05 Mei 2025
15:11 WIB
Stok Menipis, Bapanas Minta Impor Cepat: Kedelai, Bawang Putih, Daging Sapi Dan Gula
Bapanas mencatat ada empat komoditas pangan yang membutuhkan impor, mengingat ketersedian stoknya mulai menipis. Komoditas tersebut adalah kedelai, bawang putih, daging sapi, dan gula konsumsi.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Pekerja membuat tempe berbahan kedelai impor di sentra industri tahu tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (9/1/2024). Antara Foto/Ari Bowo Sucipto/nym.
JAKARTA - Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andriko Noto Susanto mengungkapkan, saat ini pasokan seluruh komoditas pangan nasional masih tergolong aman.
Kendati begitu, dia menggarisbawahi, ada beberapa komoditas yang memerlukan segera pasokan impor untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, yaitu kedelai biji kering, bawang putih, daging sapi, dan gula konsumsi.
"Secara keseluruhan di bulan Mei, ketersediaan pangan tercatat aman. Jadi semua komoditas pangan, kalau dilihat neracanya semua positif. Tapi ada beberapa komoditas yang perlu kita waspadai, karena ketersediaan di dalam negeri di-support oleh impor, yaitu kedelai, bawang putih, daging sapi, dan gula konsumsi," ujar Andriko dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah, Jakarta, Senin (5/5).
Baca Juga: Sistem Kuota Impor Dihapus, Bapanas Pastikan Petani-Peternak Tetap Dilindungi
Secara rinci, ketersediaan kedelai biji kering per Mei 2025 mencapai 637.813 ton, dengan besaran kebutuhan di bulan yang sama sebanyak 222.144 ton. Sehingga neraca kedelai yang tersisa per Mei adalah 415.669 ton.
Berikutnya, ketersediaan bawang putih hingga Mei 2025 sebanyak 60.379 ton, dengan besaran kebutuhan di bulan ini mencapai 51.708 ton. Sehingga neraca bawang putih yang tersisa sebanyak 8.671 ton.
Sedangkan, komoditas daging sapi tercatat tersedia 114.890 ton, dengan besaran kebutuhan konsumsi di bulan yang sama sebanyak 55.778 ton. Sehingga menyisakan neraca daging sapi sebanyak 59.112 ton.
Adapun untuk gula konsumsi terpantau ketersediaannya mencapai 832.913 ton, dengan potensi kebutuhan konsumsi di bulan yang sama sejumlah 239.841 ton. Sehingga neraca gula konsumsi tersisa sebanyak 593.072 ton.
Berdasarkan catatan Bapanas, proyeksi neraca pangan untuk total komoditas kedelai di 2025, yang berasal dari stok awal tahun ditambah perkiraan produksi setahun, mencapai 392 ribu ton. Sementara angka kebutuhan konsumsi kedelai di tahun ini diperkirakan menyentuh 2,6 juta ton.
Sedangkan, akumulasi stok bawang putih di awal tahun sebanyal 87 ribu ton dan perkiraan produksi dalam negeri setahun hanya 23 ribu ton, sehingga total stok 110 ribu ton. Padahal, perkiraan kebutuhan setahun untuk bawang putih bisa mencapai 622 ribu ton.
Baca Juga: Wamentan Jelaskan Maksud Prabowo Minta Hapus Kuota Impor
Berikutnya, tercatat stok daging sapi dan kerbau awal 2025 sebanyak 65,6 ribu ton. Jumlah tersebut ditambah perkiraan produksi sapi/kerbau dalam negeri setahun sekitar 410,3 ribu ton dan hasil pemotongan sapi/kerbau bakalan di 141,3 ribu ton, sehingga total ketersediaan daging ruminansia ini berada di kisaran 617,3 ribu ton.
Sementara proyeksi kebutuhan konsumsi setahun daging sapi dan kerbau secara nasional di angka 766,9 ribu ton.
Lebih lanjut, Bapanas memprediksi produksi Gula Kristal Putih (GKP) RI akan meningkat pada Mei-Agustus 2025, yang secara beruntun estimasi produksinya bisa mencapai 166 ribu ton, 392 ribu ton, 544 ribu ton, dan mencapai puncaknya di 621 ribu ton.
Sementara itu, pemerintah menargetkan produksi gula konsumsi nasional tahun ini mencapai 2,59 juta ton.
"Saat ini kita sudah memasuki musim giling tebu tahun 2025, dengan rencana produksi gula nasional 2,59 juta ton. Saya berharap bahwa dengan sinergi dan kinerja bersama, rendemen gula tahun ini dapat lebih tinggi dari pada tahun lalu sebesar 7,4%," kata Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resmi, Kamis (24/4).