10 Mei 2024
15:03 WIB
Reku Sebut Antusiasme Masyarakat Inves di Kripto Melonjak
Reku menilai antusiasme masyarakt untuk berinvestasi di kripto melonjak. Tecermin, dari jumlah investor kripto yang mencapai hampir 20 juta orang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Ilustrasi koin Kripto Shiba Inu. Shutterstock/salarko
JAKARTA - Baru-baru ini, Bappebti melaporkan jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 19,75 juta orang per Maret 2024. Kenaikan angka ini juga diikuti dengan lonjakan volume transaksi kripto di Indonesia yang mencapai Rp103,58 triliun, naik 207,5% dibandingkan Februari 2024 secara month to month (m to m).
Merespon kondisi tersebut, Chief Compliance Officer (CCO) Reku, sekaligus Ketua Umum Aspakrindo-ABI, Robby mengatakan pencapaian tersebut menandakan besarnya minat dan antusiasme masyarakat terhadap aset kripto.
Terlebih, menurutnya aset kripto semakin menjadi pilihan investasi masyarakat Indonesia lantaran halving tahun ini terbilang unik sebab Bitcoin berhasil mencapai harga tertinggi (All-Time-High) di level Rp1 miliar bahkan sebelum momen tersebut terjadi.
“Performa tersebut menggambarkan kecocokan Bitcoin sebagai penyimpan aset (safe haven) dan menjadikan Bitcoin semakin menarik untuk masyarakat,” jelas Robby dalam pernyataan resmi, Jumat (10/5).
Baca Juga: Awal Mei Bitcoin Dibuka Cerah, Kini Rebound Di Atas US$64.000
Robby melanjutkan, pihaknya optimis terhadap pertumbuhan ketertarikan masyarakat terhadap aset kripto ke depannya. Dari sisi regulasi, ia menilai aset kripto merupakan industri yang telah diatur secara komprehensif, mulai dari panduan untuk mengatur perdagangan aset kripto, tindak pidana pencucian uang (TPPU), hingga Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri atas Lembaga bursa, lembaga kliring, dan lembaga penyimpanan dana/depositori.
“Dukungan penuh dari pemerintah ini menunjukkan keseriusan dalam melindungi investor aset kripto di Indonesia,” lanjut Robby.
Selain itu, ia juga menuturkan pada dasarnya aset kripto merupakan instrumen investasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor jangka pendek, menengah, hingga panjang. Sehingga bukan hanya trader saja yang bisa memiliki aset kripto.
Selain itu, walaupun dikenal sebagai kelas aset yang volatil, menurutnya setiap aset kripto memiliki karakteristik tersendiri yang bisa dioptimalkan masing-masing tipe investor.
Misalnya, investor jangka menengah hingga panjang yang cenderung menghindari fluktuasi tajam, dapat mempertimbangkan stablecoin, serta aset kripto bluechip seperti Bitcoin. Sementara investor yang ingin memanfaatkan momentum dan potensi kenaikan nilai yang lebih signifikan, dapat memilih altcoin yang potensial sesuai dengan sektor yang diminati.
“Tentunya setiap keputusan investasi perlu dipertimbangkan dengan bijak dan cermat,” tegas Robby.
Baca Juga: Bappebti: Transaksi Kripto Naik, Januari-Maret 2024 Capai Rp158,84 Triliun
Bertepatan dengan Bulan Literasi Kripto (BLK), Robby berharap pemahaman dan adopsi masyarakat terhadap pasar kripto bisa digenjot. Dia mengungkapkan, selama BLK di bulan Mei ini, seluruh stakeholders di ekosistem kripto bersama-sama menggencarkan literasi.
“Ini tentu bisa mendorong pertumbuhan ekosistem kripto ke arah yang lebih positif serta menjangkau lebih banyak masyarakat untuk melek dan berinvestasi kripto,” sebut dia.
Selain itu, Robby memaparkan walaupun pasar kripto saat ini tengah dalam kondisi landai atau sideways, namun optimisme pasar kripto untuk menghijau masih terbuka.