5,92 triliun, serta jual neto di saham sebesar Rp2,54 triliun.
“(Sementara itu), premi credit default swap atau CDS Indonesia lima tahun per 1 Agustus 2024 sebesar 75,81 basis poin (bps), naik dibandingkan 26 Juli 2024 yang sebesar 72,95 bps,” sebutnya.
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak turun ke level 6,79% pada Jumat pagi (2/8), melanjutkan penurunan sehari sebelumnya di level 6,87%. Adapun range imbal hasil tersebut bergerak lebih tinggi ketimbang pekan lalu yang bergerak di 6,97-6,98% jelang libur akhir pekan lalu.
Per akhir Kamis (25/7), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau menguat ke level 104,42 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Hasilnya, Erwin menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah tipis sebesar Rp5 jelang libur akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp16.230 per dolar AS pada akhir Kamis (1/8) dan dibuka level (bid) Rp16.235 per dolar AS pada Jumat pagi (2/8).
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami penurunan per kamis (1/8). “Yield US Treasury Note 10 tahun turun ke level 3,976%,” paparnya.
Baca Juga: Naik Tipis, Asing Cuma Beli Instrumen Portofolio Rp1,93 T Pekan ini
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal RI yang tengah berlangsung saat kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ungkapnya.