05 Februari 2025
14:55 WIB
Tumbuh 1,31%, Bank Mandiri Catat Laba Rp55,8 Triliun Di 2024
Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun sepanjang 2024. Capaian ini mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 1,31% (yoy).
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
Direksi Bank Mandiri melaporkan perseroan berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun sepanjang 2024, Jakarta, Rabu (5/2). Dok Bank Mandiri
JAKARTA - Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun sepanjang tahun 2024. Capaian laba bersih ini mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 1,31% (year-on-year/yoy).
"Pada tahun 2024, Bank Mandiri membukukan kinerja yang terjaga dengan baik dengan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun atau tumbuh positif 1,31% secara year-on-year," kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo dalam pemaparan kinerja keuangan tahun 2024, Jakarta, Rabu (5/2).
Sigit mengatakan, pihaknya melihat pencapaian ini menjadi bukti kinerja yang terjaga dengan baik meski kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.
Sigit juga mengungkapkan, total kredit perseroan tercatat sebesar Rp1,671 triliun, tumbuh sebesar 19,5% (yoy). Disebutkan jika pertumbuhan kredit didorong oleh segmen wholesale atau korporasi yang tercatat mencapai Rp913 triliun dengan kenaikan yang signifikan sebesar 25,5% (yoy).
Selain itu, segmen retail dan anak perusahaan turut memberikan kontribusi positif dengan total kredit mencapai Rp757 triliun, tumbuh 13% (yoy).
Baca Juga: Bank Mandiri Pastikan PP Hapus Piutang UMKM Tak Ganggu Kinerja Keuangan
Bank Mandiri juga berhasil menurunkan rasio Non-Performing Loan (NPL) secara konsolidasi ke level 0,97%. Sigit menambahkan bahwa rasio ini mencerminkan kualitas kredit yang terus membaik, serta komitmen Bank Mandiri untuk menjaga praktik kehati-hatian dalam setiap aspek bisnisnya.
Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) Bank Mandiri tercatat mencapai 24,2%, menunjukkan hasil yang baik dan kemampuan bank untuk menghasilkan laba yang optimal dari modal yang dimiliki. Sementara itu, rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat tetap solid di angka 20%.
"Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa bank mandiri memiliki basis permodalan yang sangat kuat untuk dapat mendukung pertumbuhan bisnis ke depan," ujarnya.
Selanjutnya Sigit memaparkan, Bank Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1,699 triliun, yang tumbuh 7,73% (yoy).
Pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan signifikan pada dana murah atau CASA, yang mencapai 80,3%, naik 9,1 basis poin dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan DPK perseroan yang kuat di tengah ketatnya likuiditas di industri semakin memberikan optimisme kepada kami karena didorong oleh dana murah atau CASA," ucapnya.
Baca Juga: Bank Mandiri Rilis Fitur Quick Commerce Alfamart di Livin’
Sigit mengungkapkan, perseroan juga terus memperkuat kualitas bisnis melalui penerapan praktik-praktik perbankan yang berfokus pada kehati-hatian, yang tecermin dari penurunan rasio NPL menjadi 0,97% di tahun 2024.
Dia menjelaskan, kualitas aset perseroan terus terjaga dengan baik, termasuk dengan rasio pinjaman berisiko (Loan at Risk/LAR) yang turun 51 basis poin menjadi 6,81%. Capaian ini menunjukkan manajemen risiko yang efektif, serta pengelolaan portofolio kredit yang seimbang dan aman.
Rasio NPL Bank Mandiri juga terjaga di angka 0,97%, dengan tingkat pencadangan yang kuat mencapai 304%. Selain itu, rasio Cost Of Credit (COC) yang menurun 7 basis poin menjadi 0,62% di 2024 mencerminkan efisiensi dalam pengelolaan biaya kredit.
Lebih lanjut, Bank Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan dalam segmen kredit. Semua segmen kredit mengalami pertumbuhan positif, dengan segmen korporasi dan komersial masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 26,47% dan 23% (yoy).
"Sementara segmen Small and Medium Business (SMB) juga mencatatkan pertumbuhan yang stabil dengan angka 13,2% (yoy)," urainya.