c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

04 Oktober 2024

19:36 WIB

Tahun Depan Oversupply Listrik Terserap Aktivitas Ekonomi

Dorongan untuk meningkatkan konsumsi listrik jadi solusi atas produksi yang berlebih atau oversupply listrik.

Penulis: James Fernando, Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Tahun Depan <em>Oversupply&nbsp;</em>Listrik Terserap Aktivitas Ekonomi</p>
<p id="isPasted">Tahun Depan <em>Oversupply&nbsp;</em>Listrik Terserap Aktivitas Ekonomi</p>

Seorang petugas memeriksa box panel listrik di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Tegal, Jawa Tengah, Selas a (7/2/2023). Antara Foto/Oky Lukmansyah

JAKARTA - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P. Hutajulu mengungkapkan kondisi oversupply kelistrikan di Indonesia, khususnya wilayah Jawa dan Bali bakal teratasi pada tahun depan.

"Tahun depan selesai itu (oversupply listrik)," ucap Jisman saat ditemui awak media pada kegiatan 'Penganugerahan Penghargaan Keselamatan Ketenagalistrikan Tahun 2024' di Jakarta, Jumat (4/10).

Menurutnya, dorongan dari pemerintah untuk mendongkrak konsumsi listrik per kapita bakal menyerap produksi listrik yang selama ini dikabarkan berlebih.

Adapun dorongan itu, tutur Jisman, tak lepas pula dari ambisi pemerintahan baru era Presiden Terpilih Prabowo Subianto guna mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.

“Kita kan mau mengejar pertumbuhan ekonomi 8%, tentu listriknya juga didorong lebih besar lagi sehingga semakin besar (konsumsi). Dengan growth yang cukup tinggi ini, akan teratasi dalam waktu dekat ya (oversupply)," sambungnya.

Baca Juga: Prabowo Bidik Konsumsi Listrik RI Tembus 6.500 Kwh Per Kapita

Terpisah, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty menjelaskan situasi demand dan supply listrik ini tidak bersifat statis, melainkan dinamis yaitu dengan pertumbuhan ekonomi digital dan tren mobil listrik sebagai pendorong utama. Apalagi saat ini meningkatnya konsumsi listrik pascapandemi covid-19 dan sasaran pertumbuhan ekonomi.

"Perkembangan ekonomi digital yang sangat pesat, ditambah dengan tren mobil listrik, akan menjadi faktor yang meningkatkan permintaan terhadap listrik secara signifikan, jadi istilah oversupply tidak benar,” ungkap Telisa kepada wartawan, Jumat (4/10).

Ia menekankan saat ini masyarakat mengalami peningkatan konsumsi listrik yang sejalan dengan pemulihan ekonomi. Telisa juga mengingatkan seiring dengan kenaikan permintaan, perlu ada langkah konkret untuk meningkatkan pasokan listrik.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pemerintah bakal menggenjot konsumsi listrik per kapita hingga 6.500 kilowatt per hour (kWh).

Dalam Opening Ceremony The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024 beberapa waktu lalu, Bahlil menerangkan target itu dipatok untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun pada era Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Saat ini, target konsumsi listrik per kapita hanya di kisaran 4.000 kWh-5.000 kWh. Angka tersebut dinilai hanya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5%.

"Jadi kami target konsumsi listrik per kapita kemarin di angka 4.000 sampai 5.0000 (kWh). Tapi itu kita lihat pertumbuhan ekonominya hanya sampai dengan 5%," kata Bahlil.

Baca Juga: Konsumsi Listrik Per Kapita RI Masih di Bawah Rata-Rata ASEAN

Dewan Energi Nasional (DEN) sendiri telah menghitung jika konsumsi listrik per kapita hanya ditargetkan sebesar 5.500 kWh, maka pertumbuhan ekonomi hanya bisa tercapai sebesar 6% per tahun.

"Saya sebagai Ketua Harian DEN sudah memutuskan kalau di angka 5.500 kWh itu hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 6%," tambahnya.

Karena itu, pemerintah memutuskan untuk mendorong konsumsi listrik per kapita setidaknya di angka 6.000 kWh hingga 6.500 kWh untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dicanangkan Prabowo Subianto.

"Ini sejalan dengan arah kebijakan Pak Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Mas Gibran. Jadi nanti kita breakdown dia di RUPTL, seterusnya ini nanti Dirut PLN, kita akan bicarakan," jelas Menteri Bahlil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar