c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

31 Agustus 2023

18:42 WIB

Ramai Isu Indonesia Impor Nikel, Menteri ESDM Buka Suara

Blok Mandiodo berhenti beroperasi karena adanya tindak pidana korupsi, pengusaha smelter terpaksa impor nikel untuk tetap berproduksi.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Ramai Isu Indonesia Impor Nikel, Menteri ESDM Buka Suara
Ramai Isu Indonesia Impor Nikel, Menteri ESDM Buka Suara
Ilustrasi. Aktivitas tungku smelter nikel di PT VDNI di kawasan industri di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (9/9/2022). ANTARA FOTO/Jojon

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif akhirnya angkat bicara mengenai isu pengusaha smelter yang melakukan impor nikel dari Filipina.

Dia mengakui memang ada impor nikel dari beberapa perusahaan smelter. Kendati demikian, impor itu berasal dari smelter yang sebelumnya mendapat suplai nikel dari Blok Mandiodo, yang notabene tengah disetop operasionalnya setelah adanya tindak pidana korupsi pada wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik PT Antam tersebut.

"Kita sudah telusuri berita-berita itu, terindikasi perusahaan yang melakukan impor adalah perusahaan yang mengambil bahan baku dari Blok Mandiodo yang tengah bermasalah," ujar Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR, Kamis (31/8).

Baca Juga: Pesan Jokowi ke Presiden Selanjutnya: Jangan Hentikan Hilirisasi

Menurutnya, pengusaha smelter harus tetap berproses karena sudah terikat kontrak dengan offtaker di downstream. Karena itu, langkah impor dilakukan untuk tetap berproduksi di tengah berhentinya operasional Blok Mandiodo.

"Mereka harus berproses dan terkait kontrak offtaker di downstream, mereka ambil langkah ini (impor) karena secara keseluruhan tidak boleh ekspor nikel ore, semua sudah terkontrak dengan smelter yang sudah berjalan," kata dia.

Menteri Arifin menambahkan, perusahaan-perusahaan itu tak punya opsi mengambil dari tambang nikel lain di luar Blok Mandiodo. Di sisi lain, tambang-tambang nikel juga sudah terikat oleh perusahaan lain dan cenderung enggan meningkatkan produksi.

"Untuk menutup gap, sementara ini mereka impor ya silakan, tapi ke depan kita akan carikan supaya bisa. Intinya lebih murah kita punya barang daripada harus impor," tegas Arifin Tasrif.

Baca Juga: Bahlil Bantah Cadangan Nikel Indonesia Habis 15 Tahun Lagi

Isu seputar beberapa pengusaha smelter melakukan impor nikel pertama kali diucapkan oleh Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Muhammad Wafid. Kepada awak media, ia menerangkan beberapa perusahaan mengalami kekurangan pasokan nikel dari dalam negeri.

"Untuk nikel ada isu diimpor dari Filipina karena smelter kekurangan bahan," jelas Wafid di Kantor Kementerian ESDM beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, Wafid memastikan berdasarkan perhitungan seluruh RKAB nikel yang diterbitkan, pasokan bijih nikel untuk smelter di dalam negeri seharusnya bisa mencukupi.

"Saya coba hitung seluruh RKAB yang sudah kita setujui, jumlahnya berapa, input nikel yang dibutuhkan berapa, dan hasilnya masih cukup, tidak ada kekurangan di sekitar Sulawesi Tenggara. Jadi impor mungkin karena hal lain ya," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar