15 September 2025
11:15 WIB
Analis: Rupiah Konsolidasi di Rp16.388-16.412 Jelang Keputusan The Fed
Analis memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak konsolidasi atau mendatar di tengah pelaku pasar mencermati dan bersikap wait and see terhadap kebijakan bank sentral.
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memproyeksikan nilai tukar (kurs) rupiah akan bergerak konsolidasi (mendatar) di tengah pelaku pasar mencermati dan bersikap wait and see terhadap kebijakan bank sentral.
“Tidak ada data penting dari domestik maupun dari Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas oleh rebound pada dolar AS,” ujar Lukman, Jakarta, Senin (15/9) mengutip Antara.
Baca Juga: Dibuka Menguat, Rupiah Diproyeksi Stabil di Rp16.385-16.436
Berdasarkan pantauan pagi ini, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Senin (15/9) di Jakarta melemah sebesar 0,20% atau Rp33,50, dari sebelumnya Rp16.375 menjadi Rp16.408 per dolar AS. Sementara, per 12 September 2025, kurs rupiah sesuai Jisdor Bank Indonesia (BI) berada di level Rp16.391 per dolar AS.
Di sisi lain, dolar AS yang dipantau pada pukul 10.28 WIB (15/9) terpantau menguat 0,17% atau menguat sekitar Rp28 terhadap mata uang rupiah. Sementara ini, rupiah ditransaksikan Rp16.402 per dolar AS, dengan proyeksi pergerakan harian sekitar Rp16.388-16.412 per dolar AS.
Melansir Bloomberg, pada penutupan perdagangan Minggu (14/9), Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK terpantau ditutup menguat ke level 97,62 poin atau naik 0,07 persen poin dibandingkan penutupan sebelumnya yang berkisar 97,55 poin.
Adapun pergerakan DXY kemarin (14/9) berkisar antara 97,60-97,68 atau sedikit menguat dibanding kondisi beberapa waktu belakangan terhadap rentang level DXY 52 pekan terakhir di kisaran 96,37-110,17 poin.
Lukman mengatakan, pelaku pasar cenderung berhati-hati dan bersiap wait and see dalam mengantisipasi keputusan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan The Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada pekan ini.
Ia memproyeksikan, rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp16.350-16.450 per dolar AS pada perdagangan hari ini (15/9).
The Fed menyelenggarakan FOMC pada 16-17 September 2025 atau pekan ini, yang diproyeksikan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), dari posisi sekarang 4,25-4,50% menjadi 4,0-4,25%.
Baca Juga: Rupiah Menguat, Imbas Data Inflasi AS di Bawah Ekspektasi
Di sisi lain, bank sentral dunia lainnya juga mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan moneter masing-masing selama pekan ini, di antaranya Bank of Japan (BoJ), Bank of England (BoE) dan Bank of Canada.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa(16/9) dan Rabu (17/9), yang diperkirakan masih akan tetap mempertahankan BI Rate pada level 5%.
Selain keputusan suku bunga acuan, Lukman mengingatkan, pelaku pasar juga menantikan pidato yang akan disampaikan oleh Ketua The Fed Jerome Powell dalam pertemuan pekan ini.
"Iya, hampir pasti pemangkasan 25 bps, investor hanya menantikan seberapa dovish dari pidato yang disampaikan Powell," ujar Lukman.
Menurutnya, penurunan suku bunga acuan The Fed dapat meredakan tekanan terhadap mata uang rupiah, kendati cenderung tidak terlalu besar, seiring pelaku pasar sudah mengantisipasi beberapa hari sebelumnya, kecuali The Fed akan bersikap lebih dovish lagi.
"Tekanan rupiah mereda (apabila Fed memotong suku bunga), namun tidak akan terlalu besar menguatkan rupiah, karena sudah diantisipasi, kecuali pemangkasan 50 bps atau pidato yang lebih dovish dari harapan," ujar Lukman.