c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

06 Desember 2023

12:33 WIB

SCI: Sektor Logistik Berperan Penting Jaga Tingkat Inflasi

SCI menyatakan sektor logistik berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun menjaga tingkat inflasi yang ditargetkan pemerintah 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025.

SCI: Sektor Logistik Berperan Penting Jaga Tingkat Inflasi
SCI: Sektor Logistik Berperan Penting Jaga Tingkat Inflasi
Ilustrasi. Foto udara aktivitas bongkar muat di dermaga peti kemas PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Kendari, Sulawesi Tenggara. Antara Foto/Jojon

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan empat strategi kebijakan moneter pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 di Kantor BI, Jakarta, Rabu (29/11/2023).  

Salah satu strategi itu adalah kebijakan suku bunga BI terus diarahkan secara forward looking dan pre-emptive untuk mencapai target inflasi, yaitu 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025. 

BI juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 4,7-5,5% pada 2024 dan 4,8-5,6% pada 2025. 

Risiko utama tekanan inflasi tahun 2024 sebagian besar berasal dari gejolak global, yaitu dampak pelemahan Rupiah serta harga energi dan pangan dunia yang tinggi terhadap harga barang-barang impor (imported inflation) dan harga pangan bergejolak (volatile food). 

CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan sektor logistik berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun menjaga tingkat inflasi. Upaya perlu dilakukan secara lebih komprehensif mengingat target inflasi 2024-2025 itu yang terendah sekurangnya sejak tahun 2001.

Salah satu indikator pengukuran inflasi adalah Indeks Harga konsumen (IHK) yang mencakup 11 kelompok pengeluaran. Biaya logistik tertinggi diperkirakan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau atau pangan secara umum.

Baca Juga: Pemerintah Bidik Biaya Logistik Nasional Turun Ke Level 8-9%

Kementerian PPN/Bappenas menyebut biaya logistik nasional (domestik) sebesar 14,1%vdan biaya logistik ekspor sebesar 8,98% terhadap harga barang. 

Setijadi menyatakan, berkaitan dengan karakteristiknya, persentase biaya logistik pangan lebih tinggi yaitu sekitar 20-40% dari harga tergantung jenis komoditasnya, sehingga efisiensi sistem logistik sangat penting dalam upaya menjaga tingkat inflasi.

SCI menyampaikan enam rekomendasi untuk efisiensi logistik.

Pertama, peningkatan koordinasi dan kerja sama antara BI (Tim Pengendalian Inflasi Pusat/TPID) dan pemerintah pusat (kementerian/lembaga terkait) serta perguruan tinggi/lembaga penelitian untuk pemetaan rantai pasok pangan secara nasional. 

Kedua, peningkatan koordinasi dan kerja sama antara BI (Tim Pengendalian Inflasi Daerah/TPID) dan pemerintah daerah serta perguruan tinggi/lembaga penelitian setempat untuk pemetaan rantai pasok pangan wilayah. 

Baca Juga: Industri Logistik Alami Inefisiensi, Berikut Tiga Faktor Utamanya

Ketiga, peningkatan kerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah untuk menyusun sistem logistik daerah, termasuk logistik dan distribusi pangan yang efisien, sebagai upaya strategis yang akan berdampak secara jangka panjang.

Keempat, penyiapan sistem logistik yang tangguh untuk pengembangan rantai pasok produk dan komoditas nasional yang potensial dalam rangka mengurangi ketergantungan impor. 

Kelima, pengembangan sistem informasi pangan untuk memantau ketersediaan stok dan proses distribusi dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan.

Keenam, penetapan suku bunga pinjaman yang lebih kompetitif untuk sektor logistik, terutama untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas untuk peningkatan konektivitas logistik, serta pengadaan armada transportasi. 

"Suku bunga komersial yang ditetapkan untuk sektor logistik relatif tinggi berdasarkan penilaian bisnis dan risikonya," ucap Setiaji.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar