c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

14 Mei 2024

20:38 WIB

Target Lifting Sejuta Barel Minyak Mundur Dua Tahun, Ini Sebabnya

Pandemi jadi biang kerok menurunnya produksi minyak RI, sehingga target lifting 1 juta barel oil per day (BOPD) diundur hingga 2032

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Target Lifting Sejuta Barel Minyak Mundur Dua Tahun, Ini Sebabnya</p>
<p id="isPasted">Target Lifting Sejuta Barel Minyak Mundur Dua Tahun, Ini Sebabnya</p>

Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Indonesia punya target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan 12 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) yang awalnya dipatok bakal tercapai tahun 2030 mendatang.

Tetapi karena sederet permasalahan yang mengganggu industri hulu minyak dan gas bumi Indonesia, target itu sulit untuk tercapai. Pada 2023 lalu saja, angka lifting minyak hanya di level 605,5 ribu BOPD atau jauh dari target yang ditetapkan sebesar 660 ribu BOPD.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto di sela gelaran Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2024 menyebut pihaknya telah mengkaji lebih lanjut mengenai target ambisius itu.

Baca Juga: Rerata Harga Minyak Mentah Indonesia Alami Kenaikan Pada April 2024

Dirinya tak menampik bahwa sederet tantangan menghadang industri hulu migas nasional, salah satunya ialah pandemi covid-19 yang mengakibatkan pembatasan mobilitas selama lebih dari dua tahun.

"Tapi kita masih commit bahwa oke karena ini (pandemi) menjadi permasalahan kemarin, ini kita geser. Jadi kemudian 1 juta BOPD itu di 2032," ungkap Dwi, Selasa (14/5).

Dwi menegaskan pemerintah bakal terus mendorong potensi sumber daya minyak di berbagai wilayah kerja, baik blok migas yang terbuka maupun blok migas yang sudah beroperasi.

"Baik masih area terbuka maupun sudah merupakan WK yang ada, mana saja yang potensi minyak, itu kita dorong terus," tegasnya.

Eks-Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk. dan PT Pertamina (Persero) itu mencontohkan pada proyek Forel Bronang yang digawangi oleh Medco E&P Natuna Ltd. bakal diupayakan untuk onstream tahun ini setelah gagal di tahun 2023 lalu.

"Tadinya diharapkan tahun lalu sudah onstream (Forel Bronang), tahun ini kita dorong supaya dia segera onstream," kata Dwi.

Kemudian untuk Lapangan Hidayah milik Petronas, Dwi Soetjipto menyebut produksi di lapangan yang masuk dalam WK North Madura II itu juga bakal dipercepat.

Petronas, sambung Dwi, telah berkomitmen untuk mempercepat onstream Lapangan Hidayah dari yang awalnya tahun 2027 menjadi 2026 atau dua tahun mendatang.

Baca Juga: Triwulan I 2024, Produksi Migas Pertamina Sentuh 1 Juta Barel

Selanjutnya, Dwi juga menilai WK Offshore North West Java (ONWJ) yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) juga semestinya bisa dipercepat untuk onstream dan mendukung pencapaian target produksi minyak 1 juta BOPD.

"Ada juga yang masih minyak berat di Zulu itu ONWJ juga, dan itu kita minta dipercepat karena minyak berat dan di tengah laut," jelasnya.

Guna mengatasi tantangan dalam menggarap potensi minyak berat (heavy oil), Dwi menyebut pihaknya bersama kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bakal belajar dari perusahaan lain dengan kasus serupa.

"Kita coba belajar dari perusahaan lain, misalnya apakah itu di Petrochina atau yang lain yang punya case yang sama, untuk bisa dipercepat untuk yang minyak," tandas Dwi Soetjipto.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar