c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

12 Agustus 2025

11:18 WIB

Rupiah Melemah Imbas Tambahan Penundaan Tarif AS ke China 90 Hari

Nilai tukar rupiah melemah seiring penundaan tarif AS terhadap China yang diperpanjang 90 hari lagi. Adapun ketentuan penundaan ini merupakan kelanjutan penerapan kebijakan serupa pada Mei 2025.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Rupiah Melemah Imbas Tambahan Penundaan Tarif AS ke China 90 Hari</p>
<p>Rupiah Melemah Imbas Tambahan Penundaan Tarif AS ke China 90 Hari</p>

Pekerja menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022). Antara Foto/Dhemas Reviyanto/wsj

JAKARTA - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah melemah seiring penundaan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap China yang diperpanjang 90 hari lagi. Adapun ketentuan penundaan ini merupakan kelanjutan penerapan kebijakan serupa pada Mei 2025.

“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound menyusul diperpanjangnya penundaan tarif pada China untuk 90 hari,” katanya melansir Antara, Jakarta, Selasa (12/8).

Baca Juga: Rupiah Diprospek Menguat, Pejabat The Fed Sinyalkan Pangkas Suku Bunga

Berdasarkan pantauan, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa pagi (12/8) di Jakarta melemah sebesar 0,06% atau 9 poin, dari sebelumnya Rp16.280 menjadi Rp16.289 per dolar AS.

Melansir Bloomberg, pada perdagangan Senin (11/8), Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK terpantau memerah ke level 98,48 poin atau turun 0,04 persen poin dibandingkan penutupan sebelumnya yang berkisar 98,52 poin.

Adapun pergerakan DXY kemarin (11/8) berkisar antara 98,44-98,54 atau cenderung stabil dibanding kondisi beberapa waktu belakangan terhadap rentang level DXY 52 pekan terakhir di kisaran 96,37-110,17 poin.

Di sisi lain, dolar AS yang dipantau pada pukul 10.36 WIB hari ini (12/8) terpantau menguat 0,14% atau naik sekitar Rp23 terhadap mata uang rupiah. Sementara ini, rupiah ditransaksikan Rp16.302 per dolar AS, dengan proyeksi pergerakan harian sekitar Rp16.285-16.312 per dolar AS.

Mengutip Kyodo, Presiden AS Donald Trump pada Senin (11/8) menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang 'gencatan perang tarif' dengan China selama 90 hari. Sedianya, tanpa perpanjangan tersebut, produk-produk buatan China yang masuk ke AS akan dikenakan tarif tambahan sebesar 24% mulai Selasa (12/8).

Para pejabat memastikan bahwa kedua negara berencana memperpanjang penundaan itu setelah melakukan pembicaraan tingkat tinggi di Stockholm, Swedia, akhir Juli lalu.

Pada pertengahan Mei 2025, AS dan China sepakat untuk menahan tarif tinggi yang saling mereka terapkan selama perang dagang. Gencatan itu adalah hasil kesepakatan di Jenewa pada putaran pertama perundingan kedua negara.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat, Isu Pemangkasan Suku Bunga The Fed Jadi Sentimen

Saat ini, AS memberlakukan tarif 10% dari rencana kenaikan 34% untuk seluruh impor dari China. Tarif awal 10% itu diberlakukan sejak awal April 2025 di bawah skema tarif timbal balik, sementara sisa kenaikannya masih akan dirundingkan.

China juga mempertahankan tarif 10% dari rencana kenaikan 34% untuk seluruh barang AS yang diimpor, sementara sisa 24% masih dalam tahap negosiasi.

“Dampak tarif lebih besar pada dolar AS (karena) dampaknya pada ekonomi AS lebih besar,” ucap Lukman.

Pelemahan kurs rupiah juga dipengaruhi sikap antisipasi investor atas angka inflasi AS yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan harga.

“Inflasi umum (AS) diperkirakan naik ke 2,8% dari 2,7% dan inflasi inti naik ke 3% dari 2,9%,” ungkap dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar