01 Juli 2023
15:05 WIB
Editor: Fin Harini
JAYAPURA - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat menyebutkan mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dalam melistriki desa terpencil.
“Mayoritas desa yang ada di Papua dan Papua Barat dilistriki dengan menggunakan energi tenaga surya dimana kami sesuaikan dengan kondisi wilayah tersebut,” kata General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Budiono, di Jayapura, Sabtu (1/7), dilansir dari Antara.
Menurut Budiono, penggunaan energi lokal, termasuk PLTS, merupakan salah satu cara untuk mempercepat penyediaan listrik di suatu daerah.
“Mengingat ketersediaan listrik merupakan salah satu poin penting dalam kebutuhan hidup untuk menunjang akses pendidikan, ekonomi bahkan jangka panjang pertumbuhan bisnis dan industri di daerah,” ujarnya.
Terkini, dua kampung di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, yakni Kampung Audam dan Kampung Mutus, menikmati listrik dari PLTS.
“Selama ini warga di dua kampung tersebut masih sulit mendapatkan akses listrik. Hal ini dikarenakan wilayahnya yang cukup jauh dan sulit dijangkau. Sehingga penggunaan pembangkit hijau yang dinilai praktis dipilih sebagai jawaban untuk melistriki,” katanya lagi.
Dia menambahkan selain itu, juga menjadi salah satu upaya PLN untuk mendukung percepatan bauran energi baru terbarukan serta mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060.
Langkah PLN meningkatkan rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat melalui Energi Baru Terbarukan, khususnya pemanfaatan PLTS sudah dimulai beberapa tahun lalu. Pada 2019 misalnya, PLN meneken kontrak dengan KOS Sky – Tritama, dan Konsorsium Telkominfra – Pracom – Canadian Solar untuk pembangunan PLTS yang tersebar di 151 Lokasi.
Penandatanganan kontrak antara PLN dengan beberapa perusahaan tersebut menggunakan kontrak kesepakatan harga satuan (KHS) pengadaan dan pemasangan PLTS tersebar dengan range sebesar 10 Kilo Watt Peak (KWP) – 150 KWP yang tersebar menjadi beberapa zonasi, yakni Timika, Merauke, Sorong dan Jayapura.
Kontrak ini menunjukkan keseriusan PLN dalam meningkatkan rasio elektrifikasi Papua. Kondisi geografis Papua yang cukup ekstrim membutuhkan ketepatan dalam pemilihan jenis pembangkit. PLTS dipilih agar masyarakat di pedalaman Papua bisa segera menikmakti listrik dengan cepat.
Sepanjang 2016-2020, PLN berhasil mengalirkan listrik ke 807 desa dan dinikmati hampir 38 ribu pelanggan. Untuk menghadirkan listrik di 807 desa tersebut PLN mengeluarkan investasi mencapai Rp2,03 triliun atau setara Rp53,6 juta untuk melistriki setiap pelanggan.
Penambahan tersebut membuat rasio desa berlistrik di Papua dan Papua Barat meningkat menjadi 95,62%. Kini, total 7.036 desa di Papua dan Papua Barat telah berlistrik.