c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

02 September 2025

13:35 WIB

Stabilisasi Harga, Pemerintah Alokasikan Rp78,6 M Untuk SPHP Jagung

Pemerintah menyiapkan anggaran Rp78,6 miliar untuk program SPHP jagung peternak layer di tahun ini sebanyak 52.400 ton. Nantinya, harga jagung akan dibanderol pada peternak di Rp5.500/kg.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Stabilisasi Harga, Pemerintah Alokasikan Rp78,6 M Untuk SPHP Jagung</p>
<p>Stabilisasi Harga, Pemerintah Alokasikan Rp78,6 M Untuk SPHP Jagung</p>

Petani menjemur jagung di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Antara/HO-Asosiasi Pangan Jatim.

JAKARTA - Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp78,6 miliar untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung sebanyak 52.400 ton bagi peternak layer di 2025. Program Jagung SPHP dilancarkan untuk menekan harga jagung di peternak yang sudah melebihi Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen.

Adapun pernyataan itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, sebagai hasil keputusan rapat koordinasi terbatas (rakortas), Senin (1/9).

“Stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) yang ada di Bulog akan disiapkan SPHP buat peternak layer. Totalnya 52.400 ton jagung, akan dirilis harganya Rp5.500/kg buat peternak unggas. Sisanya subsidi ditanggung pemerintah,” kata Arief dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (2/9).

Baca Juga: Bapanas Gelontorkan Jagung SPHP 52,4 Ribu Ton Tahun Ini

Menurut Arief, peternak unggas tengah kesulitan memperoleh harga jagung yang sesuai atau di bawah HAP tingkat konsumen di Rp5.800/kg. 

Dari pantauan panel harga Bapanas, per 2 September 2025, rata-rata harga jagung nasional di tingkat peternak sudah berkisar Rp6.529/kg atau 12,57% di atas HAP. Jika terus berlanjut, kenaikan ini akan berdampak pada kenaikan harga telur dan daging ayam ras, mengingat jagung sebagai bahan baku pakan ternak.

“Pokok intinya (harga jagung) Rp5.500/kg buat peternak. Jadi ini bisa bantu peternak kita dalam produksi telur dengan harga yang bagus sampai dengan akhir tahun ini. SPHP jagung ini tentunya untuk mengatasi harga yang lagi tinggi, makanya perlu dibantu para peternak unggas dalam negeri,” tambah Arief.

Saat ini, Bapanas sudah meminta daftar peternak layer yang akan memperoleh SPHP jagung kepada Direktorat Jenderal Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan. Upaya ini mengacu pada pelaksanaan program SPHP jagung pakan di 2024 yang berjalan baik.

Sementara itu, per 30 Agustus 2025, Bulog mengelola stok CJP sebanyak 63,8 ribu ton.

“Kondisinya pun masih sangat baik dengan usia simpan yang masih segar. Sebanyak 95,5% berada di rentang usia simpan yang tidak melewati enam bulan,” tutur dia.

Baca Juga: Jagung Di Peternak Mulai Mahal, Bapanas Usul SPHP Jagung

Sesuai dengan Keputusan Kepala Bapanas 216/2025 yang terbit Juli lalu, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung pipilan kering ditetapkan untuk tingkat petani sebesar Rp5.500/kg yang berlaku bagi Bulog dengan ketentuan kadar air 18-20%. 

Sedangkan HPP jagung sebesar Rp6.500/kg berlaku untuk jagung pipilan kering di gudang Bulog dengan kadar air maksimal 14% dan aflatoksin maksimal 50 part per billion (ppb).

“Jadi setelah Bulog menyerap jagung petani saat panen raya yang lalu dan disimpan. Sekarang memang sudah waktunya untuk penyaluran jagung kepada para peternak unggas. Untuk itu dalam waktu dekat, Bapanas akan menugaskan Bulog untuk pelaksanaan SPHP jagung yang perdana di 2025,” jelas Arief.

Produksi Jagung RI Januari-Oktober 2025 Diperkirakan Naik 
Lebih lanjut, BPS memperkirakan, produksi jagung kadar air 14% sepanjang Januari-Oktober 2025 mencapai 13,6 juta ton, naik 3,98% atau sekitar 520 ribuan ton daripada periode tahun lalu yang hanya 13,08 juta ton.

Secara rinci, kenaikan produksi tersebut di antaranya dari realisasi hasil produksi Januari-April 2025 yang masing-masingnya mencapai 1,25 juta ton; 1,86 juta ton; 1,64 juta ton; dan 1,27 juta ton. 

Kemudian, dari angka sementara produksi atau perkiraan pada Mei-Juli 2025 yang masing-masingnya mencapai 0,98 juta ton; 1,53 juta ton; dan 1,46 juta ton. Sedangkan perkiraan produksi jagung Agustus-Oktober 2025 masing-masing sebesar 1,20 juta ton; 1,29 juta ton; dan 1,13 juta ton.

Kenaikan potensi produksi jagung tersebut sejalan dengan perkiraan total luas panen jagung periode Januari-Oktober 2025 yang mencapai 2,35 juta hektare (ha). Luas panen ini naik 0,10 juta ha atau 4,25% dari periode yang sama di tahun lalu seluas 2,25 juta ha.

“Sebagai catatan, potensi luas panen ini sudah termasuk tanaman jagung yang akan dipanen bukan untuk dipipil. Misalnya yang dipanen muda atau yang dipanen untuk hijauan pakan ternak,” jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Senin (1/9).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar