c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 Maret 2025

10:12 WIB

RI-Vietnam Perkuat Kerja Sama Dari SPKLU Hingga Vaksin Hewan

RI-Vietnam berencana meningkatkan investasi dan perdagangan dari capaian di tahun 2024 senilai US$15 miliar.

Penulis: Al Farizi Ahmad, Siti Nur Arifa

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">RI-Vietnam Perkuat Kerja Sama Dari SPKLU Hingga Vaksin Hewan</p>
<p id="isPasted">RI-Vietnam Perkuat Kerja Sama Dari SPKLU Hingga Vaksin Hewan</p>

Presiden RI Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal  Partai Komunis Vietnam (PKV) To Lam dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/3/2025).  ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom

JAKARTA - Indonesia dan Vietnam memperkuat komitmen kemitraan strategis atau bilateral untuk mengeksplorasi peluang kerja sama ekonomi dan investasi kedua negara guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Vietnam berkomitmen membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Tanah Air. Hal ini seiring dengan menjamurnya mobil listrik pabrikan Vietnam di Indonesia, yaitu Vinfast.

"Salah satu investasi Vietnam kan mendorong mobil listriknya Vinfast dan mereka sudah membuat merencanakan ekosistem charging listrik yang jumlahnya 100.000 (unit). Kemudian kalau investasi Indonesia salah satunya adalah membuat vaksin untuk hewan di Vietnam," ujar Airlangga usai mengikuti pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam dan Nyonya Ngo Phu’o’ng Ly di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/3).

Dalam pertemuan ini, kedua negara menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor, termasuk politik, ekonomi, pendidikan, sains, serta hubungan antarmasyarakat.

Komitmen tersebut diwujudkan dalam tiga dokumen kerja sama yang dipertukarkan di hadapan kedua pemimpin negara, yaitu pertama, Letter of Intent (LoI) dalam kerja sama peningkatan kapasitas bidang teknik dan ekonomi digital yang ditunjukkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dan Menteri Industri Vietnam.

Baca Juga: Perusahaan Vietnam Jajaki Investasi Susu di Indonesia

Kedua, LoI pada kerja sama bidang sains dan teknologi yang ditunjukkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia dengan Menteri Sains dan Teknologi Vietnam.

Ketiga adalah implementing arrangement dalam kerja sama akuakultur yang ditunjukkan oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia dan Wakil Menteri Lingkungan Vietnam.

Presiden Prabowo menyebutkan, kedua negara juga sepakat meningkatkan perdagangan dengan target US$18 miliar pada 2028. Kedua negara juga sepakat untuk menyelesaikan masalah di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia dan Vietnam yang belum tuntas selama belasan tahun terakhir. Oleh karena itu, menurut rencana, Prabowo akan berkunjung ke Hanoi, Vietnam, dalam waktu dekat.

”Di situ kita bisa tanda tangan implementing agreement dalam kerja sama dalam zona ekonomi kita, yaitu perjanjian kerja sama antarkedua negara yang menyelesaikan suatu persoalan yang cukup lama tidak kita selesaikan, mungkin belasan tahun," tandas Kepala Negara.

Dalam kunjungan kali ini, To Lam disambut dengan upacara kenegaraan yang digelar di halaman Istana Merdeka. Dalam upacara kenegaraan itu, lagu kebangsaan Vietnam, ”Tien Quan Ca”, dan lagu kebangsaan Indonesia, ”Indonesia Raya”, dikumandangkan secara bergantian diiringi dengan tembakan meriam.

To Lam mengapresiasi sambutan dan kesediaan Indonesia untuk terus membangun kerja sama dengan Vietnam. Indonesia, lanjutnya, merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Vietnam sejak 1955.

Selama 70 tahun terakhir pun kerja sama yang terbangun semakin meningkat dan mendalam, antara lain di bidang pertahanan, keamanan, perdagangan, investasi, industri, penerbangan, dan pariwisata.

Potensi Besar
Airlanga dalam pertemuan bertajuk High Level Business Dialogue bertajuk “Vietnam and Indonesia: A Partnership for Progress and Prosperity” di Jakarta, Senin (10/3), membeberkan peluang yang dimiliki kedua negara. Dengan populasi gabungan mencapai hampir 400 juta jiwa, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi besar dalam meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi.

Menko Airlangga menyampaikan pada tahun 2024, perdagangan bilateral keduanya terus menunjukkan perkembangan signifikan dengan total perdagangan mencapai US$15 miliar.

Investasi kedua negara juga meningkat dalam berbagai sektor, termasuk pertanian, infrastruktur, manufaktur, dan teknologi. Salah satu proyek investasi strategis yang berjalan yakni pembangunan pabrik kendaraan listrik VinFast di Subang, Jawa Barat, yang mencerminkan semakin eratnya kerja sama di sektor transportasi berkelanjutan.

Tak hanya itu, sektor pariwisata juga menjadi perhatian dalam kerja sama bilateral ini. Maskapai penerbangan nasional dari kedua negara, Vietnam Airlines dan Garuda Indonesia, terus memperluas kolaborasi guna meningkatkan jumlah wisatawan antara Indonesia dan Vietnam.

Strategi dan Tantangan
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyebutkan beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mendukung ekonomi kedua negara. Pertama, mengoptimalkan pemanfaatan Perjanjian Perdagangan ASEAN (ATIGA) yang memungkinkan tarif 0% pada 99,8% komoditas guna meningkatkan nilai perdagangan bilateral.

Kedua, diupayakan pula percepatan adopsi transaksi digital lintas batas guna meningkatkan aktivitas ekonomi. ASEAN juga tengah mempersiapkan ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA) yang akan ditandatangani pada KTT ASEAN tahun ini.

Terakhir, meningkatkan kolaborasi di bidang teknologi untuk membantu bisnis berkembang dan bersaing secara lebih efektif di kancah global, khususnya bagi UMKM.

Menko Airlangga juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi dalam kerja sama perdagangan antar kedua negara, termasuk adanya berbagai kebijakan Non-Tariff Measures (NTM). Oleh karena itu, diperlukan diskusi dan konsultasi lebih lanjut untuk mengatasi kendala tersebut dengan mempertimbangkan kebutuhan kedua negara.

Baca Juga: Wamen Investasi Beberkan Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Vietnam Lampaui 7% Tahun Lalu

Lebih lanjut, Airlangga juga menyebutkan Indonesia dan Vietnam memiliki komoditas unggulan yang hampir sama, terutama di sektor pertanian, sehingga peningkatan kerja sama dalam rantai pasokan akan menguntungkan kedua negara.

“Saat ini, kerja sama antara kedua negara masih terbatas pada perdagangan dan investasi. Dengan populasi anak muda yang besar dan semakin melek teknologi, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi digital ASEAN,” imbuhnya.

Bermodalkan potensi besar dalam ekonomi digital tersebut, Indonesia dan Vietnam menegaskan pentingnya mempercepat kerja sama dalam ekonomi digital dengan menandatangani Letter of Intent tentang Kerja Sama Peningkatan Kapasitas di Bidang Teknik dan Ekonomi Digital.

Adapun LoI yang dimaksud bertujuan untuk mengembangkan kapasitas insinyur dan bakat di bidang teknologi, mempromosikan inisiatif ekonomi digital termasuk ICT, semikonduktor, dan industri kendaraan listrik, serta mengeksplorasi kolaborasi potensial.

”Saya juga berharap untuk dapat semakin memperkuat kemitraan kita dan mengeksplorasi peluang lebih lanjut untuk kolaborasi antara Indonesia dan Vietnam,” pungkas Menko Airlangga.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar