18 Juli 2025
20:38 WIB
RI Masih Nego Tarif 0% untuk Komoditas Tertentu ke AS
RI berupaya negosiasi tarif 0% untuk sejumlah komoditas dagang yang diekspor ke AS, seperti minyak sawit mentah (CPO), kopi, kakao, hingga nikel. Produk-produk ini tidak bisa AS produksi sendiri.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso. Dok Kemenko Ekonomi
JAKARTA - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkap, pemerintah masih terus berupaya mendapatkan tarif 0% untuk sejumlah komoditas dagang yang diekspor ke AS.
Dirinya menyebut, meski kesepakatan terakhir menghasilkan penurunan tarif resiprokal dari 32% ke 19%, masih terdapat ruang untuk negosiasi lanjutan, terutama bagi komoditas yang sangat dibutuhkan oleh AS dan tidak dapat diproduksi secara mandiri di negara tersebut.
“Masih ada ruang negosiasi. Ada beberapa produk komoditas kita yang sangat dibutuhkan oleh AS, tidak bisa diproduksi di sana, dan sangat andal jika diekspor dari Indonesia. Itu kita nego supaya tarifnya bisa 0%,” ujar Susiwijono di Jakarta, Jumat (18/7), dikutip dari Antara.
Baca Juga: Tarif Resiprokal 19%, Prabowo: Puas Kalau 0%
Spesifik, beberapa komoditas yang dimaksud dan tengah diajukan untuk mendapatkan perlakuan tarif 0% di antaranya adalah minyak sawit mentah (CPO), kopi, kakao, hingga nikel. Dia menyebut, daftar produk yang dinegosiasikan cukup banyak dan memiliki daya saing tinggi, sekaligus menjadi komoditas strategis bagi pasar AS.
Adapun saat ini, proses negosiasi masih berlangsung antara tim Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR).
Susiwijono menambahkan, seluruh rincian kesepakatan nantinya akan dituangkan dalam dokumen joint statement untuk kemudian diumumkan ke publik. Dia membocorkan, dokumen tersebut memuat keseluruhan isi kesepakatan, mulai dari penetapan tarif resiprokal, penyelesaian hambatan nontarif, hingga komitmen perdagangan dan investasi bilateral.
“Nanti secara formal ada di joint statement itu. Ini kita sudah sepakat, dokumen finalnya sudah jadi,” imbuhnya.
Trump Negosiator Keras
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga telah menceritakan kesepakatan tarif yang dikenakan Pemerintah Amerika Serikat (AS) sejatinya melewati perundingan yang alot.
“Saya bicara dengan Presiden Donald Trump, ya Alhamdulillah juga perundingan alot akhirnya ada kesepakatan,” imbuh Prabowo saat memberikan keterangan pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (16/7).
Baca Juga: Mendag RI Makin Pede Ekspor Ke AS Bakal Meningkat
Kepala Negara nyatanya juga sudah sedikit menyinggung mengenai masih adanya upaya negosiasi tarif hingga 0% untuk beberapa komoditas, yang ditandai dengan jawaban berkelakar saat ditanya lebih lanjut soal puas atau tidaknya terhadap penurunan tarif menjadi 19%.
"Ya kalau puas 0% (tarif dagang AS buat Indonesia)," ujarnya tertawa.
Presiden memastikan, seluruh keputusan yang diambil telah diperhitungkan dengan matang, termasuk pada perlindungan terhadap pekerja Indonesia sebagai prioritas utama dalam setiap kebijakan ekonomi.
Selain itu, dialog dan negosiasi juga akan terus berjalan demi menyeimbangkan neraca perdagangan. Mengenai upaya tersebut, Prabowo bahkan menyebut bahwa Donald Trump merupakan seorang negosiator keras.
“Ya saya tetap nego, saya katakan beliau ini seorang negosiator yang cukup keras juga," katanya.