02 April 2025
10:57 WIB
Rabu, Harga Crude Oil Stabil Usai Ditekan Kekhawatiran Perang Dagang
Harga minyak mentah atau crude oil sempat jatuh pada sesi perdagangan sebelumnya, karena kekhawatiran dampak tarif baru Amerika Serikat (AS) memperdalam perang dagang global.
Editor: Fin Harini
Foto udara anjungan lepas pantai Sepinggan Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Selasa (26/3/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A
JAKARTA - Harga minyak mentah atau crude oil stabil pada Rabu (2/4) setelah jatuh pada sesi sebelumnya ditekan kekhawatiran tarif baru Amerika Serikat (AS) yang akan diumumkan bakal memperdalam perang dagang global yang berdampak pada susutnya permintaan minyak mentah.
Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 2 sen menjadi US$74,47 per barel pada pukul 00.16 GMT setelah turun 0,4% pada hari Selasa. Sedangkan harga crude oil berjangka West Texas Intermediate AS naik 1 sen menjadi US$71,21 setelah turun 0,4%. Harga naik ke level tertinggi dalam lima minggu pada hari Senin.
Gedung Putih pada Selasa (1/4) mengonfirmasi Presiden Donald Trump akan mengenakan tarif baru pada Rabu, meskipun tidak memberikan rincian tentang ukuran dan ruang lingkup hambatan perdagangan.
Baca Juga: Januari 2025, Rerata Harga Minyak RI Dipatok US$76,81/Barel
Selama berminggu-minggu, Trump telah menyebut tanggal 2 April sebagai "Hari Pembebasan," yang akan membawa bea baru yang dapat mengguncang sistem perdagangan global.
Pengumuman Gedung Putih dijadwalkan pukul 4 sore ET (2000 GMT).
Penurunan tersebut diimbangi oleh ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif sekunder pada minyak Rusia. Selain itu, Trump meningkatkan sanksi untuk Iran pada Senin (31/3) sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum" pemerintahannya untuk memangkas ekspor Iran. Pada hari Minggu, Trump mengancam akan "membom" Iran jika tidak membuat kesepakatan mengenai program senjata nuklirnya.
Selain itu, persediaan bahan bakar minyak AS memberikan gambaran yang beragam tentang penawaran dan permintaan dari produsen dan konsumen terbesar di dunia tersebut.
Baca Juga: Rupiah Melemah Didorong Kekhawatiran Risiko Perang Dagang
Persediaan minyak mentah AS naik sebesar 6 juta barel dalam minggu yang berakhir pada tanggal 28 Maret, menurut sumber yang mengutip American Petroleum Institute. Namun, persediaan bensin turun sebesar 1,6 juta barel dan stok sulingan turun sebesar 11.000 barel, kata sumber tersebut.
Data persediaan minyak mentah AS resmi dari Energy Information Administration akan dirilis pada hari Rabu.
Para investor juga menantikan Kamis (3/4), ketika para menteri OPEC+ dari delapan negara yang secara bertahap meningkatkan produksi minyak dijadwalkan bertemu secara daring dan kemungkinan akan menyetujui kenaikan produksi lebih lanjut mulai bulan Mei, sebut sumber dari kelompok produsen tersebut kepada Reuters.