13 Maret 2025
11:28 WIB
Pelindo Transformasi Pelabuhan Non-Petikemas Perkuat Sistem Logistik Nasional
Transformasi yang dilakukan sejak 2022 telah berbuah manis bagi kinerja SPMT dari berbagai aspek
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
Pekerja melakukan bongkar muat beras Bulog di pelabuhan Pelindo. Dok Pelindo Multi Terminal Group
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) lewat Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) yang bergerak di bidang pelayanan operasional non-petikemas bakal terus memperkuat sistem logistik nasional lewat transformasi yang sudah dijalankan sejak 2022 lalu.
Direktur Operasi SPMT Arif Rusman Yulianto menyebut, transformasi pelabuhan yang dilakukan mengacu pada enam prinsip. Yakni proses bisnis, Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi, infrastruktur, peralatan, hingga pada aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).
Arif menegaskan, pihaknya bakal memperluas proses transformasi yang dilakukan sejak 2022 itu. Transformasi pelabuhan, sambungnya, juga bakal dijalankan secara berkelanjutan.
"Proses transformasi pelabuhan yang dilakukan sejak akhir tahun 2022 dan akan terlus dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas pelabuhan dan memperpendek waktu singgah kapal (port stay)," ucap Arif dalam sesi media briefing di Jakarta, Rabu (12/3).
Baca Juga: Pelindo Catat Arus Peti Kemas Tembus 12,49 Juta TEUs Pada 2024
Proses transformasi disebut punya dampak positif bagi perusahaan. Pada aspek produktivitas bongkar muat komoditas curah kering, misalnya, terjadi peningkatan 51% dari 2.266 ton per kapal per hari (ship-per-day/T/S/D) tahun 2023 menjadi 1.499 T/S/D di Branch Jamrud Nilam Merah Surabaya.
"Produktivitas pelabuhan yang meningkat tersebut sejalan dengan menurunnya port stay di Branch Jamrud Nilam Mirah yang saat ini mencapai 50 jam, turun 8 jam dari yang sebelumnya mencapai 58 jam," paparnya.
Standardisasi dan sistemisasi pelabuhan yang notabene menjadi bagian dari proses transformasi pun turut berdampak pada tumbuhnya arus bongkar muat.
Pada 2024 lalu, tercatat arus bongkar muat komoditas pada kargo umum (general and bag cargo) berada di angka 30,25 juta ton/m3 atau tumbuh 19,5% jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Arus muatan barang curah kering seperti batu bara, bijih besi, gula, kedelai, dan lain sebagainya juga tercatat menyentuh angka 59,08 juta ton atau naik 7,15% secara tahunan.
"Sedangkan arus barang berupa kendaraan naik 21,63% dibandingkan capaian tahun 2023 menjadi 1,84 juta unit. Sementara untuk komoditas gas tahun 2024 mencapai 13,97 million british thermal unit (MMBTU), naik 5,86%," katanya.
Baca Juga: Lewat Transformasi, Pelindo Turunkan Durasi Port Stay Pelabuhan Sorong
Lebih lanjut, Arif menekankan pertumbuhan arus barang sekaligus menunjukkan efektivitas dari pengelolaan operasional yang kini telah tersentralisasi dan terstandardisasi pada setiap pelabuhan.
"Serta didukung dengan transformasi teknologi lewat penerapan Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOS-M), sehingga operasi terminal dilakukan dengan berbasis planning and control," sambungnya.
Karena itu, SPMT bakal terus meningkatkan layanan pelabuhan yang diharapkan bisa menciptakan ekosistem dan rantai logistik nasional lebih efisien.
Untuk saat ini, SPMT fokus pada modernisasi fasilitas terminal, penguatan kemitraan, dan penerapan teknologi sebagai kunci membentuk bisnis yang lebih kuat pada masa yang akan datang.
Karena itu, SPMT membuka luas peluang sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak untuk memodernisasi pelabuhan kelolaan.
"Dengan kemitraan tersebut akan mempercepat transformasi pelabuhan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi perekonomian nasional," tandas Arif.