20 Juni 2025
15:58 WIB
RI-Eurasia Resmi Rampungkan Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas I-EAEU FTA
Setelah dua tahun, RI-Eurasia resmi mengumumkan penyelesaian secara substantif Perundingan Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I–EAEU FTA).
Penulis: Siti Nur Arifa
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia Andrey Slepnev mengumumkan penyelesaian substantif Perundingan Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I–EAEU FTA). Sumber: Kemenko Perekomian
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Komisi Uni Ekonomi Eurasia secara resmi mengumumkan penyelesaian substantif Perundingan Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I–EAEU FTA), atau Perdagangan Bebas Indonesia dengan Uni Ekonomi Eurasia.
Diwakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di sela-sela kegiatan the 28 th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025), langkah ini menandai babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia dan negara-negara anggota EAEU, yakni Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia.
“Saya berharap kedua pihak dapat segera menindaklanjuti dengan menyelesaikan semua tahapan proses yang diperlukan sehingga perjanjian ini dapat ditandatangani pada tahun ini,” ujar Menko Airlangga, dalam keterangan resmi, Jumat (20/6).
Baca Juga: RI Dorong Penyelesaian Perjanjian Kerja Sama Dagang Dengan Negara Eurasia
Perlu diketahui, sejak diluncurkan pada bulan Desember 2022, telah dilakukan sebanyak lima kali putaran perundingan dan berbagai pertemuan intersesi dalam mencapai kesepakatan I–EAEU FTA.
Dalam kesempatan sama, Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia Andrey Slepnev juga mengucapkan terima kasih atas pencapaian yang diperoleh bagi kedua pihak, untuk mendorong peningkatan hubungan perdagangan yang modern dan people-to-people contact.
Selanjutnya, proses ratifikasi dan finalisasi teknis akan segera dilakukan guna mempercepat pemberlakuan perjanjian.
"Komisi Ekonomi Eurasia siap untuk menandatangani perjanjian tahun ini dan berkomitmen untuk melakukan yang terbaik guna menyelesaikan persyaratan teknis yang diperlukan,” kata Mendag Slepnev.
Peluang Ekspor Baru RI
Babak baru perjanjian perdagangan bebas antara RI dengan Uni-Ekonomi Eurasia dinilai membuka peluang ekspor baru bagi Indonesia, khususnya untuk komoditas unggulan seperti minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, kopra, kopi, karet alam, dan mentega kakao.
Di sisi lain, Indonesia juga mengharapkan peningkatan impor dari EAEU untuk sejumlah komoditas strategis, antara lain gandum, fosfat, batu bara, dan bahan baku pupuk kimia serta besi setengah jadi.
"Dengan jumlah populasi total mencapai lebih dari 460 juta jiwa antara Indonesia dan EAEU, perjanjian ini dipercaya akan memperluas akses pasar, memperlancar logistik, serta meningkatkan arus investasi dua arah antara Indonesia dan EAEU," tambah Menko Airlangga.
Perjanjian perdagangan dengan EAEU juga merupakan bagian dari strategi diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke kawasan non-tradisional.
Wilayah Eurasia dipandang memiliki potensi besar sebagai tujuan ekspor dan sumber investasi strategis, dengan pertumbuhan PDB rata-rata kawasan EAEU mencapai 4,4%, lebih tinggi dari rata-rata global.
Baca Juga: Kemendag Targetkan Dua Perjanjian Dagang Penting Rampung 2025
Adapun berdasarkan studi kelayakan bersama (Joint Feasibility Study), implementasi perjanjian diperkirakan akan mendorong ekspor Indonesia secara signifikan di sektor pertanian dan manufaktur berbasis sumber daya.
Pada periode Januari sampai dengan Maret 2025, perdagangan antara Indonesia dan EAEU tercatat mencapai US$1,57 miliar, meningkat tajam sebesar 84,63% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Di luar perdagangan, Indonesia juga membuka peluang investasi dari negara-negara EAEU di sektor-sektor prioritas seperti industri pengolahan, transportasi, logistik, pertambangan, dan pertanian.
Realisasi investasi dari kawasan EAEU ke Indonesia terus menunjukkan tren positif dengan nilai mencapai US$273,7 juta pada 2024.
"Melalui implementasi perjanjian perdagangan yang ada, Indonesia juga dapat menjadi pintu gerbang akses logistik dan distribusi ke Asia Tenggara, sementara EAEU dapat menjadi jalur masuk komoditi unggulan Indonesia ke pasar Eropa Timur dan Asia Tengah," pungkas Menko Airlangga.