c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

09 November 2023

11:16 WIB

Resmikan PLTS Terapung Cirata, Jokowi: Nomor Satu Di ASEAN

PLTS Terapung Cirata punya lebih dari 340 ribu panel surya yang bisa menghasilkan listrik untuk dialirkan bagi lebih dari 50 ribu rumah

Penulis: Yoseph Krishna, Al Farizi Ahmad

Editor: Fin Harini

Resmikan PLTS Terapung Cirata, Jokowi: Nomor Satu Di ASEAN
Resmikan PLTS Terapung Cirata, Jokowi: Nomor Satu Di ASEAN
Presiden RI Joko Widodo saat meninjau dan meresmikan PLTS Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11). ValidNewsID/Yoseph Krishna

PURWAKARTA - Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, berkapasitas 192 megawatt peak (MWp).

Dalam pidatonya, kepala negara dengan bangga menyebutkan pembangkit itu merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia.

"Ini bersejarah karena mimpi besar kita membangun pembangkit listrik EBT skala besar akhirnya terlaksana," sebut Jokowi dari Purwakarta, Kamis (9/11).

Jokowi menjelaskan PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 MWp itu menambah kapasitas pembangkit EBT yang sebelumnya juga telah beroperasi, yakni PLTA 1.000 MW di tempat yang sama. 

Bahkan, kapasitas PLTS Terapung Cirata bila dimaksimalkan juga bisa menambah hingga 1.000 MW ke depannya.

"Jadi nanti tenaga air juga bisa untuk energi hijau. Saya bangga ini sudah selesai, hasil kerja sama Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, PLN, dan juga kolaborasi dengan kekuatan dunia yaitu Masdar dari Uni Emirat Arab," tambah dia.

Baca Juga: PLN Andalkan PLTS Untuk Listriki Desa Di Papua Dan Papua Barat

Sebagai informasi, PLTS Terapung Cirata dibangun di atas Waduk Cirata yang berada di tiga kabupaten, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Proyek kolaborasi antara PLN Nusantara Power dan Masdar dari Uni Emirat Arab itu berjalan lebih kurang selama tiga tahun.

PLTS itu terdiri dari 13 pulau/arrays dengan lebih dari 340 ribu panel surya yang bisa menghasilkan listrik untuk dialirkan bagi lebih dari 50 ribu rumah. Proyek tersebut digadang-gadang akan memberi kontribusi penambahan bauran EBT di Indonesia.

PLTS Terapung Cirata juga merupakan skala utilitas pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara yang menempati area waduk seluas 200 hektare, dan memiliki tarif kompetitif US$5,8 cent/kWh.

Selain itu, PSN yang digarap oleh PLN NP tersebut juga menjadi etalase percepatan transisi energi guna mendukung pencapaian PLN menuju NZE dan Green RUPTL. 

Pasalnya, PLTS Terapung ini bisa mereduksi sekitar 214.000 ton CO2/tahunnya.

Lebih lanjut, RI 1 berharap ke depan seluruh potensi EBT bisa dimanfaatkan karena teknologinya sudah tersedia, baik itu untuk pembangkit listrik tenaga surya maupun tenaga angin.

Dalam prosesnya, dia tak menampik ada tantangan dalam bentuk cuaca, tapi hal itu bisa diatasi dengan pembangunan smart grid. Sehingga, listrik yang dihasilkan bisa tetap stabil sekalipun cuaca berubah-ubah.

"Tantangan lokasi yang jauh dari pusat kebutuhan listrik juga bisa kita atasi dengan transmission line yang nantinya setiap potensi EBT di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, bisa kita salurkan ke pusat-pusat ekonomi," tandas Presiden Jokowi.

Serap 1.400 Pekerja
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa proyek PLTS ini hasil kerja sama Pemerintah Indonesia lewat ESDM yakni PLN dan Masdar dari UEA.

"Kepemilikan PLN 51%, Masdar 49%. Maka ini adalah kerja sama internasional dalam rangka kita bisa berkontribusi kurangi gas rumah kaca dan kurangi perubahan iklim. Dalam proses ini kita bukan hanya siapkan listrik yang bersih tapi juga sediakan energi bersih agar pembangunan terus tumbuh, " katanya.

Pembangunan proyek PLTS ini, lanjutnya melibatkan 1.400 pekerja dari tiga kabupaten, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Menurutnya, para pekerja diberi pelatihan selama 3 bulan untuk mengadopsi teknologi dalam pembangunan.

Baca Juga: Bangun PLTS di IKN Dapat Pengecualian TKDN, Begini Respons Pengamat

"Setelah itu, 1.400 pekerja lokal inilah yang bisa menyelesaikan proyek yang sangat raksasa ini. Jadi kami sendiri juga terkejut dengan kemampuan bangsa ini untuk bisa mengadopsi teknologi," ujarnya.

Dia menambahkan, arus listrik PLTS ini ditransmisi ke gardu induk PLN sebesar 150 ribu volt dan mengalir ke wilayah Jawa, Madura, hingga Bali dan bisa dikonsumsi untuk industri maupun rumah tangga.

"Dari sini ada 192 MWP yang kemudian langsung kami sambung ke gardu kami yang tadinya listriknya dari PLTS Terapung Cirata ini 20 ribu volt. Kemudian kami sambungkan ke gardu induk kami yang kemudian kami naikkan jadi 150 ribu volt dan masuk ke transmisi Jawa, Madura, Bali. Artinya, ini dikonsumsi baik di rumah tangga ataupun industri. Kalau kita asumsinya rumah tangga, maka kita bisa melistriki 50 ribu rumah tangga," tutupnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar