14 Februari 2025
08:42 WIB
Perusahaan Vietnam Jajaki Investasi Susu di Indonesia
Kementerian Pertanian (Kementan) masih terus menawarkan berbagai negara untuk investasi sektor industri susu di Indonesia, salah satunya Vietnam.
Penulis: Erlinda Puspita
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) masih membuka peluang kerja sama investasi berbagai negara di Indonesia untuk sektor industri susu. Terbaru, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menerima kunjungan Madam Thai Huong, Chairman dari TH Group Vietnam, yang tengah menjajaki untuk investasi industri susu di Indonesia pada Kamis (13/2) sore.
Saat keduanya bertemu, Amran menyatakan pada Madam Thai Huong bahwa Indonesia kini memiliki kebutuhan susu dan daging sapi yang belum bisa terpenuhi dari produksi nasional.
Selama ini produksi susu segar Indonesia selalu defisit hingga 4,9 juta ton atau hanya terpenuhi sekitar 20% kebutuhan. Bersamaan dengan berjalannya Makan Bergizi Gratis (MBG) kebutuhan susu segar pun bertambah 3,6 juta ton.
“Indonesia harus bisa meningkatkan kapasitas produksi susu dan daging sapi, yaitu sekitar 4,9 juta ton untuk susu segar dan 0,83 juta ton untuk daging sapi. Dengan tambahan kebutuhan dari program makan bergizi gratis, kekurangan produksi menjadi 8,5 juta ton untuk susu segar dan 0,88 juta ton untuk daging sapi,” ungkap Mentan Amran dalam keterangannya, Jumat (14/2).
Baca Juga: Temui Presiden, Mentan Laporkan Kesiapan Investor Vietnam Impor Sapi Perah
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, Amran mengaku, pemerintah Indonesia berkomitmen penuh dalam mendukung investasi luar negeri di sektor susu.
Komitmen tersebut salah satunya dengan pemberian berbagai insentif kebijakan seperti pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu, hingga skema pendanaan bunga kompetitif, serta asuransi usaha peternakan.
Berikutnya adalah fasilitasi dari pemerintah terkait lahan, saat ini Kementan mengklaim sudah menyiapkan tiga lokasi yang dianggap strategis untuk investasi peternakan susu skala besar.
Lahan tersebut antara lain di Wajo-Sidrap, Sulawesi Selatan; Barito Utara-Barito Selatan, Kalimantan Tengah; dan Poso (Lembah Napu), Sulawesi Tengah.
Amran menambahkan, selain penyediaan lahan, pemerintah juga memastikan infrastruktur pendukung seperti akses jalan, listrik, air bersih, serta layanan kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di kawasan peternakan.
Baca Juga: Kementan Kejar 112 Perusahaan Yang Janjikan Investasi Impor Sapi Hidup
“Keberhasilan investasi industri susu tidak hanya bergantung pada lahan, tetapi juga infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk membangun akses jalan yang lebih baik, memastikan pasokan listrik yang stabil, serta menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di sektor ini,” sambung Amran.
Pemerintah saat ini terus mendorong masuknya investasi luar negeri untuk peternakan sapi. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu langkah strategis dalam mewujudkan swasembada pangan. Pada tahun ini, Kementan menargetkan untuk bisa mendatangkan 200 ribu ekor sapi perah dan 200 ribu ekor pendaging.
Adanya pertemuan Kementan dengan TH Group Vietnam, Amran berharap ada kerja sama investasi susu yang bisa terealisasi, sehingga mampu meningkatkan produksi susu dalam negeri dan memperkuat ketahanan pangan nasional.