29 Juli 2023
12:54 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Produk Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk pesawat komersil garapan PT Pertamina (Persero) telah lolos uji statis.
VP Corporate Communication Pertamian Fadjar Djoko Santoso menuturkan bahwa uji statis itu dilakukan pada mesin jet CFM56-7B yang kerap digunakan pesawat komersil di fasilitas Test Cell milik GMF Aeroasia.
Upaya mengembangkan produk SAF untuk pesawat komersil itu, tuturnya, merupakan lanjutan dari langkah sukses PT Pertamina (Persero) menerbangkan pesawat militer dengan bahan bakar SAF tahun 2021 lalu.
Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional Komitmen Nol Emisi Lewat Green Refinery
"Saat ini tengah didorong produk SAF untuk pesawat komersil setelah sebelumnya tahun 2021 produk SAF berhasil menerbangkan pesawat militer jenis CN 250," ujar Fadjar lewat siaran pers di Jakarta, Sabtu (29/7).
Uji coba statis itu merupakan rangkaian pertama dalam memastikan produk SAF layak digunakan pesawat komersil. Pascasuksesnya pengujian statis, dia menerangkan produk SAF akan memasuki tahap uji ground round serta flight test.
Untuk itu, pengawalan rangkaian uji produk SAF secara ketat dilakukan Pertamina melalui Research & Technology Innovation (RTI), Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, ITB, APROBI, BPDPKS, LEMIGAS, BRIN, Garuda Indonesia, serta Garuda Facility Maintenance.
Ia mengatakan, pengembangan produk yang dilakukan lintas fungsi dan subholding Pertamina dan digarap oleh Kilang Pertamina itu jadi salah satu pondasi Perseroan untuk menjalankan program transisi energi.
"Sinergi yang terjalin akan terus melangkah ke depan dalam pengembangan SAF sebagai tonggak utama pengembangan biofuel di Indonesia," kata dia.
Baca Juga: Malaysia Gandeng China Untuk Olah Sawit Jadi HVO Dan SAF
Fadjar menambahkan, pihaknya memproduksi SAF dengan metode co-processing, yakni produksi green-fuel lewat proses pengolahan bahan baku minyak nabati dengan minyak bumi secara bersamaan menjadi green hydrocarbon, dalam hal ini menjadi bioavtur.
Produksi SAF sendiri, sambung Fadjar, dilakukan di RU IV Cilacap dan diharapkan ke depannya bisa menjawab tantangan produksi green fuel untuk industri penerbangan di tanah air.
"Produksi SAF dilakukan di RU IV Cilacap. Sebagai perusahaan energi, kami berusaha menjawab tantangan produksi green fuel yakni SAF untuk industri aviasi di Indonesia," sambungnya.