c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

05 Agustus 2025

20:30 WIB

Taksir Laba Sarana Bermain Si Kecil Tercinta

Usaha wahana main anak makin kompetitif di luar pusat belanja dan keramaian ke dekat perumahan. Bisnis playground wajib berinovasi dengan memprogramkan permainan di tempat terbatas.

Penulis: Yoseph Krishna, Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Taksir Laba Sarana Bermain Si Kecil Tercinta</p>
<p>Taksir Laba Sarana Bermain Si Kecil Tercinta</p>

Ilustrasi - Seorang ibu yang sedang menemani anaknya bermain di playground. Validnews.ID/Hasta Adhistra.

JAKARTA - Satu atau lebih pojok bermain kerap dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar. Sudut-sudut tersebut buat banyak orang tua, sudah menjadi solusi agar bisa berbelanja dengan nyaman tanpa harus dihantui kerewelan si bocil.

Tak jarang orang tua membiarkan sang anak bermain di wahana-wahana ringan, sementara mereka bisa fokus berbelanja entah untuk memenuhi kebutuhan harian ataupun gaya hidup. Biasanya, penyedia sarana bermain anak turut mempekerjakan dua orang atau lebih, yang diamanatkan untuk mengawasi gerak-gerik setiap anak di sudut permainan tersebut.

Sungguh menyenangkan, bukan hanya bagi orang tua, tetapi juga bagi sang anak. Kedua pihak sama-sama senang. Si anak bisa menikmati mainan seperti perosotan, ayunan, mandi bola, trampolin, kuda-kudaan, dan masih banyak variasi lainnya. Sebaliknya, orang tua tak terganggu berbelanja. 

Bisnis sarana bermain anak pun tak hanya tumbuh di mal atau pusat perbelanjaan, melainkan juga di sekitaran permukiman masyarakat. Dalam skala besar, ada pasar malam yang bahkan bukan hanya dinikmati oleh anak-anak, tetapi juga remaja hingga orang dewasa.

Seiring berjalannya waktu, muncullah tren bisnis penyediaan wahana main khusus anak-anak. Lebih kurangnya, sama seperti di mal. Tetapi bisnis ini ditumbuhkan di ruko ataupun rumah di permukiman warga.

Olga, misalnya, yang baru dua bulanan ini menjalankan bisnis playground di sebuah ruko di Ciracas, Jakarta Timur yang dahulunya digunakan untuk minimarket. Tempat itu pun ia namai Kiddo Playland. 

"Baru dua bulan aja sih, pertama itu di tanggal 1 Juni 2025," ucapnya selaku Owner Kiddo Playland kepada Validnews, Jakarta, Minggu (3/8).

Baca Juga: Menilik Manfaat Mengajak Anak Bermain Di Playground

Sayangnya, Olga belum mau berbicara soal seberapa besar modal yang dikeluarkannya untuk membeli ruko nganggur bekas minimarket, lalu kemudian disulap menjadi tempat main anak-anak.

Yang jelas, keputusan mendirikan playground di lokasi itu telah melalui riset mendalam, baik dari sisi demografi masyarakat setempat maupun faktor lainnya.

"Saya memikirkan bisnis apa yang cocok untuk menggantikan bisnis minimarket yang bangkrut di sana dan pada saat itu hasil pemikiran dan risetnya bakal bagus untuk dibuka playground," tambah Olga.

Menjadi Kebutuhan
Dalam diskusi dengan Validnews, pengamat bisnis Kafi Kurnia menyoroti tren maraknya bisnis playground di kota. Di tengah kompleksnya hidup di kota besar, playground kini menjadi salah satu kebutuhan utama bagi orang tua.

Selain memberi suasana bahagia bagi si anak, orang tua dalam juga bisa mengefisienkan pengeluaran rumah tangga. Caranya, ketimbang membeli mainan baru di rumah, ada baiknya mengajak anak ke sebuah kawasan bermain khusus. Secara tidak langsung, playground menawarkan pengalaman bermain yang lebih efisien dan bervariasi.

"Daripada beli mainan dan sebentar anaknya sudah besar, kemudian dia bosen, kan bisa juga disewa. Jadi, ada tempat bermain, anak-anaknya bisa main, dan permainanya bisa ganti-ganti sehingga tidak usah beli," kata Kafi, Senin (4/8).

Ilustrasi playground tempat bermain anak yang berada di ciledug. Validnews.ID/Hasta Adhistra.Karena itu, dia melihat bisnis playground di sekitaran permukiman warga bisa dibilang 11-12 dengan tempat penitipan anak. Ketika sang anak bermain, orang tua bisa dengan leluasa melakukan aktivitas lain atau sekadar beristirahat.

"Jadi, itu kebutuhannya, bisa seperti itu, bisa juga nitipin anak," sambungnya.

Secara umum, banyak orang tua yang memang sengaja mengajak anak ke playground di akhir pekan. Setelah mumet dengan sesaknya pekerjaan dari Senin sampai Jumat, akhir pekan biasanya jadi momen yang pas untuk bersama anak.

Baca Juga: Pentingnya Kehadiran Arena Bermain Anak Untuk Tumbuh Kembang Optimal

Tapi di lain sisi, orang tua tetaplah manusia yang butuh waktu untuk beristirahat. Maka, membawa anak ke wahana main di dekat rumah jadi salah satu solusi.

Olga mengakui hal tersebut. Dia menjelaskan, ramainya pengunjung saat weekend jadi salah satu alasan Kiddo Playland mematok tarif yang sedikit lebih mahal, yakni Rp45 ribu ketimbang Rp35 ribu saat weekday. Selain itu, dia juga membatasi usia anak yang bisa menikmati wahana di Kiddo Playland ialah 12 tahun dengan 1 orang pendamping. Kemudian, dia juga berhasil mempekerjakan total 7 tenaga kerja di lokasi.

"Tiket weekdays itu Rp35 ribu dan weekend itu Rp45 ribu, tidak selalu penuh. Sampai saat ini, biasanya penuh di weekend dan hari libur nasional," kata Olga.

Mengintip Modal Usaha Playground
Konsultan bisnis playground Happy Play Indonesia memberi gambaran dasar ketika ingin menjadi investor wahana main anak. Setidaknya, ada lima skema modal yang bisa dipakai ketika hendak membangun tempat bermain anak.

Pertama, playground indoor mini senilai Rp30-50 juta dan masuk kategori risiko rendah. Dengan modal sebanyak ini, investor dapat membangun playground mini di lokasi yang tidak terlalu besar, seperti di perumahan, rukoke kecil, kafe, restoran, atau area sekolah. Meski dengan peralatan lebih sederhana, namun tetap aman dan menarik bagi anak-anak.

Kedua, playground indoor kecil dengan modal Rp60-150 juta cukup untuk dibangun di ruangan berukuran kecil seperti di ruko ukuran sedang, mal, hingga rumahan. Playground dengan modal sebesar ini punya desain yang lebih kompak dengan variasi permainan yang beragam, cukup untuk merangsang kreativitas anak.

Ketiga, playground indoor medium dengan modal Rp150-500 juta cukup untuk dibangun di lokasi ruko ukuran sedang dan mal yang bisa diterapkan menjadi permainan di restoran atau food court dengan konsep playland. Modal yang lebih besar ini bisa menawarkan playground dengan desain tematik, dilengkapi dengan sistem keamanan yang lebih mumpuni.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata Anak Di Jakarta

Dan yang keempat, playground indoor large dengan modal Rp600 juta-1 miliar yang memungkinkan membuat taman bermain yang sangat lengkap dan luas, cocok untuk mal besar atau area rekreasi yang ramai. Investor bisa mengombinasikannya dengan fasilitas tambahan, seperti kafe untuk orang tua.

Sedang untuk playground berskala besar, modalnya cukup besar sekira Rp800 juta-2 miliar yang dapat menghadirkan hiburan anak berskala besar, bahkan menyerupai taman hiburan mini. Dengan modal sebesar ini, investor dapat memasukkan teknologi modern seperti VR, interaktif digital play, lighting premium untuk memberikan pengalaman bermain yang tak terlupakan.

Happy Play Indonesia juga mengestimasi, bisnis playground cukup moncer dengan potensi balik modal (Break Even Point/BEP) yang cukup cepat sekitar 4 bulan. Optimisme ini berlandaskan pada target pasar playground yang cukup luas, yakni anak-anak dan balita, yang terus bertumbuh secara konsisten.

Bahkan, kecepatan pembalikan modal ini juga membuka kesempatan pemodal untuk membuka playground di lokasi atau wilayah yang yang belum memiliki wahana permainan anak.

Butuh Inovasi Program Wahana Main
Kafi Kurnia menambahkan, ada baiknya bisnis playground ataupun penyewaan sarana permainan bagi anak-anak diprogramkan supaya tak hanya sekadar jadi pelipur lara bagi sang buah hati, tetapi juga jadi wadah tumbuh kembang anak.

Dari sisi orang tua pun sudah harus bisa memetakan dan mengidentifikasi tempat playground mana saja yang punya wahana untuk mendukung tumbuh kembang si anak. Menurutnya, playground tak berbeda jauh dengan sistem sekolah pra-taman kanak-kanak (TK) yang lebih menekankan anak untuk bersosialisasi dan bermain.

"Jadi si ibu, orang tuanya bisa melihat 'oh di tempat ini fasilitasnya apa saja dan programnya apa saja'. Itu yang harus membuat si ibu memilih tempat-tempat tertentu," jabar Kafi.

Playground di dalam mal, tambahnya, punya tempat yang relatif luas sehingga pengelola bisa menerapkan banyak wahana seperti perosotan, mandi bola, trampolin, hingga permainan yang bersifat adventure.

Tapi bagi bisnis tempat bermain di luar mal yang umumnya lebih kecil, harus bisa menjual keunggulan lain dengan menciptakan program kepada klien, dalam hal ini orang tua. Salah satunya, dengan menyediakan sarana yang mengasah bakat dan kreativitas si kecil.

"Misal ada permainan kreativitas, ada permainan yang melatih skill seperti menggambar, melukis, gitu. Jadi, anda harus punya program. Tempatnya mungkin tidak bisa lebih besar, tapi harus kuat programming-nya," ucap dia.

Baca Juga: Chaos Lab, Playground Imersif Sains Interaktif Dan Edukasi Hadir Di Jakarta

Kafi memandang, playground di mal cenderung hanya menyediakan pengawas untuk keselamatan anak, bukan untuk membimbing permainan yang bisa mendukung perkembangan mereka.

"Jadi jangan (cuma) sampai anaknya (aman dari) jatuh atau kecelakaan, tapi tidak ada programming. Kalau di mal, tempatnya harus besar, orang bayar karcis, dan anak-anak masuk itu lebih ke entertainment," tuturnya.

Jika ada yang ingin berbisnis playground di ruko ataupun rumah dekat permukiman, ada baiknya permainan yang disediakan sudah di-setting sedemikian rupa supaya sang anak bisa sekaligus 'belajar'.

Ilustrasi - Seorang ibu yang sedang menggendong anaknya di tempat bermain anak. Validnews.ID/Hasta Adhistra.Tema permainan yang kreatif dan kegiatan tambahan bersifat pengembangan skill anak, menurutnya bakal jauh lebih menarik dari sekadar membiarkan sang buang hati bermain sembarang di playground.

"Mereka bisa kembangkan skill macam-macam ya. Mungkin diajarin nyanyi, menggambar, macam-macam gitu loh. Kalau di luar negeri itu jasa penitipan anak ya bisa satu harian termasuk makan, tidur. Jadi mereka dari pagi main, makan, terus tidur, terus main lagi, nanti baru sorenya ikut ibunya (pulang)," urai Kafi.

Sediakan Permainan Motorik Dan Sensorik
Olga juga menjelaskan sejak awal berdiri, ada dua jenis permainan yang Kiddo Playland sediakan, yakni mainan yang bersifat motorik, serta mainan yang bersifat sensorik. Untuk sifat motorik, merupakan jenis permainan atau aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh baik kasar maupun halus. Jenis mainan ini membantu mengembangkan koordinasi, keseimbangan, dan kekuatan otot anak.

Misalnya untuk motorik kasar, terdapat permainan tradisional seperti petak umpet, gobak sodor, lompat tali, dan sebagainnya. Selain itu, gerakan dasar seperti berguling, merangkak, dan berjalan juga masuk dalam motorik kasar.

Baca Juga: Tempat Bermain Anak Yang Inklusif Oleh Lemonilo x Buumi Playscape

Sementara pada permainan motorik halus, bisa dituangkan lewat permainan menyusun balok dan puzzle, menggunakan krayon atau pensil warna, dan lain sebagainya.

Adapun sensorik merupakan jenis permainan yang bertujuan menstimulasi berbagai indera anak, yakni peraba, penglihatan, pendengaran, penciuman, serta pengecap. Bermain dengan air, tekstur (tanah liat dan plastisin), membuat adonan, ayunan dan perosotan, bermain alat musik, merupakan sederet contoh permainan sensorik.

"Untuk permainan yang sifatnya motorik, sudah ada dari awal berdiri. Lalu untuk permainan yang sifatnya sensorik selalu ada penambahan sampai hari ini," kata Olga.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar