16 Mei 2025
08:36 WIB
Tahun Ini, Mirae Asset Ramal Investor Ritel Saham RI Bisa Capai 7,5 Juta
Setidaknya terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan angka investor ritel saham. Apa itu?
Penulis: Fitriana Monica Sari
Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). AntaraFoto/Sulthony Hasanuddin
JAKARTA - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan investor ritel di pasar saham Indonesia bisa mencapai 7,5 juta Single Investor identification (SID) pada akhir tahun 2025.
Perlu diketahui, investor ritel pasar saham Indonesia, di luar investor reksa dana dan obligasi, tercatat tumbuh dari sebelumnya 1,7 juta SID pada 2020 menjadi sebanyak 4,38 juta SID pada akhir 2024.
“Sehingga, secara konservatif, kami memprediksi jumlahnya pada tahun ini dapat tumbuh hingga 7,5 juta investor, atau bertambah lebih dari 1 juta investor,” kata Head of Retail Business Support Mirae Asset Prisa Ngadianto dalam Media Day: Mei 2025 di Jakarta, Kamis (15/5).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, setidaknya terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan angka investor pasar saham dan pasar modal.
Baca Juga: BEI: Investor Ritel Domestik Berhasil Tambal IHSG Yang Dilepas Asing Pasca Tarif AS
Pertama, suplai emiten yang lebih berkualitas. Kedua, kegiatan edukasi inklusif yang aktif dari masing-masing perusahaan efek.
“Kami di Mirae Asset berkomitmen mengedukasi dan mendorong literasi baik secara offline, online, konvensional, dan melalui sosial media,” ujar Prisa.
Masih dalam kesempatan yang sama, Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina menyarankan agar investor dan trader pasar saham Indonesia untuk melakukan strategi memanfaatkan momentum trading, terutama memperhatikan kinerja pada kuartal I/2025.
Pasalnya, dia mengingatkan bahwa koreksi pasar saham masih mungkin terjadi namun terbatas. Hal itu seiring dengan perkembangan positif kesepakatan perang dagang antara AS dan China.
“Potensi penguatan pasar saham juga mulai terbatas dengan dibayangi aksi profit taking, sehingga strategi trading-nya adalah dapat memanfaatkan momentum trading dan membeli saham yang harganya melemah (buy on weakness) untuk emiten dengan kinerja kuartal I/2025 yang baik,” tutur Martha.
Baca Juga: BEI Catat Pertumbuhan 38 Ribu Investor Saham Saat Libur Lebaran
Ia menilai saat ini pasar saham Indonesia masih berada dalam tekanan jual, tercermin dari nilai jual bersih investor asing (net foreign sell) mencapai Rp35 triliun sejak awal tahun, namun sudah positif dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan data OJK, jumlah investor pasar modal Indonesia pada rentang 2020 hingga 2024 secara berturut-turut sebanyak 3,88 juta, 7,49 juta, 10,31 juta, 12,17 juta, dan 14,87 juta, dengan pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) 30,82%.
Dari jumlah itu, jumlah investor ritel pasar saham Indonesia berdasarkan rekening C-BEST IDX secara berturut-turut pada periode sama adalah 1,7 juta, 3,45 juta, 4,44 juta, 5,26 juta, dan 6,38 juta, sehingga menghasilkan CAGR 30,36%.