c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

16 Oktober 2025

09:05 WIB

Tak Bergeming Perang Dagang, Mendag: Ekspor RI Ke AS dan China Lancar

Mendag menyebut kinerja ekspor Indonesia ke AS maupun China tetap menunjukkan tren positif, meski diwarnai perang dagang di antara kedua negara beberapa waktu terakhir.

<p>Tak Bergeming Perang Dagang, Mendag: Ekspor RI Ke AS dan China Lancar</p>
<p>Tak Bergeming Perang Dagang, Mendag: Ekspor RI Ke AS dan China Lancar</p>
Menteri Perdagangan Budi Santoso menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (15/10/2025). Antara/Maria Cicilia Galuh

TANGERANG - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut, kinerja ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) maupun China tetap menunjukkan tren positif, meski diwarnai perang dagang di antara kedua negara beberapa waktu terakhir.

"Kalau kita lihat dari angka-angka (ekspor) enggak ada masalah kan. Ekspor kita malah terus. Surplus tertinggi kita malah ke Amerika, ekspor kita ke China juga naik," ujarnya usai membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke 40 Tahun 2025, Tangerang, Rabu (15/10), melansir Antara.

Baca Juga: Mendag Jamin Pemenang UMKM Pangan Award Masuk Ritel Modern dan KAI

Untuk menjaga perdagangan luar negeri, Indonesia perlu meningkatkan daya saing dari produk-produk yang diekspor. Dia mengatakan asalkan memiliki standar dan kualitas yang mumpuni, produk apapun akan mampu bersaing di pasar global.

"Pokoknya kita itu prinsipnya gini, kita itu ingin ekspor produk apapun, dari yang kalau kita lihat di desa, kita ada program Desa Ekspor itu sebenarnya tujuannya di desa itu banyak program, tapi enggak terstandardisasi. Nah setelah distandardisasi, diikutkan program UMKM Bisa Ekspor jadi bisa," katanya.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor nonmigas ke China pada Januari-Agustus 2025 mencapai US$40,44 miliar, atau naik sebesar 8,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada saat yang sama, ekspor nonmigas ke AS mencapai US$20,60 miliar dan India US$12,59 miliar.

Baca Juga: Dorong Hilirisasi-Ekspor RI, Mendag Target Transaksi TEI 2025 Naik Ke US$16,5 M

Sebanyak tiga terbesar penyumbang surplus neraca perdagangan kumulatif pada periode yang sama, yakni AS US$12,20 miliar, India US$9,43 miliar, dan Filipina US$5,85 miliar. Di sisi lain, negara penyumbang defisit terdalam adalah China US$13,09 miliar, Singapura US$3,55 miliar, dan Australia US$3,49 miliar.

China Tak Gentar Ladeni AS
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China menjawab ancaman Presiden AS Donald Trump yang menyebut akan mengenakan tarif baru 100% terhadap barang-barang China dan membatasi ekspor 'perangkat lunak penting'.

"Izinkan saya menekankan bahwa China dengan tegas menolak pembatasan dan sanksi AS baru-baru ini terhadap China, dan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Senin (13/10).

Baca Juga: RI-AS Moncer! Surplus Dagang US$14 M, Luhut Kejar Kesepakatan Tarif

Ketegangan AS-China kembali muncul setelah China pada Kamis (9/10) mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang yang memperluas kontrol atas teknologi pemrosesan dan manufaktur. Kebijakan tersebut juga melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dulu.

Sebagai 'balasannya', pada Jumat (10/10), Presiden AS Donald Trump menyebut China menjadi 'sangat bermusuhan' serta menjadikan AS dan seluruh dunia 'sandera' lewat kebijakan pengetatan ekspor secara mendadak.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar