c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

01 Agustus 2025

16:13 WIB

PTP Nonpetikemas Beberkan Peran Terminal Kijing Untuk Dukung Hilirisasi Bauksit

Terminal Kijing memegang peran krusial dalam melakukan bongkar muat dan pengiriman bauksit untuk SGAR di Mempawah, Kalimantan Barat.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">PTP Nonpetikemas Beberkan Peran Terminal Kijing Untuk Dukung Hilirisasi Bauksit</p>
<p id="isPasted">PTP Nonpetikemas Beberkan Peran Terminal Kijing Untuk Dukung Hilirisasi Bauksit</p>

Pelabuhan Internasional, Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalbar. Antara/Dedi

JAKARTA - PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) merancang Terminal Kijing sebagai fasilitas utama yang mendukung kelancaran proyek hilirisasi bauksit menjadi alumina di Mempawah, Kalimantan Barat.

Direktur Utama PTP Nonpetikemas Indra Hidayat Sani menjelaskan Terminal Kijing memiliki panjang dermaga sekitar 1,7 km untuk menunjang pengiriman segala jenis bahan baku industri yang dibuat di Kalimantan Barat.

"Pelabuhan ini disiapkan untuk mendukung program hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah, serta melayani berbagai macam kargo, baik nonpetikemas maupun petikemas guna memperkuat rantai pasok, khususnya di wilayah barat Indonesia," ucap Indra kepada awak media di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (1/8).

Baca Juga: Pelindo Transformasi Pelabuhan Non-Petikemas Perkuat Sistem Logistik Nasional

Sekadar informasi, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) garapan PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat masuk dalam salah satu proyek strategis nasional (PSN) hilirisasi bauksit.

BAI sendiri merupakan perusahaan patungan yang didirikan dua Anggota Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Saat ini, SGAR Fase I sudah mulai beroperasi dengan kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun. Alumina tersebut nantinya bakal digunakan sebagai bahan baku aluminium.

"Alumina ini seperti tepung saja ya tapi lebih halus, nah ini kami bawa lagi ke Inalum yang saat ini di Asahan, Sumatra Utara. Di sana, diolah menjadi aluminium untuk berbagai macam kebutuhan," imbuhnya.

Peran PTP Nonpetikemas dalam hal ini, ialah menerima dan membongkar muatan bauksit untuk diolah di SGAR Mempawah, Kalimantan Barat. Kemudian setelah bauksit diproses menjadi alumina, PTP Nonpetikemas bakal mengurus bongkar muat lagi untuk pengiriman ke Asahan, Sumatra Utara.

Untuk mengoptimalisasi dukungan Terminal Kijing terhadap proyek hilirisasi bauksit, PTP Nonpetikemas telah memindahkan alat-alat berat dari cabang-cabang PT Pelindo yang sebelumnya kurang diutilisasi.

"Mungkin utilisasinya kurang, kita relokasi ke sana (Terminal Kijing), ada yang dari Belawan, Dumai, Tanjung Intan Cilacap, Ciwandan, termasuk juga ada yang dari Tanjung Priok," sambung Indra.

Baca Juga: MIND ID Bidik Produksi Aluminium 900 Ribu Ton Per Tahun

Di samping bongkar muat, PTP Nonpetikemas juga mengambil peran dalam penanganan caustic soda sebagai salah satu bahan utama pengolahan bauksit menjadi alumina. Di Indonesia, Indra menyebut penanganan caustic soda sebelumnya hanya bisa dilakukan di Cilegon, Banten menggunakan pipa.

Tapi kali ini, PTP Nonpetikemas melakukan penanganan caustic soda tanpa menggunakan pipa. Artinya dari kapal, PTP Nonpetikemas langsung memindahkan caustic soda ke truk tangki, lalu diangkut ke smelter milik PT BAI.

"Kita bangun seperti ini, tim yang melakukan semuanya pakai baju hazmat, tidak boleh dibuka. Caustic soda ini apabila kita kena, tulang kita melepuh, bukan lagi kulit," tandas Indra Hidayat Sani.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar