c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

08 Oktober 2025

20:19 WIB

Soal Restrukturisasi Utang KCIC, Rosan: Negosiasi Sedang Berjalan

Proses negosiasi untuk restrukturisasi utang proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sedang berlangsung baik dengan pemerintah China maupun dengan pihak swasta.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Soal Restrukturisasi Utang KCIC, Rosan: Negosiasi Sedang Berjalan</p>
<p id="isPasted">Soal Restrukturisasi Utang KCIC, Rosan: Negosiasi Sedang Berjalan</p>

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani saat ditemui usai acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Rabu (8/10/2025). ANTARA/Bayu Saputra

JAKARTA - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan, proses negosiasi untuk restrukturisasi utang proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sedang berlangsung.

Negosiasi dilakukan dengan pemerintah dan perusahaan mitra dari China guna menyepakati struktur pembiayaan baru yang lebih berkelanjutan.

"Iya, sedang berjalan (restrukturisasi) dengan pihak China, baik dengan pemerintah China (negosiasi) sedang berjalan," kata Rosan usai menghadiri Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Rabu (8/10), dikutip dari Antara.

Dia menerangkan, restrukturisasi utang proyek KCIC tidak sekadar perbaikan jangka pendek, melainkan mencakup reformasi menyeluruh terhadap struktur pembiayaan agar risiko serupa tidak terulang pada masa mendatang.

Baca Juga: KCIC: Whoosh Sukses Layani 10 juta Penumpang

"Untuk kita maunya bukan restrukturisasi yang sifatnya kemungkinan potensi problemnya ke depan itu ada. Jadi kita mau melakukan reformasi secara keseluruhan. Jadi begitu kita restrukturisasi, ke depannya tidak akan terjadi lagi hal-hal seperti ini, seperti keputusan default dan lain-lain," ujarnya.

Lebih lanjut, Rosan tidak menampik bahwa proses restrukturisasi utang KCIC berpotensi memengaruhi rencana pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Namun, menurutnya, ranah teknis proyek lanjutan tersebut akan lebih ditangani oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

“Kalaupun ini yang (kereta cepat) Jakarta-Surabaya dilaksanakan, strukturnya itu adalah struktur yang benar-benar sustainable," kata Rosan.

Rosan menyebut, skema restrukturisasi bakal dirampungkan terlebih dahulu bersama pihak China sebelum diumumkan ke publik.

Adapun proyek ini yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) ini menjadi sorotan karena beban utang yang harus ditanggung oleh PT KAI.

Total biaya proyek mencapai US$7,27 miliar atau sekitar Rp118,9 triliun, termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,2 miliar. Sejak digarap pada 2016, proyek ini telah menjadi perhatian publik karena kompleksitas finansial.

Sebagaimana diketahui, KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd.

Baca Juga: Lebih 80 Ribu WNA Gunakan Whoosh Dalam Tiga Bulan

Dalam pengembangannya, KCIC beroperasi tanpa bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun jaminan Pemerintah Indonesia.

Pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh diperoleh dari dana pinjaman China Development Bank sebesar 75%. Sedangkan 25% merupakan setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PSBI (60%) dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. (40%).

Komposisi pemegang saham PSBI yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) 58,53%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 33,36%, PT Perkebunan Nusantara I 1,03%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 7,08%.

Adapun komposisi pemegang saham Beijing Yawan HSR Co. Ltd yaitu CREC 42,88%, Sinohydro 30%, CRRC 12%, CRSC 10,12%, dan CRIC 5%


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar