31 Agustus 2023
13:14 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada presiden selanjutnya yang terpilih untuk periode 2024-2029 untuk tidak menghentikan hilirisasi industri yang sedang dijalankan pemerintah saat ini.
Pesan itu disampaikan Presiden Jokowi pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional XVIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Tahun 2023 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (31/8)/
"Meski ditekan Uni Eropa, WTO, dan IMF, jangan mundur dan jangan berhenti. Dan nanti akan saya pesan juga pada presiden berikut yang akan datang, jangan sampai menghentikan namanya hilirisasi, karena rugi besar kita," tegasnya Jokowi.
Jokowi meminta hilirisasi industri dengan menghentikan ekspor bahan mentah tetap dilanjutkan meski Indonesia kalah atas gugatan yang dilayangkan oleh Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
Selain WTO, Dana Moneter Internasional (IMF) juga meminta pemerintah untuk mempertimbangkan penghapusan kebijakan larangan ekspor nikel dan tidak meluas pada komoditas lain.
Baca Juga: Jokowi: Hilirisasi Pahit di Awal, Manis di Masa Depan
Berdasarkan perhitungan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, hilirisasi akan memberikan pendapatan per kapita Indonesia sebesar US$10.500 pada 10 tahun, kemudian menjadi US$15.800 dalam waktu 15 tahun ke depan.
Sebaliknya jika hilirisasi dihentikan, Indonesia akan kehilangan pendapatan per kapita sekitar US$25.000 pada 2045 atau saat Indonesia Emas.
Hal itu karena hilirisasi tidak hanya terbatas pada komoditas tambang seperti nikel dan tembaga, namun juga merambah pada komoditas pangan, seperti rumput laut dan produk minyak kelapa sawit.
Baca Juga: Bamsoet: Hilirisasi Bisa Berjalan Ketika Kualitas Industri Sudah Siap
Jokowi juga merinci Indonesia merupakan negara terbesar pengekspor rumput laut, namun selama ini komoditas itu diekspor dalam bentuk bahan baku.
Begitu juga dengan minyak kelapa sawit (CPO) yang memiliki produksi 46 juta ton per tahun, Jokowi meminta industri dapat mengolah hingga menjadi barang jadi. Hilirisasi bertujuan tidak hanya menambah pendapatan negara, tetapi juga membuka kesempatan kerja lebih luas.
"Di Indonesia Emas 2045 akan muncul kurang lebih US$25.000 income per kapita kita. Inilah tujuan, goal kita, tidak hanya visi besar tetapi kita harus memiliki visi taktis," kata Presiden.