26 Agustus 2025
14:44 WIB
Jagung Di Peternak Mulai Mahal, Bapanas Usul SPHP Jagung
Bapanas mengaku telah mengusulkan kepada Kemenko Pangan untuk segera menyepakati SPHP Jagung di tahun ini untuk menekan harga jagung di peternak yang mulai tinggi.
Penulis: Erlinda Puspita
Petani memisahkan jagung dengan kulitnya usai dipanen, di Desa Kaleke, Sigi, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. Antara Foto/Basri Marzuki
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan telah mengajukan skema penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung bagi peternak kepada Kementerian Koordinator Bidang Pangan. Hal ini untuk menekan harga jagung yang saat ini mulai merangkak naik di peternak sehingga berdampak pada kenaikan harga daging dan telur ayam.
Arief menyebut, Bapanas telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap jagung produksi dalam negeri pada musim panen raya lalu, sebagai stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP). Melalui CJP tersebut, maka menurut dia SPHP jagung bisa digelontorkan pada peternak layer.
"Badan Pangan Nasional telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap jagung produksi dalam negeri, menjelang panen raya jagung di Februari dan Maret lalu. Hasil dari serapan itu tentunya disiapkan untuk mengatasi fluktuasi harga jagung di tingkat peternak seperti hari ini," kata Arief dalam keterangan resmi, Selasa (26/8).
Baca Juga: Produksi Jagung Diprediksi 9,45 Juta Ton Hingga Juli, Harga Di Petani Murah
Arief menjelaskan saat ini stok CJP di Bulog sekitar 65 ribu ton. Dengan jumlah stok tersebut, ia menilai perlunya penyaluran SPHP jagung kepada peternak layer agar harga operasional peternak bisa ditekan. Mengingat komposisi jagung pakan memegang porsi hampir separuh dalam operasional produksi peternak unggas.
"Saat ini stok CJP di Bulog ada sekitar 65 ribu ton yang tersebar di seluruh Indonesia. Jadi diperlukan adanya program SPHP dan hal ini telah kami ajukan ke Kementerian Koordinator Bidang Pangan untuk dibahas dan disepakati dalam Rakortas. Dengan SPHP jagung, pemerintah bisa membantu peternak skala kecil untuk memperoleh jagung pakan yang lebih terjangkau," lanjut Arief.
Program penyaluran SPHP jagung pakan ke peternak layer mandiri diketahui pernah dilakukan pemerintah pada 2023 dan 2024. Di tahun 2023, realisasi SPHP jagung sebanyak 27,6 ribu ton dan tahun 2024 mencapai 275,5 ribu ton. Sementara di tahun 2025, pelepasan stok CJP baru dilakukan melalui skema lelang dengan jumlah 90,8 ribu ton.
Perkuat Pengawasan
Adapun terkait harga jagung di tingkat peternak yang mulai merangkak naik usai panen raya di Februari dan Maret 2025, Arief menjelaskan, harga komoditas ini per 25 Agustus 2025 rata-rata nasional berada di Rp6.539/kg atau 12,74% melebihi Harga Acuam Penjualan (HAP) di tingkat konsumen yang sebesar Rp5.800/kg.
Lebih lanjut Arief menegaskan, Satgas Pangan Polri akan memperkuat pengawasan di lapangan. Beriringan, pengawasan distribusi juga akan dilakukan melalui penajaman data penerima agar tepat sasaran.
Baca Juga: Harga Telur Makin Mahal, KSP Minta Bulog Salurkan Cadangan Jagung
"Bersama Satgas Pangan Polri, kami berkomitmen melakukan pengawasan ketersediaan jagung. Tidak boleh ada yang menimbun stok untuk memperoleh keuntungan sepihak. Ini stok jagung pemerintah dalam waktu dekat pun siap digulirkan ke peternak layer mandiri, sehingga pengawasan penting untuk ketepatan sasarannya," tutur Arief.
Untuk data peternak yang menerima program SPHP jagung, Arief menyebut akan kembali menggunakan data di tahun-tahun sebelumnya sesuai dari Direktorat Jenderal Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Terkait harga yang diterapkan dalam program SPHP jagung dipastikan akan di bawah rerata harga jagung pakan di pasaran, sehingga peternak unggas benar-benar dapat terbantu.