19 September 2025
13:08 WIB
Turun 7,72%, Laba Bersih Bank Mandiri Jadi Rp24,5 T Di Semester I/2025
Di tengah penurunan laba, Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil membukukan total aset senilai Rp2.514,68 triliun, naik 11,4% (yoy) pada kuartal II/2025.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Paparan kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada semester I/2025. Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi senilai Rp24,5 triliun atau turun 7,7% pada semester I/2025 dibandingkan tahun lalu. Sumber: Bank Mandiri
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan laba bersih konsolidasi senilai Rp24,5 triliun sepanjang semester I/2025. Angka tersebut turun sebesar 7,72% secara tahunan (year on year/yoy) jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba BMRI mencapai Rp26,55 triliun.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan, di tengah penurunan laba, Bank Mandiri secara konsolidasi membukukan total aset senilai Rp2.514,68 triliun, naik 11,4% (yoy) pada kuartal II/2025.
Pencapaian tersebut ditopang oleh penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri yang mencapai Rp1.701 triliun, meningkat 11% (yoy). Pertumbuhan ini, lanjutnya, melampaui rata-rata industri perbankan sebesar 7,03% yoy pada periode Juni 2025 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Terima Dana Rp55 T, Ini Sektor Yang Dipilih Bank Mandiri Dan BRI
Pertumbuhan kredit sesuai target Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan produktif di berbagai sektor strategis. Penyaluran kredit Bank Mandiri menjangkau beberapa sektor prospektif, antara lain sektor konstruksi, infrastruktur, perdagangan, energi, makanan dan minuman, serta industri padat karya.
“Akselerasi kredit difokuskan untuk memperkuat kinerja ekonomi nasional sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Oleh sebab itu, kami akan terus menjaga pertumbuhan kredit Bank Mandiri di atas rata-rata industri,” ujar Novita di Jakarta, Jumat (19/9).
Ia menambahkan, pertumbuhan pun merata di seluruh wilayah Indonesia, sejalan dengan upaya Bank Mandiri menghadirkan akses pembiayaan yang relevan sesuai potensi ekonomi daerah.
“Sinergi dengan pelaku usaha di berbagai sektor berhasil membawa pertumbuhan kredit berjalan lebih inklusif. Ekosistem sektor produktif yang berorientasikan ekspor memperkuat pembiayaan pada segmen bisnis industri dan menjadi landasan bagi UMKM serta ritel untuk terus berkembang,” jelas Novita.
Lewat optimalisasi sinergi tersebut, segmen UMKM turut mencatatkan peningkatan signifikan dengan pertumbuhan kredit mikro produktif sebesar 12,6% secara tahunan pada akhir kuartal II/2025.
“Kami menjaga agar pertumbuhan aset tetap berkualitas, dengan fokus pada pembiayaan sektor-sektor yang memiliki potensi besar dalam mendukung produktivitas nasional dan penyerapan tenaga kerja,” tambah Novita.
Ia menambahkan, kinerja keuangan Bank Mandiri tetap diiringi dengan prinsip kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) Gross Bank Mandiri terjaga di level 1,08% secara bank only, lebih baik dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,22% bila merujuk data OJK di periode Juni 2025.
Selain itu, rasio pencadangan atau NPL Coverage Ratio Bank Mandiri mencapai 273%, mencerminkan ketahanan finansial yang solid dalam mengantisipasi risiko.
“Komitmen kami adalah memastikan pertumbuhan kredit yang sehat dengan manajemen risiko yang disiplin. Dengan cara ini, profitabilitas dapat terjaga secara konsisten,” tegas dia.
Baca Juga: Bank Mandiri Terbitkan Global Bond US$800 Juta
Pertumbuhan Dana
Bank Mandiri juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang solid. Hingga akhir Juni 2025, total DPK konsolidasi mencapai Rp1.828 triliun, meningkat 10,7% (yoy) dan berhasil tumbuh di atas rata-rata industri.
Pertumbuhan DPK tersebut didorong oleh peningkatan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang mencapai 78,4%, memperkuat likuiditas dan efisiensi biaya dana.
“Kami secara konsisten akan terus melanjutkan strategi pertumbuhan yang berbasis ekosistem dan digitalisasi. Fokus utama kami adalah meningkatkan CASA berbasis transaksional baik di segmen wholesale maupun retail untuk menjaga biaya dana tetap efisien. Strategi ini kami lakukan agar Bank Mandiri tetap menjadi main transactional bank bagi nasabah,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, optimalisasi CASA menjadi strategi penting agar Bank Mandiri dapat menyediakan pendanaan yang efisien. Hal ini juga memperkuat struktur likuiditas dalam mendukung ekspansi kredit secara berkelanjutan.