14 Mei 2024
20:00 WIB
Tunggu Rilis Data Ekonomi, Bitcoin Mendekati Level US$63.000
Rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI), Indeks Harga Produsen (PPI) sekaligus pidato Jerome Powell minggu ini dapat mendukung atau menghancurkan tren pergerakan Bitcoin (BTC).
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Investor kripto, Nanda Rizal memantau grafik perkembangan nilai aset kripto, Bitcoin di Malang, Jawa Timur, Sabtu (12/3/2022). Antara Foto/Ari Bowo Sucipto
JAKARTA - Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan sembari menunggu rilis data ekonomi minggu ini, Bitcoin (BTC) kembali berupaya membangun tren naik. Menurut Panji, rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI), Indeks Harga Produsen (PPI) sekaligus pidato Jerome Powell minggu ini dapat mendukung atau menghancurkan tren pergerakan Bitcoin.
Setelah menghadapi tekanan jual selama akhir pekan lalu, Bitcoin bangkit mendekat ke US$63.000 hari ini. Pada Selasa (14/5) pukul 08:00 WIB BTC bertengger di US$62.795, melonjak 2,86% selama 24 jam terakhir dengan kapitalisasi pasar US$1,240 triliun.
Adapun total kapitalisasi pasar aset kripto juga mengalami pergerakan serupa dengan menguat sebesar 1,22% menjadi US$2,278 triliun.
“Secara teknikal pada Selasa (14/5) BTC potensi menguji resistance US$64.000 dan MA-50 di sekitar US$65.250 jika mampu bertahan di atas MA-20 dan MA-100. Sementara apabila turun di bawah MA-20 dan MA-100 maka potensi akan membawa BTC kembali ke support US$60.000,” terang Panji dikutip dari pernyataan resmi, Selasa (14/5).
Baca Juga: Reku Sebut Antusiasme Masyarakat Inves di Kripto Melonjak
Di sisi lain, kenaikan Bitcoin dalam 24 jam terakhir telah berdampak positif ke altcoin khususnya memecoin yang mendominasi top gainers seperti PEPE +16,65%, FLOKI +12,82%, serta DOGE, BOME, dan BONK juga kompak mengalami kenaikan di atas 7% dalam periode 24 jam terakhir.
Panji menerangkan, Minggu lalu BTC sempat mengalami kenaikan mendekati harga US$63.500 pada perdagangan Kamis (9/5), didorong oleh data klaim awal tunjangan pengangguran di AS (initial jobless claims) sebesar 231.000 lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 212.000 dan tertinggi sejak akhir Agustus 2023.
Namun tidak berangsur lama, harga Bitcoin kembali turun ke kisaran US$60.200 sehari setelahnya.
“Hal ini menyusul laporan Universitas Michigan pada hari Jumat (10/5) yang menunjukkan sentimen konsumen Amerika Serikat (AS) merosot ke level terendah dalam enam bulan pada bulan Mei karena kekhawatiran terhadap biaya rumah tangga,” opini Panji.
Sementara dari perdagangan ETF Bitcoin spot pekan lalu ditutup dengan net inflow sebesar US$116,8 juta dengan perdagangan dibuka positif dengan inflow sebesar US$217 juta pada Senin (6/5) dan Jumat (10/5) ditutup dengan outflow sebesar US$84,70 juta.
Minggu ini
Seiring pasar kripto bersiap menghadapi minggu penting, perhatian beralih kepada indikator ekonomi di tengah ketidakpastian pasar.
Menurut Survei Federal Reserve Bank of New York, yang dirilis pada hari Senin (14/5) menemukan orang Amerika memperkirakan inflasi sebesar 3,3% setahun dari sekarang. Angka ini naik dari 3% di bulan Maret. Sementara mereka memperkirakan inflasi tiga tahun dari sekarang sebesar 2,8%.
“Minggu ini, pasar akan mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai angka inflasi AS. Pada hari Selasa (14/5), Amerika Serikat akan merilis data Indeks Harga Produsen (PPI) sementara sehari kemudian pada hari Rabu (15/5), mereka akan merilis Indeks Harga Konsumen (CPI),” ucap Panji.
CPI AS untuk periode April diperkirakan menjadi 0,4% MoM, sama dengan periode sebelumnya dan 3,4% YoY, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 3,5% YoY.
Di sisi lain , PPI untuk April diprediksi naik menjadi 0,3% MoM, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 0,2% MoM. Adapun secara tahunan PPI diperkirakan naik menjadi 2,2% YoY, lebih tinggi dari periode sebelumnya 2,1% YoY.
Baca Juga: Awal Mei Bitcoin Dibuka Cerah, Kini Rebound Di Atas US$64.000
Panji menuturkan, serangkaian data ekonomi, terutama data CPI dan PPI AS, bersama dengan komentar pejabat Fed, berpotensi akan menjadi katalis penggerak utama untuk pasar kripto pekan ini.
“Jika data yang rilis sesuai atau lebih rendah dari perkiraan akan memicu optimisme yang potensi mendorong Bitcoin naik di atas US$65.000, sementara jika data muncul di atas ekspektasi pasar berpotensi kembali akan membawa Bitcoin turun di bawah US$60.000 ke kisaran US$56.000 -US$57.000,” ujar Panji.
Panji melanjutkan, trader juga sangat responsif dan sensitif terhadap pidato Jerome Powell, khususnya ketika pernyataan terkait keputusan kebijakan yang ingin diambil oleh The Fed.
Secara keseluruhan menurutnya investor tidak memperkirakan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed berikutnya di bulan Juni. Fokus sekarang tertuju pada bulan September untuk penurunan suku bunga pertama pada tahun 2024.
“Menurut alat FedWatch CME memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 24,6% pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan Juli dan peluang 48,6% pada pertemuan bulan September. Pedagang yang berminat mengantisipasi kemungkinan 96,5% suku bunga tidak berubah pada pertemuan bulan Juni,” imbuhnya.