c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

08 Mei 2024

15:51 WIB

SKK Migas Utamakan Pasokan Gas Bumi Untuk Kebutuhan Domestik 

Hingga Maret 2024, sebanyak 77% dari total produksi gas 5.367 BBTUD disalurkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>SKK Migas Utamakan Pasokan Gas Bumi Untuk Kebutuhan Domestik&nbsp;</p>
<p>SKK Migas Utamakan Pasokan Gas Bumi Untuk Kebutuhan Domestik&nbsp;</p>

Ilustrasi penyaluran PGN. Dok. PGN

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen mengutamakan pasokan gas bumi untuk kebutuhan pelaku industri di dalam negeri.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro lewat keterangan tertulisnya menerangkan hingga Maret 2024 lalu, total lifting atau salur gas mencapai sekitar 5.367 billion british thermal unit per day (BBTUD).

Dari angka itu, Hudi menyebut sebanyak 4.109 BBTUD atau 77% dari total salur gas dialokasikan untuk pasar domestik. Sedangkan 23% sisanya atau sekitar 1.258 BBTUD untuk pasar ekspor.

"Hal ini mencerminkan bahwa pasokan gas bumi untuk domestik dipastikan aman," sebut Hudi, Rabu (8/5).

Baca Juga: Sele Raya Belida Catat Peningkatan Produksi Migas Pada Sumur SAS-1

Catatan produksi gas bumi itu, sambung Hudi, masih lebih banyak dibanding kebutuhan dalam negeri. Artinya, butuh infrastruktur jaringan gas yang andal di samping pasar yang memadai, mengingat pasokan gas akan terus bertambah.

Karena itu, Hudi menuturkan harus ada keterlibatan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri midstream dan hilir. Dengan demikian, ketahanan energi nasional dapat terjaga untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Intinya SKK Migas berkomitmen untuk memastikan pasokan gas dari hulu untuk kebutuhan nasional aman," imbuh dia.

Sepanjang tahun ini, rerata produksi gas nasional diproyeksi menyentuh 5.544 BBTUD, kemudian meningkat menjadi 5.799 BBTUD pada 2025, 6.576 BBTUD tahun 2026, 7.083 BBTUD tahun 2027, dan 8.198 BBTUD pada tahun 2028 mendatang.

Peningkatan produksi gas sejatinya sudah terjadi pada 2023 lalu dengan persentase 2,2% jika dibandingkan salur gas tahun 2022. Produksi yang diperkirakan terus meningkat itu tak lepas dari onstream-nya proyek Tangguh Train-3 dan Jambaran Tiung Biru (JTB).

Baca Juga: Industri Dituduh Tak Mampu Serap HGBT, Kemenperin: Suplai Kurang

Terlebih, ada temuan blok migas jumbo yang belum berproduksi seperti Geng North di Kalimantan Timur, Masela di Kepulauan Tanimbar, hingga Asap Kido Merah di Papua Barat.

Ditambah lagi, ada penemuan cadangan gas baru yang masuk kategori giant discovery, seperti di Andaman. Sehingga, SKK Migas memproyeksi produksi gas Indonesia bakal terus meningkat sesuai dengan long term plan (LTP).

"Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan potensi sumber daya gas secara optimal untuk mendukung ketahanan energi serta pertumbuhan ekonomi nasional," ucap Hudi D. Suryodipuro.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar