02 Mei 2024
17:28 WIB
PUPR Target Rampungkan Enam Bendungan di NTB di Oktober 2024
Dari enam bendungan di NTB yang dibangun selama masa pemerintahan Jokowi, lima di antaranya sudah rampung. Dengan demikian, tersisa pembangunan satu bendungan yakni Bendungan Meninting.
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Fin Harini
Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tiu Suntuk, di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (2/5/2024). BPMI Setpres/Kris
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan enam bendungan yang tersebar di NTB tuntas selama masa periode pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang akan berakhir pada Oktober 2024.
Staf Ahli Menteri PUPR, Endra Saleh Atmawidjaja mengatakan dari enam bendungan yang dibangun selama masa pemerintahan Jokowi tersebut, lima di antaranya sudah rampung.
"Sekarang setelah ini Presiden Jokowi akan meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat. Artinya tinggal satu bendungan yang masih dalam tahap pengerjaan yaitu Bendungan Meninting Lombok Barat di Desa Bukit Tinggi," kata Endra usai mendampingi Presiden Jokowi meresmikan Inpres Jalan Daerah (IJD) Segmen Lembar-Gili Mas di Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Kamis (2/5), dilansir dari Antara.
Hingga kini, progress Bendungan Meninting sudah 81% dan tersisa pembangunan main dam atau bendungan utama. Diharapkan, pembangunan bendungan utama ini rampung dalam tiga bulan.
Ia menambahkan, pembangunan bendungan yang menelan anggaran Rp1,4 triliun rencananya akan mulai diisi air dari Bukit Meninting Lombok Barat pada Agustus 2024.
"Bendungan ini manfaat irigasinya sekitar 500 hektare. Memang lebih kecil dari Tiu Suntuk di Sumbawa Barat yang mencapai 1.900 hektare," ujarnya.
Baca Juga: Agar Bendungan Tak Kekurangan Sawah
Ia mengatakan, dari enam bendungan yang dibangun dalam periode 2015 hingga 2024 ini, terdapat dua bendungan di Sumbawa Barat yakni Bintang Bano dan Tiu Suntuk. Selain itu ada dua di Kabupaten Dompu yakni Bendungan Mila dan Tanju, Bendungan Sila di Kabupaten Bima dan Bendungan Meninting di Lombok Barat.
"Total ada 12 bendungan di Provinsi NTB," ujarnya.
Sebelum masa pemerintahan Jokowi, NTB sudah memiliki enam bendungan. Untuk menjaga produktivitas pertanian, pemerintahan Jokowi lantas menambah jumlah bendungan di NTB.
Endra menyatakan pembangunan bendungan sangat penting untuk keberlangsungan daerah lumbung pangan.
"Jadi sebelum Presiden Jokowi itu ada enam sudah dimiliki NTB. Ada Batu Jai, Pengga di Lombok Tengah dan ada di Pulau Sumbawa. Intinya kita akan pastikan di daerah lumbung pangan pasokan air terjaga," ucap Endra.
Pembangunan enam bendungan itu berfungsi juga untuk mengurangi risiko banjir yang sering melanda di beberapa wilayah di NTB. Salah satu daerah yang sering banjir di Kota Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.
"Di Brang Rea itu kan sering meluber airnya sampai ke Kota Taliwang (Sumbawa Barat) banjirnya. Dengan adanya Bendungan Tiu Suntuk yang akan diresmikan nanti, banjir akan berkurang di Taliwang," terangnya.
Meski demikian, pembangunan enam bendungan yang ada di Pulau Sumbawa dan Lombok tersebut tidak bisa langsung sepenuhnya mengatasi banjir.
"Ya mudahan bisa berkurang banjirnya. Karena tahun 2017 itu Kota Taliwang terendam. Mudahan dengan adanya Bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk ini berkurang banyak banjirnya tidak seperti 2017 lalu," ucap Endra.
Selain sebagai penahan banjir, irigasi ke daerah lumbung pangan di daerah pertanian, pembangunan enam bendungan di NTB juga bisa dimanfaatkan sebagai area wisata. Seperti bendungan Bintang Bano Sumbawa Barat dan Bendungan Meninting di Lombok Barat.
"Meninting ini kan dekat dari Kota Mataram. Jadi itu selain fungsi irigasi di sana pemandangan sangat bagus, sehingga cocok untuk wisata," katanya.
Elemen Penting
Pembangunan bendungan menjadi upaya pemerintah menyediakan air, yang merupakan kunci bagi kehidupan manusia saat ini dan yang akan datang. Apalagi, perubahan iklim yang terjadi saat ini menjadikan air sebagai elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Bendungan Tiu Suntuk, di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagaimana keterangan Biro Pers, Media Setpres, Kamis (2/5).
"Sekali lagi air menjadi sangat penting bagi kehidupan kita, utamanya di NTB. Baik itu untuk pertanian, baik itu juga untuk air baku, air minum kita," ujarnya.
Baca Juga: Bendungan Lolak Diyakini Jadi Sumber Perekonomian Baru Di Sulut
Ia menyebut, NTB kini menjadi provinsi yang paling banyak memiliki bendungan. Salah satunya, Bendungan Tiu Suntuk yang menjadi salah satu bendungan besar.
Jokowi menjelaskan pembangunan bendungan tersebut menghabiskan anggaran Rp1,4 triliun. Dengan kapasitas hingga 60,8 juta meter kubik, bendungan tersebut diyakini akan dapat memberikan sejumlah manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
"Manfaatnya untuk irigasi 1.900 hektare, untuk air baku 680 liter per detik, dan juga bisa mereduksi adanya banjir di sekitar Sumbawa Barat," tuturnya. "Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya resmikan Bendungan Tiu Suntuk, di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat," tutupnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peresmian tersebut adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Pj. Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi, dan Bupati Sumbawa Barat W. Musyafirin.