25 Juni 2024
19:30 WIB
Sri Mulyani Curhat Setiap Hari Dapat SMS Penawaran Pinjol
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menceritakan jika dirinya kerap menerima pesan atau SMS berisi penawaran pinjaman uang atau utang dalam waktu cepat.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Edukasi Keuangan Bundaku di Jakarta, Selasa (25/6). Validnews/Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menceritakan jika dirinya kerap menerima pesan atau SMS berisi penawaran pinjaman uang atau hutang dalam waktu cepat.
Syarat untuk meminjam uang tersebut pun juga beda-beda dan terbilang mudah. Ada yang bisa menjaminkan bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) kendaraan hingga sertifikat rumah.
"Anda lihat saja SMS Anda itu, banyak sekali. BPKB Anda bisa dipakai untuk ini. Anda tanya, ibu dapat nggak (SMS.red) itu? Dapat saya juga. Saya ditawarin pinjaman tiap hari sama kayak ibu-ibu," kata Sri Mulyani dalam Edukasi Keuangan Bundaku di Jakarta, Selasa (25/6).
Oleh karena itu, Sri Mulyani mengingatkan ibu-ibu/perempuan harus punya pertahanan agar tidak menjadi korban. Lantaran, ibu-ibu/perempuan sering kali menjadi target penipuan.
"Jadi, kalau kita sendiri tidak punya pertahanan, and then kita lah yang kemudian menjadi korban, kita tuh target," imbuhnya.
Baca Juga: OJK: Tingkat Inklusi dan Literasi Perempuan Lebih Tinggi Dari Laki-Laki
Masih dalam kesempatan yang sama, Bendahara Negara itu mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan literasi keuangan.
Caranya, dengan menyaring informasi dari risiko kejahatan siber, terutama pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol).
“Teknologi digital memberikan kemudahan akses terhadap berbagai penawaran dan informasi, maka masyarakat yang kurang terliterasi dari sisi keuangan menjadi objek yang sangat rentan,” ujar Sri Mulyani.
Adapun, salah satu ciri khas kejahatan keuangan siber adalah tawaran keuntungan yang berkali-kali lipat lebih tinggi dari modal yang dikeluarkan. Pasalnya, Sri Mulyani menekankan, bisnis yang ideal tidak mungkin memberikan keuntungan yang terlampau melimpah.
"Itu adalah eksploitasi pasti. Kalau bisnisnya genuine, nggak mungkin dia akan membuat keuntungan yang banyak dan itu pasti nggak legitimate," ungkap dia.
Menurutnya, ibu-ibu/perempuan harus menggunakan instingnya dan mengetahui apa landasannya dari setiap penawaran.
Kedua, paham kalau penawaran terlalu indah bisa berisiko, maka jangan diteruskan. Ibu-ibu/perempuan harus mengeceknya berkali-kali.
"Jadi, begitu ada penawaran yang terlalu bagus dan indah, cek satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali, kalau perlu sepuluh kali dicek baru Anda akan tahu apakah ini benar atau enggak. Dan kemudian Anda mulai berpikir secara rasional," terangnya.
Baca Juga: Mengenal Literasi Keuangan
Sri Mulyani mendukung penuh program OJK yang secara aktif memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satunya adalah program Bundaku (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan) yang menyasar kelompok perempuan.
Dia berpendapat, perempuan memiliki peran krusial dalam menyebarluaskan pemahaman mengenai literasi keuangan.
“RA Kartini sudah bicara literasi, dan beliau sangat yakin perempuan yang diberikan akses informasi akan mampu mendidik anak-anaknya menjadi lebih baik, sehingga mampu menciptakan peradaban yang lebih baik,” tuturnya.
Di akhir, dia menyampaikan bahwa setiap ibu adalah menteri keuangan bagi keluarganya, yang memastikan setiap anggota keluarga dapat merasakan manfaat dari perencanaan yang cermat dan keputusan yang bijak demi kesejahteraan bersama.