c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

27 November 2023

20:30 WIB

Sokong Pasokan Gas, HCML Siap Dukung Pengembangan Industri Jatim

Sebanyak tiga lapangan yang dikelola saat ini dapat mendorong pertumbuhan berbagai industri di Jawa Timur. Upaya ini juga diharapkan dapat menyerap potensi suplai gas yang diproduksi HCML.

Penulis: Khairul Kahfi

Sokong Pasokan Gas, HCML Siap Dukung Pengembangan Industri Jatim
Sokong Pasokan Gas, HCML Siap Dukung Pengembangan Industri Jatim
Kegiatan kunjungan SKK Migas dan Media ke lapangan Gas Metering Station (GMS) HCML di Pasuruan, Senin (27/11). ValidNewsID/Khairul Kahfi

PASURUAN - VP Operations Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) Perkasa Sinagabariang menargetkan sebanyak tiga lapangan yang dikelola saat ini dapat mendorong pertumbuhan berbagai industri di Jawa Timur. Upaya ini juga diharapkan dapat menyerap potensi suplai gas yang diproduksi HCML.

Perkasa mengatakan, sebanyak 100% gas yang diproduksi HCML digunakan untuk mendukung kebutuhan pupuk, listrik dan industri domestik. Sejalan dengan kebijakan SKK Migas dalam mengutamakan produksi gas untuk kebutuhan energi dalam negeri.

“Seperti kita ketahui, dalam beberapa waktu mendatang akan ada beberapa pengembangan industri di Jawa Timur,” ujar Perkasa dalam kegiatan kunjungan SKK Migas dan Media ke lapangan Gas Metering Station (GMS) HCML di Pasuruan, Senin (27/11).

Selanjutnya, HCML yang menjadi operator dari Wilayah Kerja (WK) Madura Strait, terus berkomitmen untuk tetap menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur khususnya dan Indonesia ke depan.

Sebagai informasi, saat ini produksi puncak sales gas HCML sebesar 250 juta standar kaki kubik per hari/MMSCFD, serta merupakan yang terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. HCML juga memiliki tiga lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu Lapangan BD, Lapangan 2M, dan Lapangan MAC. 

“Dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar, secara persentase produksinya mencapai 30% dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur,” ujarnya.

Baca Juga: HCML Mulai Produksi Gas Di Madura

Produksi Lapangan BD didukung oleh tiga fasilitas utama yaitu Anjungan Sumur Lepas Pantai (offshore Wellhead Platform/WHP); Gas Metering Station (GMS) yang terletak di kota Pasuruan; serta fasilitas Produksi Terapung, Penyimpanan, dan Pembongkaran (Floating Production, Storage, and Offloading/FPSO). 

Lapangan BD adalah satu-satunya lapangan HCML yang memiliki kandungan asam sulfida (H2S) dan kondensat, sehingga membutuhkan pengolahan kompleks. Dirinya juga mneginformasikan, FPSO Karapan Armada Sterling III merupakan satu-satunya anjungan terapung di Indonesia yang memiliki fasilitas Sulphur Recovery Unit.  

“Dari FPSO, sales gas yang sudah memenuhi spesifikasi akan dialirkan ke GMS melalui pipa gas bawah laut sepanjang kurang lebih 53 Km. Total kapasitas produksi dari lapangan ini sekitar 120 MMSCFD dan 8.000 barel kondensat per hari/BCPD,” terangnya. 

Per 31 Oktober 2023, lapangan BD mengirimkan sales gas sebesar 110 MMSCFD dengan 6.000 barel kondensat per hari.

Selanjutnya, Lapangan 2M (MBH dan MDA) memiliki konfigurasi dua fasilitas anjungan lepas pantai (Anjungan MBH dan MDA), dengan satu fasilitas produksi terapung (Floating Production Unit/FPU) dengan kapasitas produksi gas sebesar 127 MMSCFD dan kapasitas sales gas sebesar 120 MMSCFD.

“Fasilitas FPU sendiri memiliki kapasitas produksi sebesar 175 MMSCFD dan diharapkan akan menampung gas dari pengembangan lapangan lainnya dikemudian hari (MDK dan MBF),” terangnya. 

Baca Juga: Permintaan Naik, PGN Gandeng Empat KKKS Perkuat Pasokan Gas Bumi

Pertama kali berproduksi pada Oktober 2022, Lapangan 2M setelah diselesaikannya pekerjaan fabrikasi dan konstruksi FPU di Tiongkok yang dimulai sejak Mei 2021 dan sailaway menuju Indonesia di akhir Agustus 2022. 

Proses fabrikasi, konstruksi dan instalasi FPU Trunojoyo ini dilakukan di tengah-tengah pandemi covid-19. Perkasa menyampaikan, penyelenggaraan ini menjadi contoh sukses penerapan Agile Project Management dengan memaksimalkan teknologi komunikasi dan digital terkini dalam melakukan pengendalian jarak jauh dari Jakarta atas pekerjaan fabrikasi dan konstruksi FPU.  

Kemudian, untuk lapangan MAC memiliki kapasitas produksi gas sebesar 54 MMSCFD dan kapasitas sales gas sebesar 50 MMSCFD. Lapangan MAC terdiri dari Wellhead Platform dan Mobile Offshore Production Unit (MOPU). 

“MOPU Prameswari 8 memiliki keistimewaan tersendiri, karena menjadi MOPU pertama yang proses desain dan fabrikasinya dilakukan seluruhnya di Indonesia,” urainya. 

Pada kesempatan sama, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro berharap, tiga lapangan yang telah berproduksi dan beberapa lapangan baru yang akan dikembangkan dapat membuat produksi HCML meningkat, sekaligus menjadi lebih terintegrasi untuk kegiatan produksi yang lebih masif.

Ke depan, Hudi menginformasikan, HCML akan mengembangkan dua lapangan baru, yakni Lapangan MDK yang dijadwalkan on-stream pada tahun 2026, dan Lapangan MBF pada tahun 2027. 

“HCML akan terus berupaya untuk melakukan pengembangan lapangan-lapangan gas baru untuk memaksimalkan pemanfaatan gas bumi di Indonesia, hal ini juga dibarengi dengan tujuan untuk mendukung SKK Migas dalam pencapaian produksi gas sebesar 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada tahun 2030," beber Hudi. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar