c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

17 September 2025

08:38 WIB

Terima Dana Rp55 T, Ini Sektor Yang Dipilih Bank Mandiri Dan BRI

Tambahan likuiditas tersebut memberi ruang lebih besar bagi Bank Mandiri untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas yang mendukung agenda pembangunan nasional.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Terima Dana Rp55 T, Ini Sektor Yang Dipilih Bank Mandiri Dan BRI</p>
<p id="isPasted">Terima Dana Rp55 T, Ini Sektor Yang Dipilih Bank Mandiri Dan BRI</p>

Seorang teller melayani nasabah saat melakukan transaksi di Menara Mandiri, Jakarta (20/08). Validnews/Hasta Adhistra

JAKARTA – Bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menyambut baik penyuntikan dana sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI). Salah satunya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini menyampaikan pihaknya menyambut baik sekaligus mendukung penuh langkah pemerintah dalam memperkuat perekonomian nasional melalui penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp55 triliun, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 276 Tahun 2025.

Adapun, penempatan dana ini menjadi bagian dari strategi pemerintah bersama bank-bank Himbara untuk menjaga likuiditas perbankan tetap kuat, memperperat sinergi strategis dalam akselerasi pembiayaan sektor riil, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. 

Novita menuturkan, tambahan likuiditas tersebut memberi ruang lebih besar bagi perseroan untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas yang mendukung agenda pembangunan nasional. 

“Dengan tambahan Rp55 triliun, kapasitas pembiayaan kami semakin kuat untuk menopang sektor-sektor produktif yang meningkatkan daya saing ekspor dan memperluas lapangan kerja, sekaligus memperkuat ekonomi kerakyatan,” ujar Novita dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (16/9).

Bank Mandiri berupaya menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor strategis seperti perkebunan dan ketahanan pangan, hilirisasi SDA dan energi terbarukan, infrastruktur, layanan kesehatan, manufaktur, kawasan industri, serta UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. 

Selain itu, lanjutnya, Bank Mandiri secara bank only mencatat pencairan kredit untuk nasabah baru rata-rata Rp24,63 triliun dari total Rp45 triliun per bulan. Hal ini menunjukkan tingginya minat pembiayaan dan potensi pertumbuhan sektor riil di tengah dukungan kebijakan Pemerintah. 

Hingga kini, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp960,2 triliun ke sektor riil berorientasi ekspor dan padat karya, atau 71,88% dari total portofolio. 

"Capaian ini menegaskan peran Bank Mandiri sebagai agen pembangunan dan mitra pemerintah dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," jelas dia.

Novita menegaskan, seluruh pembiayaan tetap dijalankan dengan prinsip kehati-hatian dan pelaporan transparan sesuai regulasi. 

“Dengan dukungan Rp55 triliun ini, kami optimistis dapat memperkuat fungsi intermediasi, memperbesar kapasitas pembiayaan, serta meningkatkan kontribusi terhadap proyek-proyek strategis nasional,” tuturnya.

Respons BRI
Senada, Corporate Secretary BRI Dhanny mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima dana pemerintah senilai Rp55 triliun.

Atas dana yang telah digelontorkan, BRI menyambut positif sebab diharapkan dapat memperkuat likuiditas bank dalam penyalurkan kredit, khususnya pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"BRI telah menerima penempatan dana pemerintah sebesar Rp55 triliun dan menyambut positif atas penempatan dana pemerintah tersebut yang akan memperkuat likuiditas bank dalam penyaluran kredit, khususnya pada segmen UMKM," kata Dhanny kepada Validnews, Senin (15/9).

Selain itu, lanjut dia, penempatan dana ini juga diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dhanny menjamin bahwa perseroan akan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik dalam mengelola dana tersebut.

"BRI akan terus mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential banking) serta tata kelola yang baik (good corporate governance) dalam mengelola penempatan dari pemerintah tersebut," jelas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar