c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

13 November 2025

14:55 WIB

Sambut Penguatan Investasi Australia, Rosan Kebut Kerja Sama Hilirisasi-Kesehatan

Rosan mengungkap nilai investasi Australia di Indonesia dalam lima tahun terakhir mencapai US$2,8 miliar. RI tawarkan investasi sektor hilirisasi sampai kesehatan ke Australia. 

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p>Sambut Penguatan Investasi Australia, Rosan Kebut Kerja Sama Hilirisasi-Kesehatan</p>
<p>Sambut Penguatan Investasi Australia, Rosan Kebut Kerja Sama Hilirisasi-Kesehatan</p>

Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rosan Roeslani (tengah) saat memimpin CEO Meeting dengan lima pimpinan perusahaan besar di Sydney, Australia, Selasa (11/11). Dok Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM

SYDNEY - Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengatakan, hubungan ekonomi Indonesia-Australia dalam lima tahun terakhir terus menguat, utamanya dalam hal investasi. Dirinya mengatakan, nilai investasi Australia di Indonesia dalam kurun waktu tersebut tercatat mencapai US$2,8 miliar.

Hal tersebut dia sampaikan saat memimpin CEO Meeting dengan lima pimpinan perusahaan besar Australia di Sydney, Australia, yang sekaligus menjadi bagian rangkaian pendampingan dalam kunjungan kerja Presiden RI ke Australia yang berfokus pada penguatan kerja sama ekonomi dan investasi antara kedua negara.

“Nilai investasi Australia di Indonesia dalam lima tahun terakhir didominasi oleh sektor pertambangan, perhotelan dan layanan kesehatan. Sementara itu, nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai US$15,4 miliar pada 2024, atau naik 23,5% dibanding tahun sebelumnya,” beber Rosan dalam pernyataan resmi, Jakarta, Kamis (13/11).

Baca Juga: RI-Australia Sepakati Perjanjian Keamanan, Saling Bantu Hadapi Ancaman

Melalui IA-CEPA, Rosan sampaikan, kedua negara tidak hanya membuka pintu bagi investasi, tetapi membangun jembatan kolaborasi berkelanjutan, di mana Indonesia siap bertransformasi menjadi pusat investasi hijau dan bernilai tambah di kawasan.

Berbagai Rencana dan Peluang Investasi
Dalam pertemuan itu, Rosan secara spesifik membahas mengenai rencana investasi strategis dari masing-masing perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, hilirisasi, agrikultur, minyak dan gas di tanah air.

Pertemuan terkait dihadiri oleh Founder and Executive Chair Aspen Medical Glenn Keys; Chairman Pure Battery Technologies (PBT) Stephen Wilmot; Director Managed Investment AAM Investment Group David Paton; CEO Cue Energy Resources Matthew Boyall dan CFO Nickel Industries Ltd Chris Shepherd.

Baca Juga: Tak Bergeming Perang Dagang, Mendag: Ekspor RI Ke AS dan China Lancar

Berfokus pada rencana investasi strategis di berbagai sektor unggulan, Aspen Medical misalnya, diketahui melakukan penjajakan minat investasi proyek redevelop RSUD Samarinda senilai US$1 miliar.

Selain itu, Pure Battery Technologies (PBT) juga akan berinvestasi sebesar US$350 juta di Batang Industrial Park untuk pengembangan material katoda.

“AAM Investment Group mengembangkan peternakan sapi di Lampung dan aktif dalam program pelatihan tenaga kerja Indonesia-`Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA),” ungkap Rosan.

Selain itu, Cue Energy Resources juga dilaporkan menambah investasi untuk sektor minyak dan gas, diikuti Nickel Industries Ltd yang berekspansi pada fasilitas pengolahan nikel di Indonesia.

Jelaskan Investasi RI Makin Luwes
Mengikuti berbagai penjajakan rencana investasi strategis yang disampaikan, Rosan juga menjelaskan mengenai regulasi baru Peraturan Pemerintah 28/2025, di mana perizinan berusaha yang telah melewati Service Level Agreement (SLA) verifikasi dapat terbit otomatis sehingga dapat meningkatkan kepastian kepada pelaku usaha.

“Sampai dengan sekarang, sistem Online Single Submission (OSS) telah menerbitkan sebanyak 134 perizinan berusaha melalui mekanisme fiktif-positif, sehingga proses investasi dapat berlangsung lebih cepat dan efisien,” ungkapnya.

Belum berhenti di situ, Rosan yang menjabat sebagai CEO Danatara juga menyoroti tiga sektor prioritas kerja sama RI-Australia yang dinilai masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. 

Baca Juga: Sering Kena Tuduh, RI Perlu Ubah Hambatan Perdagangan Jadi Penguat Industri

Seperti, hilirisasi sumber daya alam termasuk pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dan panel surya. Lalu, energi baru dan terbarukan dengan potensi mencapai 3.700 GW dari tenaga surya, angin, air, bioenergi, dan panas bumi.

Terakhir, dirinya juga menyorot sektor kesehatan dengan proyeksi belanja kesehatan Indonesia yang mencapai US$138 miliar pada 2040, didukung pembentukan KEK Kesehatan di Bali dan Batam.

“Kami ingin seluruh ekosistem investasi tumbuh lebih baik, dari praktik pertambangan, energi bersih, hingga kesehatan. Indonesia kini bergerak menuju standar global yang lebih tinggi, dengan kepastian hukum dan kemudahan berusaha sebagai fondasinya,” tutup Rosan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar