01 November 2024
15:24 WIB
Tahun Depan, Biofarma Bakal Ekspor Vaksin Ke Brazil Senilai Rp1,4 T
Nilai ekspor ke Brazil sudah penuhi separuh dari target ekspor Biofarma tahun 2025.
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Holding BUMN Farmasi Biofarma bakal melakukan ekspor vaksin ke Brazil pada 2025 mendatang. Tak tanggung-tanggung, kontrak ekspor yang sudah diteken nilainya mencapai sekitar Rp1,4 triliun.
Wakil Direktur Utama Biofarma Soleh Ayubi mengungkapkan kontrak ekspor itu ditandatangani dalam pertemuan 43 perusahaan farmasi global bersama World Health Organization (WHO), serta United Nations Children's Fund (UNICEF) Oktober 2024 lalu.
Adapun ekspor yang bakal dijalankan Biofarma ke Negeri Samba pada tahun depan terdiri dari vaksin untuk sejumlah penyakit, mulai dari polio, difteri, tetanus, hingga pertusis.
"Kemarin di Brazil, di Sao Paulo, kita dipercaya kembali untuk men-supply vaksin jenisnya macam-macam, sebagian di antaranya ada polio, difteri, tetanus, dan pertusis," ungkap Soleh dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (1/11).
Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Upaya Penyehatan Indofarma Terus Dilakukan
Dengan ditekennya kontrak ekspor ke Brazil, Biofarma sudah memenuhi nyaris separuh dari target ekspor pada tahun depan. Soleh mengungkapkan perusahaan punya target ekspor sebesar Rp3 triliun pada 2025.
"Kalau perhatikan, sebenarnya angka ini itu angka yang kita targetkan baru setengahnya karena target kita tahun depan itu Rp3 triliun," tambah dia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Biofarma harus semakin agresif menjalin kerja sama dengan banyak pihak di berbagai negara.
Baca Juga: BEI Sebut Ada Empat Masalah Melilit Indofarma
Menurutnya, kerja sama harus dilakukan supaya Biofarma setidaknya bisa menjadi salah satu pusat produksi vaksin dunia. Bahkan, Eks-Bos Inter Milan itu menyebut Biofarma sudah punya pondasi yang cukup kuat untuk menjadi raja vaksin global.
"Saya terus mendorong Biofarma menjalin kerja sama dengan banyak pihak di berbagai negara supaya Biofarma bisa menjadi pusat atau salah satu pusat produksi vaksin dunia, yang memang sebenarnya cikal bakalnya sudah ada," kata Erick.
Menteri Erick pun meminta Biofarma mendongkrak produksi hingga lima kali lipat dalam kurun 10 tahun mendatang untuk berbagai jenis vaksin, utamanya untuk penyakit kanker serviks.
"Bahkan kita dorong produksinya untuk 10 tahun ke depan kalau bisa naik lima kali lipat ya, ini berbagai jenis vaksin, ada serviks dan macam-macam," jelasnya.