c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

08 November 2025

15:26 WIB

Proyek Tambang Bawah Tanah MDKA Telan Investasi Hingga US$1,5 Miliar

Nilai investasi proyek tambang bawah tanah tembaga Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur, bakal menyentuh US$1,5 miliar. MDKA menyebut angka ini di luar investasi untuk pengembangan smelternya.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Proyek Tambang Bawah Tanah MDKA Telan Investasi Hingga US$1,5 Miliar</p>
<p id="isPasted">Proyek Tambang Bawah Tanah MDKA Telan Investasi Hingga US$1,5 Miliar</p>

Tambang Emas Tujuh Bukit milik Merdeka Copper Gold. Sumber/merdekacoppergold.com

BANYUWANGI - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memproyeksikan nilai investasi proyek tambang bawah tanah tembaga Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur, bakal menyentuh US$1,5 miliar. Angka ini di luar investasi untuk pengembangan smelternya.

Sebagai catatan, proyek yang digarap oleh anak usahanya PT Bumi Suksesindo (BSI) itu dimulai dengan nilai investasi sebesar US$200 juta pada 2018.

"Untuk Tujuh Bukit underground (bawah tanah) itu, perkiraan pengembangan bawah tanahnya dan lain-lain bisa memenuhi investasi US$1 miliar sampai US$1,5 miliar, belum termasuk smelter,” kata Head of Corporate Communications PT Merdeka Copper Gold Tbk Tom Malik saat lokakarya media di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (8/11), dikutip dari Antara.

Baca Juga: Resmi IPO, Saham EMAS Langsung ARA

Proyek bawah tanah Tujuh Bukit saat ini masih dalam fase praproduksi, dengan pengeboran baru dilakukan hanya pada permukaan.

Berdasarkan data Mineral Resources Estiamte (MRE) per Maret 2024, proyek ini mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas.

Untuk tahun ini, MDKA menargetkan produksi 100-110 ribu ounces emas dan 11-13 ribu ton tembaga.

Menurut Tom, proses produksi sejauh ini masih sesuai dengan target perusahaan, meski ia tak merinci realisasinya.

Secara paralel, MDKA menyiapkan transisi operasi Tambang Tujuh Bukit dari tambang terbuka menuju tambang bawah tanah.

Baca Juga: Naik 200%, Laba MDKA Tembus Rp933 Miliar Tahun 2024

Tom menyampaikan tambang terbuka Tujuh Bukit masih bisa beroperasi hingga 2030. Pihaknya mengupayakan agar transisi dapat berlangsung tanpa jeda.

"Kami harap bisa terjadi transisi langsung, tidak ada jeda. Tapi, belum keluar detailnya. Kami sedang feasibility study (studi kelayakan) untuk detailnya. Tahun ini mestinya selesai feasibility study-nya," jelas Tom.

Setelah studi kelayakan rampung, lanjut Tom, proyek akan masuk ke tahap konstruksi sebelum menuju ke fase produksi.

Berdasarkan hasil studi prakelayakan (pre-feasibility study/PFS) pada Mei 2023, saat puncak produksi, proyek Tembaga Tujuh Bukit diperkirakan mampu memproses 24 juta ton bijih tembaga per tahun untuk menghasilkan lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar