c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

04 Oktober 2025

15:27 WIB

Ikabi: Etanol 3,5% Dalam BBM Sesuai Standar Dunia, Perlu Naik Bertahap

Ikabi menegaskan kadar etanol sebesar 3,5% di dalam BBM masih aman dan sesuai standar dunia. Di sisi lain, kandungan bioetanol jadi langkah awal positif dalam agenda transisi energi Indonesia.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Ikabi: Etanol 3,5% Dalam BBM Sesuai Standar Dunia, Perlu Naik Bertahap</p>
<p>Ikabi: Etanol 3,5% Dalam BBM Sesuai Standar Dunia, Perlu Naik Bertahap</p>
Ilustrasi kegiatan di suatu SPBU Pertamina. Antara

JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (Ikabi) Tatang Hernas Soerawidjaja menegaskan, kadar etanol sebesar 3,5% di dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) masih aman dan sesuai standar dunia. Merujuik World-Wide Fuel Charter, Tatang mengatakan, BBM diperbolehkan mengandung oksigen maksimal 2,7% berat.

"Kalau etanol biasanya hanya bisa dicampurkan hingga sekitar 5% volume agar tetap memenuhi syarat. Jadi, kandungan 3,5% volume di BBM Pertamina masih aman dan sesuai standar," kata Tatang mengutip Antara, Jakarta, Sabtu (4/10).

Baca Juga: Pertamina Beberkan Best Practice Penggunaan Etanol Di BBM, Eropa-AS

Tatang melanjutkan, kandungan tersebut justru tergolong rendah bila dibandingkan praktik serupa di negara lain. Misalnya di Brasil, BBM dicampur dengan bioetanol minimal 20% volume.

"Di sana (Brasil), ada mobil berbahan bakar fleksibel, kadar bioetanolnya bisa dari 20-95% volume. Kendaraan dilengkapi instrumen pendeteksi kadar bioetanol di dalam tangki dan otomatis menyesuaikan perbandingan udara dan uap bahan bakar yang tepat," ujarnya.

Tatang juga menegaskan bahwa bahan bakar beroksigen seperti bioetanol dan MTBE terbukti meningkatkan angka oktan dan membuat emisi gas buang lebih bersih.

"Di negara-negara yang polusi udaranya sudah berat, pencampuran etanol bahkan diwajibkan oleh peraturan negara untuk menurunkan emisi kendaraan bermotor," tambahnya.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Buka Suara Soal Campuran Etanol Pada BBM

Bahkan, Tatang menyebut, kandungan 3,5% etanol merupakan langkah awal yang positif bagi Indonesia, sekalipun masih sangat rendah dibanding negara lain.

"Pemerintah bisa mulai dengan 5% volume lalu meningkatkannya (bertahap), sambil mempersiapkan kehadiran flexible-fuel vehicle agar transisi lebih mulus," ujarnya.

Strategis Dukung Emisi Nol
Menurut Tatang, pemanfaatan bioetanol di sektor transportasi merupakan langkah strategis mendukung target net zero emission pada 2060. Pemanfaatan bioetanol, wajib pemerintah lakukan dan harus didukung seluruh pemangku kepentingan, termasuk industri dan masyarakat.

"Bioetanol berkontribusi positif pada pencapaian net-zero emission. Mendukung pemanfaatan bioetanol di sektor transportasi itu wajib kita lakukan bersama pemerintah, industri, dan masyarakat," tegas dia.

Baca Juga: Bukan Cuma Pertamina, Dirjen Migas Ungkap Shell Juga Pakai Etanol

Kehadiran bioetanol dalam BBM dinilainya bukan hanya menambah angka oktan, tetapi juga membuka peluang baru bagi sektor pertanian dan energi terbarukan.

"Jika diatur dan diawasi dengan baik, hal ini akan mengurangi ketergantungan impor minyak mentah, meningkatkan nilai tambah sumber daya domestik, dan mendukung agenda transisi energi nasional," tandas Tatang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar