c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

02 Januari 2025

14:26 WIB

Sri Mulyani Cerita Pengalaman Awal Kenal Pasar Modal

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menceritakan awal pertama dirinya mengenal Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p>Sri Mulyani Cerita Pengalaman Awal Kenal Pasar Modal</p>
<p>Sri Mulyani Cerita Pengalaman Awal Kenal Pasar Modal</p>

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat pembukaan perdagangan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1). Validnews/Fitriana Monica Sari

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menceritakan awal pertama dirinya mengenal Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Bendahara Negara ini mengaku mulai mengenal terkait jual dan beli saham sejak masih remaja atau saat di tingkat mahasiswa.

Tak hanya Sri Mulyani, dia juga menyebut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga mengenal pasar modal sejak mahasiswa.

"Dulu, waktu saya dan Pak Mahendra, Pak Perry masih remaja, kami masih mahasiswa, kita mulai diajari mengenai Bursa Efek Indonesia (BEI), paham mengenai jual-beli saham," kata Sri Mulyani di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (2/1).

Hal itu, menurutnya, berbeda dengan sekarang. Kini, edukasi mengenai pasar modal tak lagi diajarkan mulai di tingkat mahasiswa, tapi sudah di tingkat Sekolah Dasar (SD).

Baca Juga: IHSG Awal Tahun 2025 Dibuka Cerah

Dengan demikian, mereka yang mengenal pasar modal sejak SD, tentunya sudah mengenal betul pasar modal sejak dini.

"Sehingga, mereka menjadi getting familiar dengan Bursa Efek dan ini hanya bisa dilakukan kalau kita juga bersama-sama nanti masuk ke kurikulum, bagaimana cara penyampaiannya dan bagaimana mereka merasa terbiasa dengan transaksi," jelas dia.

Saat masyarakat sudah mulai mendiversifikasi tabungan dan menciptakan pendalaman pasar modal, kata Menkeu, maka OJK bersama BEI memiliki tanggung jawab agar saham-saham yang dijual-belikan adalah saham-saham yang sehat dan berasal dari fundamental perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan tata kelola yang baik.

"Sehingga, masyarakat tidak merasa bahwa mereka membeli sebuah surat berharga yang ternyata tidak berharga, ini adalah tantangan kita semua," imbuhnya.

Dorong Edukasi dan Inovasi
Berdasarkan data yang dimiliki OJK, jumlah investor yang sudah berpartisipasi di pasar saham atau BEI masih relatif kecil.

Per 24 Desember 2024, tercatat jumlah investor pasar modal mencapai 14,81 juta Single Investor Identification (SID). Angka ini melonjak sebesar 2,6 juta SID dari 2023. Di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia pada 2023 ada sebanyak 277,5 juta.

Sementara itu, menurut hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia pada 2023 sebesar 65,43%. Sedangkan, indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%.

Berdasarkan jenis layanannya, indeks literasi keuangan konvensional sebesar 65,08% dan indeks literasi keuangan syariah 39,11%. Kemudian untuk indeks inklusi keuangan konvensional 73,55% dan inklusi keuangan syariah 12,88%.

Baca Juga: IHSG Akhir 2024 Ditutup Menguat di 7.079,90

Khusus di pasar modal, untuk indeks literasi keuangan pasar modal konvensional yakni sebesar 15,32%. Sedangkan, indeks literasi pasar modal syariah di angka 5,48%. 

Untuk inklusi keuangan pasar modal konvensional sebesar 1,60%. Sedangkan, indeks inklusi keuangan pasar modal syariah jauh lebih kecil, yakni hanya di angka 0,37%.

Oleh karena itu, Sri Mulyani mendorong agar edukasi dan literasi terkait pasar modal terus ditingkatkan kepada masyarakat Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga dituntut untuk terus berinovasi mendorong instrumen-instrumen yang jauh lebih terjangkau untuk masyarakat kecil bisa berpartisipasi.

"Kami di Surat Berharga Negara (SBN) sudah membuat pecahan yang sangat kecil, sehingga sekarang di dalam basis investor SBN itu kita banyak menemukan pelajar dan mahasiswa sudah memulai beli SBN itu positif untuk kita semuanya, saya berharap demikian juga dengan saham," tutur Sri Mulyani. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar