01 Oktober 2024
18:25 WIB
Ramai di X Temu Hadir Jadi Pembicara Di Indonesia, Apa Benar?
Dalam tautan gambar diunggah, terdapat foto seorang pria yang sedang melakukan presentasi dengan latar belakang layar menunjukkan logo aplikasi Temu. Bagaimana tanggapan SIRCLO?
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Ilustrasi aplikasi Temu. Shutterstock/T. Schneider
JAKARTA - Topik mengenai ancaman hadirnya aplikasi belanja online Temu asal China ramai diperbincangkan di X atau Twitter. Bahkan beberapa pernyataan mengenai 'kiamat bagi UMKM' dituliskan oleh beberapa netizen yang khawatir jika aplikasi ini benar-benar masuk ke Indonesia.
Pertama kali diposting oleh akun bernama Fadel | Business Growth, dalam unggahannya di X dia bernarasi "Udah siap revolusi industri selanjutnya? Cari tau logo ini, cari tau mereka ngapain. Kabar di expo sirclo minggu lalu masih lobi2, kalo jadi masuk bakal lebih heboh dari kasus tiktok shop awal2," tulisnya.
Dalam tautan gambar yang ia posting terdapat foto seorang pria yang sedang melakukan presentasi dengan latar belakang layar menunjukkan logo aplikasi Temu.
Saat dikonfirmasi oleh Validnews, SIRCLO sebagai penyelenggara E-Commerce Expo 2024 membantah hadirnya platform Temu di acara tersebut.
Baca Juga: Temu Disebut Aplikasi Jahat Dari China, Apa Alasannya?
"Terkait hal ini, dapat kami konfirmasikan bahwa tidak ada perwakilan platform Temu di acara E-Commerce Expo 2024. Pihak dalam foto tersebut adalah VP of B2C Commerce SIRCLO, yaitu Bapak Arnold Oscar," kata pihak SIRCLO, Selasa (1/10).
Pihaknya menjelaskan, pada sesi tersebut, Arnold tengah menjelaskan mengenai evolusi perdagangan digital di seluruh dunia, termasuk marketing afiliator hingga model bisnis manufacturer-to-consumer yang baru-baru ini hadir di Tiongkok, yaitu TEMU.
"Arnold menampilkan slide tersebut dengan durasi singkat sebelum kemudian berfokus pada inti pembahasan; yaitu pentingnya bagi bisnis untuk mengambil keputusan berbasis data," terangnya lagi.
Sebagai informasi, aplikasi asal Negeri Panda ini sering disebut sebagai aplikasi jahat. Pasalnya, kehadirannya diyakini bisa mematikan usaha lokal di Indonesia.
“Temu ini aplikasi jahat dari China, yang kalau dibiarkan masuk UMKM kita sudah pasti mati,” kata Direktur Utama Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada beberapa bulan yang lalu.
Dia menjelaskan, aplikasi Temu ini mendatangkan barang produksi China yang langsung datang dari pabrik, kemudian tidak ada seller, reseller, dropshipper, hingga afiliator.
“Jadi tidak ada komisi berjenjang seperti yang e-commerce lainnya,” tekan dia.
Baca Juga: Kemendag Sebut Model Bisnis Aplikasi Temu Tak Sesuai Aturan Indonesia
Selain itu Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki pernah mengatakan aplikasi Temu berpotensi berbahaya sebab terhubung langsung dengan 80 pabrik di China. Menurutnya, aplikasi ini lebih berbahaya daripada TikTok Shop.
“Nah, kalau TikTok kan masih mending lah, masih ada reseller, ada afiliator. Masih membuka lapangan kerja. Kalau ini (Temu) kan akan memangkas langsung," kata Teten.
Teten mengaku masih khawatir masuknya aplikasi ini, walau pemerintah sudah mempunyai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 yang mengatur mengenai social commerce.