10 Juni 2025
17:08 WIB
77 Ribu Pelaku Usaha Perikanan Terima Kredit Rp1,85 T
Kredit Rp1,85 triliun tersalurkan ke sebanyak 77.256 debitur pelaku usaha kelautan dan perikanan selama kuartal I/2025.
Penulis: Siti Nur Arifa
Usaha budi daya, penangkapan dan perdagangan hasil perikanan mendominasi penyaluran kredit program pada Triwulan I 2025. Sumber: KKP
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan, sebanyak 77.256 debitur pelaku usaha kelautan dan perikanan telah menjadi penerima kredit sebesar Rp1,85 triliun pada kuartal I/2025.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Tornanda Syaifullah merinci, penerima kredit tersebut didominasi oleh pelaku usaha berupa budidaya, penangkapan dan perdagangan hasil perikanan.
"Penyaluran terbesar terdapat pada usaha budidaya (32,86%), penangkapan (30,35%), dan perdagangan hasil perikanan (22,67%), diikuti jasa perikanan (6,89%), pengolahan hasil perikanan (2,48%), dan pergaraman (0,37%)," ujar Tornanda dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (10/6).
Dirinya juga mengungkap, dari Rp1,85 triliun dana yang tersalurkan, sebesar Rp1,59 triliun berasal dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk 32.337 debitur. Sedangkan Rp256,61 miliar sisanya berasal dari program Kredit Ultra Mikro (UMi) yang disalurkan untuk 44.919 debitur.
Baca Juga: Pemerintah Salurkan KUR Rp96,75 T Per 16 Mei, Berdayakan 1,7 Juta UMKM
Tornanda menyebut, penyaluran kredit yang didominasi oleh usaha budidaya, penangkapan, dan perdagangan hasil perikanan itu menunjukkan bahwa usaha ini menjadi tulang punggung ekonomi kelautan dan perikanan.
Sementara itu jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah debitur yang menerima kredit meningkat 13,46%. Namun, nilai kredit mengalami perlambatan sebesar 7,85%.
“Perlambatan pada realisasi nilai KUR dapat menjadi momentum untuk memperkuat literasi keuangan dan membangun ekosistem pembiayaan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Sumbang 2,29% KUR Nasional
Membeberkan asal aliran dana kredit yang terealisasi, Tornanda mengungkap kontribusi terbesar dana kredit berasal dari BRI sebesar Rp1,17 triliun untuk 28.397 debitur. Setelahnya, bank Mandiri menyalurkan dana sebesar Rp183,59 miliar, diikuti BSI Rp427 miliar, dan BNI Rp46,89 miliar.
Sementara itu di sektor ultra mikro, PT. PNM menjadi penyalur dominan dengan nilai Rp248 miliar untuk 45.196 debitur, PT Pegadaian sebesar Rp3,42 miliar, dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Rp319 juta.
“Baru menyumbang 2,29% dari total KUR nasional, artinya sektor KP masih memiliki potensi besar yang belum tergarap maksimal, sehingga kondisi ini menjadi peluang yang masih terbuka untuk perluasan akses pembiayaan,” tambah Tornanda.
Baca Juga: Menteri Trenggono Curigai Pelaku Usaha Manfaatkan Nelayan Kecil Protes VMS
Dia juga menekankan, KUR menjadi pengungkit utama dalam mendukung program strategis KKP, seperti pada program Kampung Nelayan/Budi Daya Merah Putih.
Dengan skema pembiayaan yang tepat dan terintegrasi, transformasi ekonomi biru dapat lebih cepat terwujud secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono juga menyampaikan, ketersediaan akses pembiayaan yang merata dan inklusif merupakan kunci untuk mendorong kemajuan sektor kelautan dan perikanan.
"Bukan hanya untuk meningkatkan produksi, tetapi juga dalam memperkuat daya saing dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh," ujar Menteri Trenggono.