c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

18 Juli 2025

14:04 WIB

Tarif RI-AS Turun ke 19%, Gapmmi: Pemerintah Lindungi Industri Nasional

Kesepakatan tarif 19% dipandang sebagai angin segar bagi pelaku industri makanan dan minuman Indonesia yang selama ini menjadi salah satu sektor unggulan ekspor nonmigas.

Penulis: Siti Nur Arifa

<p id="isPasted">Tarif RI-AS Turun ke 19%, Gapmmi: Pemerintah Lindungi Industri Nasional</p>
<p id="isPasted">Tarif RI-AS Turun ke 19%, Gapmmi: Pemerintah Lindungi Industri Nasional</p>

Ilustrasi Pabrik Kaleng Sarden Olahan dari Timah. Shutterstock/Fahroni

JAKARTA - Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan, turunnya tarif impor yang disepakati Indonesia dan Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19% untuk semua produk RI menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi industri dan daya saing ekspor nasional.

"Keputusan ini merupakan hasil dari diplomasi ekonomi yang strategis dan menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam melindungi dan memperkuat daya saing industri nasional di pasar global," ujar Adhi dikutip dari Antara, Jumat (18/7).

Lebih lanjut, dirinya mengapresiasi pemerintah yang dipimpin langsung oleh Presiden dan didukung hasil kerja keras Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sebagai ketua tim negosiasi, atas keberhasilan melakukan negosiasi dagang dengan Pemerintah AS.

Baca Juga: Tarif Resiprokal 19%, Prabowo: Puas Kalau 0%

Menurutnya, penurunan tarif tersebut memberikan angin segar bagi pelaku industri makanan dan minuman Indonesia, yang selama ini menjadi salah satu sektor unggulan ekspor nonmigas dengan menyumbang kontribusi sekitar 8% dari total ekspor ke Amerika Serikat, terutama dominasi produk sektor pertanian dan perkebunan.

Sebagai catatan, meski Indonesia mendapat penurunan tarif ekspor menjadi 19%, di saat bersamaan AS mendapat akses penuh terhadap pasar Indonesia tanpa hambatan tarif maupun nontarif. Ditambah lagi, Indonesia juga telah meneken komitmen pembelian produk pertanian dari AS senilai US$4,5 miliar.

Sebab itu, Adhi berharap pemerintah Indonesia dapat melindungi pelaku usaha yang telah berinvestasi di Indonesia, dan proses implementasi dari kesepakatan ini dapat berjalan sesuai harapan serta segera ditindaklanjuti dengan langkah-langkah teknis yang mendukung kelancaran ekspor.

"Gappmi siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam memastikan industri makanan dan minuman Indonesia terus tumbuh dan berdaya saing tinggi di pasar internasional," ujar Adhi.

Kepentingan Nasional
Sebelumnya dalam pernyataan resmi, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keberhasilan penurunan tarif yang merupakan hasil kesepakatan tingkat tinggi dengan Presiden Donald Trump. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang mencapai kesepakatan pasca surat resmi Presiden Trump pada 7 Juli 2025.

“Saya bicara dengan Presiden Donald Trump ya Alhamdulillah juga penuh dengan alot. Akhirnya ada persepakatan. Kita juga ada, istilahnya, kita memahami kepentingan-kepentingan mereka. Mereka memahami kepentingan kita,” ujar Prabowo, Rabu (16/7).

Baca Juga: Kemenperin Optimistis Industri Mamin Dalam Negeri Terus Tumbuh

Meski menuai banyak kritik terkait syarat yang disepakati dengan AS dan penilaian tarif yang dirasa timpang, Kepala Negara menegaskan komitmen tetap mengedepankan kepentingan nasional dalam setiap proses negosiasi. Terlebih, menurutnya Donald Trump merupakan sosok negosiator yang tangguh, namun menekankan pentingnya dialog yang berkelanjutan hingga tercapainya kesepahaman yang seimbang bagi kedua belah pihak.

Lebih lanjut, Prabowo juga menekankan setiap keputusan yang diambil telah melalui pertimbangan yang cermat dan menyeluruh, serta mengedepankan perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia sebagai prioritas utama dalam perumusan kebijakan ekonomi nasional.

“Semua sudah kita hitung. Semua kita berunding. Kita juga memikirkan. Yang penting bagi saya adalah rakyat saya. Yang penting saya harus lindungi pekerja-pekerja kita,” tegas Presiden.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar