25 April 2025
18:50 WIB
Sri Mulyani Sebut AS Merasa Tidak Diuntungkan Oleh Globalisasi
Topik globalisasi akan dibawa dan dibahas dalam forum-forum internasional seperti Forum G20. Sehingga harapannya, dapat dilakukan reformasi.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sumber: AntaraFoto/Aprillio Akbar
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pesan yang disampaikan oleh Secretary of the Treasury atau Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent kepada dirinya.
Menteri Keuangan asal Negeri Paman Sam itu menyebutkan bahwa Amerika Serikat merasa tidak diuntungkan dengan adanya globalisasi.
Sri Mulyani mengakui globalisasi yang terjadi selama ini adalah sebuah mekanisme untuk menciptakan hubungan antar negara yang berdasarkan positive sum game. Mekanisme ini pun telah menimbulkan dampak di masing-masing negara.
Sebelumnya, dampak globalisasi lebih dirasakan oleh negara miskin dan negara berkembang. Tapi belakangan, fenomena ini justru juga dirasakan negara maju seperti Amerika Serikat.
Baca Juga: WTO: Perang Tarif Bikin Perdagangan Dunia Anjlok Jadi Minus 0,2%
"Selama ini lebih banyak negara miskin atau negara berkembang (emerging) menganggap bahwa globalisasi tidak selalu menguntungkan secara adil. Namun, di dalam fenomena yang sekarang terjadi, justru Amerika Serikat sebagai negara terbesar di dunia, juga menganggap dirinya menjadi korban dari globalisasi," kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jumat (25/4).
Topik itulah yang kemudian akan dibawa dan dibahas dalam forum-forum internasional seperti Forum G20. Sehingga harapannya, dapat dilakukan reformasi.
"Ini memberikan suatu tekad bersama di dalam pembahasan G20 bahwa rezim dari perdagangan global dan perdagangan internasional perlu untuk dilakukan reformasi, ini agenda yang akan terus dibahas dalam forum-forum internasional," tegasnya.
Dalam sejumlah kesempatan negosiasi yang dilakukan di sela-sela berbagai agenda internasional, seperti Pertemuan G20 Presidensi Afrika Selatan dan IMF-World Bank Spring Meeting di Washington DC, Bessent menyampaikan AS akan terus mengambil posisi untuk terlibat aktif menjaga fungsi-fungsi lembaga internasional sebagai penyeimbang tatanan ekonomi dunia.
"Seperti yang disampaikan oleh US Treasury atau Pak Scott Bessent, menyampaikan bahwa posisi Amerika Serikat tetap akan menjadi anggota dan sekaligus memimpin lembaga-lembaga internasional, seperti IMF dan Bank Dunia, yang akan juga menjadi ajang bagi pelaksanaan berbagai agenda nasionalnya Amerika Serikat melalui lembaga-lembaga tersebut,” ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Pengamat: Mimpi Trump Bisa Ancam Stabilitas Perdagangan Global
Bendahara Negara menekankan posisi AS dalam institusi global tersebut menjadi penting untuk dicermati. Lantaran, dapat berdampak pada struktur perdagangan dan kerja sama internasional, termasuk dengan Indonesia.
Dalam memahami sudut pandang AS, Sri Mulyani mengatakan Amerika saat ini tengah mendorong tatanan perdagangan baru yang lebih resiprokal atau saling menguntungkan. Tujuannya, untuk menciptakan sebuah tatanan perdagangan yang lebih adil, khususnya bagi Amerika Serikat.
"Kita dalam hal ini tentu perlu untuk terus melihat bagaimana peranan dari Amerika Serikat di dalam lembaga-lembaga internasional termasuk reformasi dari WTO yang sekarang menjadi fokus dari berbagai macam kebijakan yang dilaksanakan oleh Amerika Serikat terhadap partner dagangnya yaitu termasuk melakukan tarif resiprokal," jelasnya.