05 Mei 2025
15:47 WIB
Tanpa Impor, Stok Beras RI 3,51 Juta Ton Cetak Rekor Tertinggi Dalam 57 Tahun
Stok beras nasional saat ini mencapai 3.517.294 ton atau merupakan yang tertinggi sejak 57 tahun terakhir. Stok beras ini diklaim sepenuhnya berasal dari produksi dalam negeri tanpa impor.
Editor: Khairul Kahfi
Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan stok beras nasional saat ini mencapai 3.517.294 ton atau merupakan yang tertinggi sejak 57 tahun terakhir, Jakarta, Senin (5/5). Dok Kementan
JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, stok beras nasional saat ini mencapai 3.517.294 ton. Capaian ini merupakan yang tertinggi sejak 57 tahun terakhir. Stok beras ini juga Mentan klaim sepenuhnya berasal dari produksi dalam negeri tanpa adanya impor per awal Mei 2025.
"Stok beras tertinggi selama 57 tahun, seumur dengan saya. Ini kita bisa lihat sejak berdiri Bulog 1969 menurut informasi saya terima. Tapi yang terpenting datanya sejak 1969 sampai hari ini 2025 itu tertinggi dalam sejarah (stok beras nasional) 3,5 juta ton," kata Mentan dalam jumpa pers produksi beras nasional di Jakarta, Senin (5/5) melansir Antara.
Mentan menjelaskan, cadangan beras saat ini lebih tinggi dibanding masa swasembada pangan 1984 saat penduduk hanya 100 juta lebih, sementara kini jumlah penduduk Indonesia mencapai 280 juta jiwa. Kala itu, pada Mei 1984 jumlah stok beras mencapai 2.402.899 ton.
Sementara itu, bila dibandingkan periode yang sama pada Mei 2024, jumlah stok beras secara nasional hanya mencapai 1.467.626 ton.
Mentan juga menyatakan, produksi beras nasional meningkat tajam berkat intensifikasi lahan, pompanisasi di Pulau Jawa, dan rehabilitasi irigasi di luar Jawa yang didukung langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Produksi Beras Semester I/2025 Diramal Capai 18,76 Juta Ton
Menurutnya, serapan gabah di tingkat petani secara harian terus berjalan maksimal di angka 50 ribu ton per hari. Lebih lanjut, dia optimistis, stok beras nasional dapat mencapai 4 juta ton dalam waktu 15-20 hari mendatang.
Mentan menegaskan, seluruh capaian itu merupakan hasil kerja keras pemerintah, kementerian teknis, dan dukungan masyarakat luas, serta menjadi bukti bahwa pertanian adalah fondasi utama kedaulatan pangan nasional.
Selain itu, dia juga mengimbau agar penyerapan gabah petani tetap memperhatikan kualitas.
"Harus jaga kualitas, pengadaan tetap jalan. Tapi jangan karena yang rusak, katakanlah 1-2 ton, ini yang mengganggu proses pengadaan beras. Itu enggak boleh. Tapi kami tekankan, perhatikan kualitas. Itu mutlak," kata Mentan.
Sebelumnya, Kementan mencatat, serapan beras Bulog menunjukkan tren positif dengan realisasi 1,06 juta ton hanya pada April 2025. Sehingga total 1,8 juta ton beras dapat terserap dari Januari hingga awal Mei 2025.
Kementan menilai, angka serapan ini melampaui rata-rata serapan tahunan Bulog selama 57 tahun, hingga membuat Bulog perlu menyewa tambahan gudang berkapasitas 1,1 juta ton.
Di sisi lain, data Kerangka Sampel Area/Amatan Maret 2025 BPS memproyeksikan, produksi beras nasional akan menembus 18,76 juta ton hingga akhir Juni 2025.
Baca Juga: Zulhas Optimistis RI Tak Impor Beras Lagi Sampai Tahun Depan
Kinerja impresif ini juga diperkuat oleh laporan terbaru United States Department of Agriculture (USDA) yang memperkirakan, produksi beras Indonesia akan mencapai 34,6 juta ton di 2025.
Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan ASEAN, sekaligus memperkuat posisinya sebagai lumbung pangan strategis di tengah ancaman krisis pangan global.
Mentan Amran menegaskan, prestasi ini merupakan hasil nyata dari sinergi antara kebijakan yang tepat dan semangat pelaku sektor pertanian.
“Kita patut bersyukur dan bangga. Saat negara lain menghadapi krisis pangan, Indonesia justru surplus beras tanpa impor. Ini bukti bahwa ketika petani diberi dukungan penuh, hasilnya bisa luar biasa,” tegas Amran, Minggu (4/5).
Sebagai solusi jangka pendek menampung hasil panen yang terus meningkat, Presiden Prabowo telah menginstruksikan pembangunan 25 ribu gudang improvisasi berbahan tahan lama di berbagai wilayah. Gudang-gudang ini dirancang untuk bertahan 5-10 tahun, sambil menunggu pembangunan gudang permanen di setiap desa.
“Sebanyak 25 ribu gudang improvisasi akan dibuat dari bahan-bahan yang lumayan bisa bertahan 5-10 tahun, sembari nanti kita bangun gudang permanen di tiap desa,” ungkap Presiden Prabowo beberapa waktu lalu.