c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

16 September 2025

11:47 WIB

Tekanan The Fed Bikin Dolar AS Lemah, Rupiah Menguat ke Rp16.380

Ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Fed menekan dolar AS. Kondisi ini turut memperkuat nilai tukar rupiah saat ini ke level Rp16.380 pagi ini.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Tekanan The Fed Bikin Dolar AS Lemah, Rupiah Menguat ke Rp16.380</p>
<p>Tekanan The Fed Bikin Dolar AS Lemah, Rupiah Menguat ke Rp16.380</p>
Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta, Senin (15/9/2025). Antara Foto/Dhemas Reviyanto/sgd

JAKARTA - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Fed menekan dolar AS. Kondisi ini turut memperkuat nilai tukar (kurs) rupiah saat ini.

“Nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak dalam range Rp16.350 hingga Rp16.450 per dolar AS,” ujar Lukman melansir Antara, Jakarta, Selasa (16/9).

Baca Juga: Analis: Rupiah Konsolidasi di Rp16.388-16.412 Jelang Keputusan The Fed

Berdasarkan pantauan pagi ini, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa (16/9) di Jakarta, menguat sebesar 0,21% atau Rp35, dari sebelumnya Rp16.415 menjadi Rp16.380 per dolar AS. Sementara, per 15 September 2025, kurs rupiah sesuai Jisdor Bank Indonesia (BI) berada di level Rp16.405 per dolar AS.

Di sisi lain, dolar AS yang dipantau pada pukul 10.18 WIB (16/9) terpantau melemah 0,31% atau melemah sekitar Rp50 terhadap mata uang rupiah. Sementara ini, rupiah ditransaksikan Rp16.365 per dolar AS, dengan proyeksi pergerakan harian sekitar Rp16.360-16.386 per dolar AS.

Melansir Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (15/9), Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK terpantau ditutup melemah ke level 97,25 poin atau naik 0,05 persen poin dibandingkan penutupan sebelumnya yang berkisar 97,30 poin.

Adapun pergerakan DXY kemarin (15/9) berkisar antara 97,22-97,38 atau melemah dibanding kondisi beberapa waktu belakangan terhadap rentang level DXY 52 pekan terakhir di kisaran 96,37-110,17 poin.

Lukman memproyeksikan, nilai tukar rupiah akan bergerak menguat seiring dengan indeks dolar AS yang tertekan, imbas meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 basis poin (bps).

Baca Juga: Rupiah Menguat, Imbas Data Inflasi AS di Bawah Ekspektasi

Data-data ekonomi AS mendukung untuk pemangkasan Fed Funds Rate (FFR) sebesar 50 bps, namun sebagian besar konsensus masih memproyeksikan pemangkasan hanya sebesar 25 bps.

The Fed mengadakan pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa (16/9) dan Rabu (17/9) pekan ini, untuk memutuskan kebijakan FFR.

Dari dalam negeri, Lukman berharap Bank Indonesia (BI) dapat mempertahankan BI-Rate di level 5%, sebagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Adapun BI menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa dan Rabu (17/9), dan keputusan terkait BI-Rate akan diumumkan pada besok.

“BI sendiri diharapkan akan mempertahankan suku bunga saat ini untuk menjaga stabilitas rupiah,” ujar Lukman.

Di sisi lain, Pemerintah RI telah meluncurkan paket stimulus ekonomi 8+4+5, yang terdiri atas 8 program akselerasi tahun 2025, 4 program pemerintah yang dilanjutkan pada 2026, dan 5 program penyerapan tenaga kerja. Untuk 2025, terdapat delapan program akselerasi dengan total anggaran senilai Rp16,23 triliun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar