c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

08 Oktober 2025

08:00 WIB

Serius Beralih Ke Energi Bersih, Pemerintah Kaji Pengembangan E10

Pengembangan E10 belum bisa dilakukan tahun 2026 karena ada banyak hal yang harus dimatangkan lebih dulu 

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Serius Beralih Ke Energi Bersih, Pemerintah Kaji Pengembangan E10</p>
<p id="isPasted">Serius Beralih Ke Energi Bersih, Pemerintah Kaji Pengembangan E10</p>

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tengah mengulik peluang penerapan campuran 10% etanol (E10) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) dalam rangka peralihan menuju ke energi yang lebih bersih.

Bahlil mengakui, rencana untuk mengembangkan E10 itu tak lepas dari potret keberhasilan program biodiesel. Saat ini, campuran minyak nabati ke dalam minyak solar sudah mencapai angka 40% (B40).

"Kita berangkat dari potret keberhasilan biodiesel. Mulai sekarang untuk di bensin, kita juga mulai mendorong untuk tahapan ke sana. Awalnya, memang kita bikin ke E10 dulu," ucap Bahlil saat ditemui di Anjungan Sarinah, Jakarta, Selasa (7/10) petang.

Rencana pengembangan E10 itu, sambungnya, juga telah didiskusikan dengan Presiden Prabowo Subianto. Dia menyebut ada sambutan positif dari Kepala Negara untuk mengembangkan Etanol 10%.

Baca Juga: Dirjen EBTKE Beberkan Dampak Positif Campuran Etanol Pada BBM

Walau begitu, Menteri Bahlil menekankan pengembangan E10 belum bisa dilakukan tahun 2026 karena ada banyak hal yang harus dimatangkan lebih dulu. Misalnya, ialah soal pabrik etanol sebagai pemasok E10.

Sebagai contoh untuk B50, pemerintah butuh metanol sekitar 2,3 juta-2,6 juta ton. Sehingga, dibangunlah pabrik di Bojonegoro, Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

"Sementara itu untuk pabrik etanol ada dua, satu singkong, satunya tebu. Tebu kemungkinan besar itu di Merauke, sementara singkong lagi dipetakan secara baik ya," paparnya.

Saat ini, rencana pengembangan E10 masih terus digodok oleh pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait. Ketika sudah siap, barulah proyek itu dijalankan oleh pemerintah.

"Ya 2-3 tahun (butuh waktu), terhitung sekarang ya. Jadi kita harus hitung baik-baik dulu," tambah Bahlil.

Manfaat Etanol
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menilai etanol punya sederet manfaat positif jika dicampurkan ke dalam bahan bakar minyak (BBM).

Selepas gelaran Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2025, Eniya menerangkan salah satu manfaat campuran etanol itu ialah meningkatkan kualitas dari bensin yang digunakan pada setiap kendaraan bermotor.

Pasalnya, etanol sendiri memiliki tingkat oktan (Research Octane Number/RON) sebesar 108. Praktis dengan mencampur etanol, tingkat oktan dari BBM bakal ikut terkerek naik dan dampak positif juga akan dirasakan pada mesin kendaraan.

Baca Juga: Ikabi: Etanol 3,5% Dalam BBM Sesuai Standar Dunia, Perlu Naik Bertahap

"Pertamax ditambah etanol itu RON-nya kan naik. Ada 108 kalau etanol itu. Makin bagus itu, RON-nya semakin bagus," ucapnya kepada awak media, Senin (6/10).

Etanol, sambungnya, juga dapat dimanfaatkan sebagai senjata transisi energi. Pencampuran etanol dalam BBM digadang-gadang bisa menekan gas buang dari kendaraan bermotor.

"Ini kita bisa meng-create penurunan emisi untuk bensin karena impor bensin kita itu 37,7 juta kiloliter (kl), impor solar kita 39,5 juta kl," terang Eniya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar