15 Mei 2025
19:41 WIB
Tunda Rilis Data Ekspor-Impor, Analis: Ditunggu Pasar, Tapi Tak Berpengaruh Signifikan
Pada dasarnya saat ini pasar tengah dalam kondisi euforia. Sehingga, penundaan rilis data ekspor-impor tidak terlalu banyak direspon pasar.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Head of Investment Mirae Asset Sekuritas Martha Christina di Jakarta, Kamis (15/5). ValidNewsID/Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Beberapa jam sebelum waktu rilis laporan, secara tiba-tiba Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan adanya perubahan penyampaian rilis data perkembangan ekspor dan impor (eksim) mulai Mei 2025.
Jika sebelumnya pengumuman perkembangan eksim dilaksanakan setiap tanggal 15, mulai saat ini pengumuman akan dilakukan pada awal bulan.
Menanggapi hal tersebut, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan laporan ekspor-impor termasuk salah satu data yang ditunggu oleh pasar.
Kendati demikian, Head of Investment Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menegaskan, meski data ekspor-impor ditunggu-tunggu, namun laporan ekspor-impor teranyar diyakini tidak akan terlalu berpengaruh signifikan.
Baca Juga: Mirae Asset Ramal IHSG Di Kisaran 6.800-7.100 Pada Kuartal II/2025
"Jadi, menurut saya sih ya mungkin akan ditunggu, tapi enggak akan terlalu pengaruh signifikan," kata Martha kepada media di Jakarta, Kamis (15/5).
Jika menilik ke belakang, Martha menyebut, angka ekspor pada Maret 2025 meskipun besar nilainya dan menguat, namun sudah mencerminkan penurunan.
"Kalau menurut saya dengan angka yang terakhir ada juga sebenarnya kurang lebih kan udah tercermin ya, bahwa ekspor itu kan memang sudah mulai menurun, apalagi dengan kondisi ini (perang dagang)," ungkapnya.
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor RI pada Maret 2025 mencapai US$18,92 miliar. Nilai impor naik tipis sebesar 0,38% secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan Februari 2025 yang senilai US$18,85 miliar.
Capaian impor juga naik sebesar 5,34% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Maret 2024 yang senilai US$17,96 miliar.
Sedangkan untuk ekspor pada periode yang sama mencapai US$23,25 miliar, naik sebesar 5,95% secara bulanan (mtm) dibandingkan Februari 2025 yang senilai US$21,94 miliar. Capaian ekspor juga naik 3,16% secara (yoy) dibandingkan Maret 2024 yang senilai US$22,54 miliar.
Baca Juga: IHSG Pagi Ini Tembus Level 7.000, Diperkirakan Menguat
Martha menambahkan, saat ini pada dasarnya pasar tengah dalam kondisi euforia. Sehingga, menurutnya, berita negatif tidak terlalu banyak direspon pasar.
Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) belakangan bertahan dalam tren menguat.
Bahkan, IHSG pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (15/5), ditutup menguat 60,28 poin atau 0,86% menjadi 7.040,16.
Sepanjang hari, IHSG sendiri sempat berada di level tertinggi di 7.076,73 dan IHSG juga sempat berada di level terendah 7.002,37.
"Sejujurnya kalau sekarang memang marketnya lagi euforia ya, jadi berita negatif pun juga kemarin enggak terlalu banyak di respon ya, cuman paling satu hari aja turun, tapi sisanya memang overall karena globalnya ini lagi cukup positif tone-nya, jadi lebih mendominasi buat market globalnya sih," tutupnya.