29 April 2024
14:43 WIB
Realisasi Investasi Kuartal I/2024 Capai Rp401,5 T
Investasi sepanjang Januari-Maret 2024 terealisasi Rp401,5 triliun atau tumbuh 22,1% (yoy). Investasi didominasi penanaman modal asing, serta investasi di luar Jawa.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Kuartal I/2024 di Jakarta, Senin (29/4). Validnews/Aurora K M Simanjuntak
JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan investasi pada kuartal I/2024, sepanjang Januari–Maret 2024, telah terealisasi senilai Rp401,5 triliun.
Realisasi investasi pada kuartal I/2024 tumbuh sebesar 22,1% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara dibandingkan kuartal sebelumnya, realisasi investasi tumbuh 9,8% (qoq).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, sepanjang kuartal I/2024 investasi senilai Rp401,5 triliun itu mampu menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 547.419 orang.
"Realisasi investasi kita pada kuartal I/2024 sebesar 401,5 triliun, tumbuh secara qoq 9,8% dibandingkan kuartal IV/2024, dan dibandingkan kuartal I/2023 lalu tumbuh 22,1%," ujarnya dalam Konpers Realisasi Investasi Triwulan I 2024 di Jakarta, Senin (29/4).
Bahlil menyebutkan realisasi investasi yang senilai Rp401,5 triliun telah mencapai 32,4% dari target Renstra yang dipatok Rp1.239,3 triliun. Sementara itu, capaian tersebut terealisasi 24,3% dari target yang ditetapkan presiden senilai Rp1.650 triliun.
Baca Juga: Goda Investor, Pemerintah Pamer Capaian Positif KEK Kuartal I
Selanjutnya, dia memaparkan realisasi investasi berdasarkan jenis penanaman modal. Pertama, penanaman modal asing (PMA), jumlahnya mendominasi, yakni senilai Rp204,4 triliun atau tumbuh sebesar 15,5% (yoy)
"PMA-nya Rp204,4 triliun atau (porsinya) 50,9%. Ini sebagai wujud kepercayaan global kepada Indonesia. Bayangkan dunia dalam kondisi ekonomi tidak menentu, tapi PMA kita terjaga," imbuh Menteri Investasi.
Kedua, penanaman modal dalam negeri (PMDN) terealisasi senilai Rp197,1 triliun. BKPM mencatat angka PMDN tumbuh sebesar 29,7% (yoy). Menurut Bahlil, PMDN yang hampir sama dengan PMA itu mencerminkan para investor dalam negeri tak kalah agresif merealisasikan investasinya.
Kepala BKPM juga menyampaikan komposisi realisasi investasi yang terbagi menjadi dua, yakni di luar Jawa dan Pulau Jawa. Adapun besaran investasi di luar Jawa mendominasi, meski angkanya beda tipis dengan realisasi di Jawa.
Menteri Investasi memerinci, investasi di luar Jawa terealisasi senilai Rp201 triliun, sedangkan investasi di Jawa senilai Rp200,5 triliun.
"Di Jawa itu, dari investasi Rp401,5 triliun sebesar 49,9%, di luar Jawa sebesar 50,1%," tutur Bahlil.
Investasi di Bidang Hilirisasi
Lebih lanjut, Kementerian Investasi/BKPM juga melaporkan realisasi investasi di bidang hilirisasi sepanjang Januari-Maret 2024. Nilai investasi terealisasi Rp75,8 triliun atau porsinya mencapai 18,9% dari total investasi secara keseluruhan pada kuartal I/2024.
"Dari total investasi kita Rp401,5 triliun, (investasi) hiirisasinya Rp75,8 triliun atau setara 18,9% dari total investasi kuartal I/2024," kata Bahlil.
Baca Juga: Wamenkeu: Investasi Penting Untuk Mencapai PDB Rp24.479 T Di 2025
Dia menerangkan investasi di sektor hilirisasi terbagi menjadi lima lini usaha. Itu mencakup sektor mineral dengan investasi smelter senilai Rp43,2 triliun. Ada 3 jenis smelter, yaitu nikel senilai Rp33,4 triliun, tembaga Rp8,4 triliun dan bauksit Rp1,4 triliun.
Kemudian investasi di sektor kehutanan, di industri pulp and paper senilai Rp13,3 triliun, lalu sektor pertanian untuk CPO/oleokimia senilai Rp11,1 triliun.
Berikutnya, investasi di sektor minyak dan gas (migas) untuk petrokimia senilai Rp7,4 triliun, dan investasi untuk ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV), yakni pembuatan baterai EV senilai Rp800 miliar.
"Saya mulai breakdown target realisasi investasi sektor hilirisasi, dan ke depan ini (investasi hilirisasi) menjadi bagian yang akan didorong," tutup Bahlil Lahadalia.